Let You Go

1.5K 249 26
                                    

Ekhem, Haii!!\(>o<)/

Beef update yeay. Akhirnya bisa menyelasaikan part ini dengan lancar hap.

Ngomong-ngomong yaa'-' kalau ada yang mau tau cerita Donghyuk di Seoul, yuk liat aja di worknya beef, judulnya sweet cake, dan cerita Jinhwan yang lagi kabur ke Seoul bakal ada disitu juga loh(/^▽^)/.

Udah ah. Happy Readiing~~~

•••

"Pagi ahjussi.."

Sapaan itu Hanbin dapat setelah ia menginjak lantai dapur. Matanya mencari ke arah pemilik suara yang ternyata anaknya. Ia tersenyum kecut.

"Meledek huh?" Balas Hanbin, Sembari membuka kulkas.

Oh ayolah, bahkan ini sudah jam 11 siang. Sudah pasti ia meledek bapak tua ini.

Jinhwan mendengus. "Kenapa kau susah sekali di banguni sih appa?"

Ya, namja petit ini sedang kesal dengan sang Appa, pasalnya, Jinhwan mencoba membuatkan sesuatu yang special untuk sarapan Appanya, sayangnya, seseorang yang di specialkan Jinhwan itu bangun siang sehingga masakannya sudah dingin dan tak enak.

"Yaa, kauu.." Hanbin menggoyangkan telunjuknya yang mengarah ke sang Anak dan menyipitkan matanya. "Kenapa wajahmu ditekuk seperti itu?"

"Jawab pertanyaanku, orang tua." Ucap Jinhwan sedikit kurang ajar.

"Aku lelah," mengambil susu coklat kemudian meminumnya. "Jaga omongan mu." Hanbin duduk di sebelah Jinhwan.

"Lelah?" Namja petit itu tersenyum miring. "Bukan kah kau tak mempunyai pekerjaan di toko? Bahkaan karyawanmu sangat banyak."

"Jinan.. Ada beberapa pesanan yang tidak kau ketahui." Jawab Hanbin memijat pelipisnya.

Ia merasa pusing apabila Jinhwan, sudah mulai cerewet. Ia tau, bahkan yakin, anaknya ini sedang kesal karena ia tak memakan sarapan yang Jinhwan buat.

Tapi sungguh, akhir-akhir ini toko furniturenya sedang banyak pesanan kursi kayu.

Memang, Hanbin tidak pulaang larut malam seperti orang kebanyakan, tapi Hanbin tetap bergelut dengan kertas-kertas di kamarnya.

Karena, Jika Jinhwan melihat Hanbin tidur malam. Bisa-bisa anak sulungnya itu ikut tidur malam, dan Hanbin tidak menginginkan itu.

Ia tidak ingin, Jinhwan-nya sakit.

Namun sepertinya namja petit ini salah sangka dan terlalu kecewa.

"Apa yang Appa sebut pekerjaan? Menyuruh oraang bekerja? Huh" sindirnya.

Hanbin menatap Jinhwan tajam. "Jinhwan.."

Melirik. "Bukan kah kau orang tua manja yang punya seribu pegawai untuk pekerjakan? Kau tidak bisa sebut itu bekerja." Sarkastiknya

Brak!

Hanbin memukul meja dengan sedikit tenaga, membuat anak sulungnya terlonjak dan menatapnya kaget.

I know its Wrong (Binhwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang