Part - 3

137 8 1
                                    

Revan Pov

R E V A  ... Nama yang hampir sama denganku. Sahabatku bilang dia adalah jodohku. Ya memang ternyata aku memang menikah dengannya, tapi bagiku pernikahan ini sama sekali tidak ada artinya. Aku menikahi wanita yang tidak memiliki tempat dihatiku, dia sama sekali tidak spesial untukku. Dia lumayan cantik, dia sexy seandainya dia sadar akan hal itu .. Dia juga lugu dan polos.

Ada satu hal yang membuatku bangga menjadikannya istriku, aku yakin dia masih 'perawan'. Berbeda denganku yang sudah sering melakukannya dengan banyak wanita setelah wanita itu meninggalkanku. Dia Alexa, wanita yang sampai saat ini masih menjadi ratu dihatiku, aku memang sangat membencinya tapi tidak bisa aku pungkiri aku masih sangat mencintainya. Aku tidak menyangka kalau dia adalah orang yang akan melukai hatiku sampai separah ini.

Hadirnya Reva bukan berarti membuatku berhenti mencintai Alexa. Reva memang istriku tapi dia bukan wanita yang aku cintai, kenapa pernikahan ini bisa terjadi?? Itu karena memang aku sudah tidak peduli lagi dengan siapa aku menikah. Bagiku pernikahan hanyalah sebuah status bukan sebuah hubungan yang harus aku bina.

Soal Reva, entahlah dia mencintaiku atau tidak aku tidak peduli. Walau aku tau dia mengagumiku sejak awal kami bertemu. Aku sangat ingat wajah bodohnya saat pertama kali dia melihatku, wanita yang lucu tapi maaf Reva aku tidak bisa mencintaimu.

Awalnya dia terlihat antusias dengan rencana perjodohanku dengannya, tapi setelah aku katakan kalau aku tidak bisa mencintainya ia jadi berubah. Dia terlihat murung, apa dia mencintaiku ??? Entahlah, aku tidak peduli.

Saat ini aku sedang bersiap menuju kantor, aku keluar kamar dan kulihat Reva sedang menata makanan di meja makan.

"Kau mau kemana?" Tanyanya saat melihatku keluar kamar, pertanyaan yang bodoh menurutku.

"Kau pikir aku mau kemana dengan kemeja, jas dan tas kerjaku?"

"Kau tidak ambil cuti?"

"Cuti? Untuk apa?"

"Bukankah setiap orang yang menikah dia akan ambil cuti?"

"Ohh Tuhan Reva, kenapa kau bertingkah seakan pernikahan ini adalah pernikahan yang istimewa?" Jawabku dengan nada yang lumayan tinggi, kulihat ia terkejut dengan sikapku.

"Maafkan aku". Ucapnya sambil berlari menuju kamar. Bagusss sekarang dia menangis, ada apa dengannya? Kenapa dia bertingkah seolah ini adalah pernikahan yang aku inginkan.

Siall dia membuat hariku diawali dengan buruk, hancur sudah moodku hari ini. Aku duduk dimeja makan dan memakan makanan yang tadi dia siapkan untukku. Setelah selesai aku berangkat ke kantor, selama dikantor aku selalu memikirkan Reva. Apa aku sangat keterlaluan sampai membuat dia menangis? Dia masih sangat kecil, usianya saja belum menginjak 17th.

Mungkin aku akan mengajaknya mencari universitas terdekat besok, anggap saja ini sebagai ungkapan penyesalanku karena membuatnya menangis dihari kedua pernikahan kami. Sesampainya dirumah aku lihat dia sedang memasak. Dia menghampiriku dan mencium tanganku, aku tertegun dengan perlakuannya. Baru kali ini ada wanita yang mencium tanganku.

Dia memberikan aku secangkir teh hangat dan menyiapkan camilan untukku. Kulihat sudah tersedia berbagai macam masakan untuk makan malam. Dia pergi kekamar akupun segera memanggilnya.

"Reva".

"Ya?" Dia menghampiriku..

"Kau sudah makan?"

"Belum".

"Lalu kenapa tidak menemaniku disini?"

"Tadinya aku biarkan kamu makan duluan nanti sisanya baru aku makan".

Will You Marry Me???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang