Part - 2

142 7 1
                                    


Reva Pov

Setelah makan malam itu selesai, tuan besar memintaku untuk jalan2 bersama Revan. Revan memilih taman belakang untuk kami singgahi saat ini. Revan adalah pria dewasa yang sudah berusia 33 Tahun. Sedangkan usiaku saat ini akan memasuki 17th, perbedaan usia yang cukup jauh tapi tidak terlihat karena Revan memiliki tubuh atletis dan tinggi akupun juga memiliki postur tubuh tinggi dan lumayan berisi jadi aku masih pantas jika bersanding dengan Revan, untungnya aku dikaruinia wajah cantik bak bidadari (Kata ayahku sih..) jadi aku masih percaya diri jika bersanding dengan Revan.

Sedikit yang aku tau lagi tentang Revan adalah dulu dia sempat akan menikah sampai pada akhirnya tunangannya memutuskan untuk menikah dengan pria lain yang jauh lebih kaya katanya, sejak saat itulah Revan tidak pernah mengenalkan 1 wanitapun kepada tuan besar, itu sebabnya Revan menjadi pria yang sangat dingin pada wanita. Tuan besar selalu bilang kalau Revan sangat membenci orang yang membahas masa lalunya, bahkan menyebut nama wanita itupun ia sudah tidak mau lagi. Jadi tuan besar ingin agar aku tidak membahas tentang wanita itu pada Revan.

Sekarang aku dan Revan sedang duduk berdua ditaman tidak ada obrolan apapun diantara kami. Aku sangat canggung, aku harus memanggilnya Revan atau tuan muda?

"Emhh Tuan muda, apa kau ingin meminum sesuatu?"

"Tidak".

"Apa kau ingin kita kembali kedalam?"

"Kalau kau mau, masuklah duluan. Aku mau disini".

Ya Tuhan benar2 dingin sikapnya, aku harus kemana sekarang? Ke empang?? Ia enaknya nyelup ke empang nih kalo dikacangin sm cowok kayak gini. Aku melangkah perlahan menjauh darinya..

"Reva, duduk disini". Ucapnya sambil memberikan tempat duduk disisinya.

Oh tidak tidak jangan disampingmu, suara degup jantungku akan sangat terdengar jika aku didekatmu.

"Duduk disini Reva". Ucapnya dengan penekanan disetiap katanya.

"Ia Tuan muda maaf".

"Kau hobi melamun?"

"Ehh tidak juga". Jawabku canggung.

"Dengar, kau tau sebentar lagi kita akan menikah. Jangan panggil aku tuan muda. Mulai sekarang panggil aku Revan. Paham?"

"Ya".

"Satu hal lagi, setelah menikah aku akan lakukan kewajibanku padamu dari mulai menafkahimu dan pendidikanmu. Aku harap kaupun mampu menjalankan tugasmu sebagai seorang istri".

"Ya aku mengerti". Termasuk tidur denganmu ???? Melayanimu daaaannn ... Ya Tuhan apa yang aku pikirkan ??

"Melamun lagi?"

"Maaf".

"Aku tidak akan mengabaikan tugasku sebagai suami tapi satu hal yang terpenting. Jangan pernah berharap aku akan mencintaimu, karena rasa cintaku sudah ku kubur dalam2 bersama dengan masa laluku dan kisah cintaku".

Apaaaa ???? Lalu untuk apa pernikahan ini jika tidak ada rasa cinta di dalamnya ?? Bagai tertimpa batu aku mendengar ucapannya.

"Apa kau paham?"

"Lalu apa tujuanmu menikah?"

"Tujuan?? Kau pikir untuk apa? Aku tidak punya misi apapun. Jangan pernah berpikir aku menikah demi mendapatkan harta papa. Harta telah aku miliki, dengan aku menikah atau tidak harta tetap jadi milikku. Aku menikah karena Papaku selalu memintaku untuk menikah".

"Lalu kenapa kau tidak menikah sejak dulu?"

Revan diam dan menatapku, pandangannya sangat tajam. Ya Tuhan aku salah bicara...

Will You Marry Me???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang