Special Part: Dari David Untuk Alfa

1.6K 60 2
                                    

Alfa pov

Hari ini adalah hari terakhir aku menjalani masa iddah ku. Selama dua bulan ini, aku senang karena Rilla tidak kehilangan sosok ayah, karena Mas Aldi selalu datang mengunjungi Rilla.

Perkiraanku yang menyangka Mas Aldi tidak mau tahu dengan keberadaan Rilla ternyata salah besar! Selama ini dia mencari keberadaanku dan Rilla.

Untuk kedua kalinya aku menjadi orang yang pengecut. Aku lari dari masalah.

Tapi memang aku akui, setelah pereraian itu aku merasa sangat sakit. Sehingga aku memutuskan untuk menetap di Surabaya bersama sepupuku. Dia dan suaminya lah yang memberi semangat untukku.

Sampai aku melahirkan Rilla yang ditemani oleh ayah,ibu dan Mbak Rahma.

Sedih memang melihat bayi Rilla yang lahir tanpa didampingi ayahnya. Bahkan yang mengadzani adalah kakeknya.

Setelah usia Rilla 3 tahun, dia mulai bertanya tentang ayahnya. Aku bingung mencari kata untuk menjelaskannya.

Hingga akhirnya, sosok David datang dalam kehidupanku dan Rilla. David mengetahui aku telah bercerai dari Aldi dan mencariku ke sini. Dia bertanya kepada ayah di mana keberadaanku dan ayah memberitahu keberadaanku. Alasannya karena David temanku.

Kehadiran David membuat Rilla sudah jarang bertanya tentang ayahnya. Rilla sering berceloteh ria menceritakan dirinya dengan David.

Aku akui, David memang menyayangi Rilla. Dia juga menyatakan perasaannya padaku. Tapi, jujur hatiku masih tertutup rapat. Apa yang dilihat dari seorang David dari diriku? Aku hanyalah seorang single parent.

Satu jawaban David yang begitu menggetarkan hatiku,

"Aku memilihmu karena agamamu"

Sungguh aku bergetar. Tapi aku begitu kukuh dengan pendirianku kala itu. Aku masih enggan menikah lagi. Ya! Trauma!

Hingga akhirnya saat usia Rilla empat tahun, dia kembali bertanya ayahnya. Aku hanya mengalihkan pembicaraan.

Puncaknya adalah saat penampilan Rilla di Hari Ayah begitu membuatku bergetar.

Aku perlahan mulai membuka hati untuk seorang David. Dan akhirnya aku bersedia menikah lagi.

Rilla bahagia, akupun bahagia. David lelaki yang baik. Walau David sering marah apabila terlalu lelah dan banyak fikiran.

Bukankah tak ada manusia yang sempurna? Aku menerima David apa adanya seperti halnya dia menerimaku.

Selama 6 bulan rumah tangga kami baik-baik saja. Sampai akhirnya Allah merenggut David dariku dan Rilla.

Kini suamiku telah bahagia di sana. Aku menghapus air mata yang keluar dengan sendirinya saat mengingat memori tentangnya.

Dering ponsel membuyarkan kagiatanku. Aku mencari ponsel yang sudah beberapa waktu terakhir ini ku abaikan.

Aku membuka laci meja riasku. Dan aku menemukan ponselku di sana. Saat aku mengambilnya, mataku menangkap sebuah amplop bewarna merah maroon.
Dering ponsel yang sempat membuyarkan lamunanku itu kini aku abaikan. Aku lebih tertarik pada amplop itu. Di luar amplop itu terlihat sebuah tulisan tangan yang sangat aku kenal.

Perlahan aku membukanya dan membaca isi dark amplop yang ternyata surat itu.

Dari David untuk Alfa

Assalamualaikum, istriku..
Aku tak pernah tahu kapan kamu akan membaca surat tak sampai ini.
Namanya saja surat tak sampai, jadi sudah pasti kamu tidak akan pernah membacanya.
Dan mungkin jika suatu saat nanti kamu membacanya aku sudah tak ada di sampingmu lagi.

AlfaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang