Telat

2.1K 291 18
                                    

°°°

Jinhwan berjalan masuk ke kampusnya dengan menghentak-hentakan kaki. Ia masih kesal dengan perlakuan sang Appa yang membentaknya tadi.

"Dasar orang tua jelek tidak sayang anak!" Sambil menendang batu krikil didepannya.

Dia -Jinhwan- bisa terbilang mempunyai badan yang mungil, bahkan lebih pendek dari Donghyuk, hal itu lah yang membuatnya menjadi sesosok pria keras didalam namun diluar sangat Imut.

Seperti sekarang, mungkin hatinya memang sedang dongkol atau marah, tapi siapapun yang melihat kelakuannya sekarang pasti akan berpikir sangat menggemaskan.

Bibirnya ditekuk kebawah."Donghyuk-ah, hyung mohon pulanglaah, aku tidak kuat jika seperti ini berlama-lama."

Tap. Sebuah tangan kekar bertengger di pundaknya.

"Ya Hyung! Kau kenapa?"

Ah shit! Umpatnya dalam hati.

Entah kenapa pagi ini orang disekelilingnya senang sekali membuat ia serangan jantung.

"Kau mau mati hah?" Jinhwan mengepalkan tangannya.

Pria bernama Junhoe ini tertawa kecil, ia sangat gemas dengan kakak tingkatannya .

Well, Junhoe seumuran dengan Donghyuk, dan satu universitas dengan Jinhwan. Junhoe masih di semester pertama, sedangkan Jinhwan di semester 4, karena ia telat masuk Universitas.

"Hyung, tidak baik teriak-teriak sendirian seperti tadi." Nasihat Junhoe.

Jinhwan terkekeh."Diam bocah, kau tidak tau seberapa kesalnya aku dengan Appa pagi ini. Bayangkan saja, aku dibentak sampai-sampai ia memukul pintu di belakangku, punya hak apa dia? Padahal dia tidak pernah peduli denganku dan Donghyuk! Kenapa dia tiba-tiba seperti orang kesetanan! Aku senang dia peduli tapi kau tau kan kalau aku sangat benci jika seseorang memben-" Jinhwan tersadar. "-tak ku....Mian."

Ia menatap Junhoe yang masih setia mendengarkan ocehannya di pagi hari. Tentu saja namja mungil ini tidak enak dengan Goo Junhoe, karena bisa-bisa ia merusak pagi namja disebelahnya hanya karena marah-marahnya yang tidak jelas.

"Tidak apa chagi.." Jawab Namja tinggi itu santai.

Well, Jinhwan dan Junhoe sudah sangat dekat walaupun baru kenal 5 bulan. Fisik Jinhwan yang imut membuat Junhoe betah untuk menggoda namja mungil itu dengan panggilan-panggilan sayang dan terkadang di iringi dengan sikap Junhoe layaknya kekasih.

Awalnya Jinhwan malu, namun makin kesini ia semakin menganggap itu lelucon belaka.

"Ya! Sana kau pergi ke kelas, ini sudah jam 8 lewat 15." Jinhwan mendorong pelan tubuh Namja yang sedang asik merangkulnya.

"Baiklah," Mengusap rambut Jinhwan, kemudian melangkah menjauh. "Jam 12 di cafe biasa!" Teriak Junhoe.

Jinhwan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Junhoe. Bagaimana bisa seorang yang seumuran dengan adiknya itu tampak lebih dewasa dibanding dia?

Junhoe tipe orang yang tidak gampang berbaur, ia hanya terbuka oleh Jinhwan dan 1 teman Yeoja mereka -Lisa-. Tapi entah kemana yeoja itu, tidak terlihat batang hidungnya, mungkin mereka telat.

Well, sebenarnya --Junhoe tampak lebih dewasa-- dapat di maklumi oleh semua orang. Terbalik dengan Jinhwan yang tidak mempunyai Eomma, Junhoe tak mempunyai Appa, ia terpaksa untuk bersikap seolah menjadi tulang punggung keluarga, dia harus dewasa. Walaupun Eommanya masih mempunyai pekerjaan yang cukup besar gajinya, tetap saja Junhoe tidak ingin merepotkan, sehingga ia tiap hari dari jam 5 sore sampai jam 11 malam, melakukan pekerjaan sampingan, sebagai salah satu waiters di cafe terbesar di Busan. Hebat bukan?

I know its Wrong (Binhwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang