Reva pov
Revan memahami kegelisahanku, sejak tau Alexa hamil aku benar2 khawatir kalau Revan akan melupakanku. Katakan kalau aku iri pada Alexa, karena itu memang benar. Aku sangat iri pada Alexa. Pernikahan kami hanya terpaut 2 bulan kurang lebihnya tapi dia lebih dulu hamil daripada aku.
"Ada apa Reva? Apa ada masalah?" Tanya Revan padaku.
"Tidak, hanya sajaaaa".
"Apa ini ada hubungannya dengan kehamilan Alexa?"
"Ya, sedikit".
"Kenapa? Kau tidak bahagia?"
Pertanyaan macam apa itu, tentu aku tidak bahagia. Memangnya dia siapa sampai aku harus ikut berbahagia dengan kehamilannya. Dia hanya wanita perusak rumah tangga orang,..
"Reva, ada apa?"
"Tidak ada apa2, hanya saja aku sudah lama ingin sekali mengandung. Sudah hampir 1th kita menikah tapi aku belum hamil juga. Sedangkan Alexa saja sudah hamil. Bagaimana kalau ternyata aku tidak bisa hamil?"
"Ya Tuhan Reva, jangan berpikir macam2. Seandainya kau tidak bisa hamilpun kita sudah punya anak dari Alexa".
"Itu tidak sama Revan, dia bukan anakku, dia anak Alexa dan kamu".
"Oohh jadi kamu gak akan menyayangi anakku dari Alexa?"
"Bukan itu maksudku Revan".
"Kenapa hatimu sempit sekali? Apa tidak bisa kamu anggap anak Alexa adalah anakmu juga? Alexa juga istriku sama sepertimu. Anak yang dikandung Alexa adalah anak kandungku".
"Kau tidak akan pernah mengerti Revan". Ucapku tanpa bisa menahan air mataku.
"Ya kau benar, kenyataannya aku memang tidak mengerti jalan pikiranmu".
"Kau tidak berada diposisiku Revan".
"Masalah ada padamu Reva, maaf aku tidak mengerti pikiranmu". Ucap Revan sambil berlalu dari hadapanku.
Kenapa dia tidak pernah mengerti perasaanku, kenapa disaat seperti ini dia malah menambah kesedihanku, bukannya meredakan emosiku.
Sudah ku katakan kalau aku iri pada Alexa kan? Kenapa aku tidak bisa hamil? Aku hanya bisa menangis di dalam kamar. Sebenarnya aku mau pura2 bahagia dan bersikap biasa saja.
Tapi air mata ini tidak mau berhenti. Kenapa tidak bisa diajak kompromi sih ni air mata .. akhirnya aku terlelap dalam tangisan, aku ngantuk tapi aku lebih suka menangis malam ini sampai akhirnya aku terbuai di alam mimpi.
Tiba2 aku mendengar Revan membangunkanku. Apa ini sudah pagi?
"Reva, kau baik2 saja?" Tanya nya sambil memegang keningku.
Aku mengerjapkan mata dan duduk untuk menetralkan kantukku.
"Matamu sembab, menangis semalaman?" Tanya Revan lagi.
"Ahh maafkan aku". Jawabku sambil menundukkan kepalaku.
"Maafkan aku Reva, seharusnya semalam aku tidak perlu marah seperti itu. Kau tau, aku yakin sebentar lagi akan ada bayi mungil di dalam sini". Ucap Revan sambil memegang perutku.
"Jangan menghiburku Revan".
"Tentu saja tidak, ini bukan sekadar menghiburmu. Aku yakin itu, asalkan kita harus sering2 berusaha membuatnya". Ucap Revan sambil mengedipkan sebelah matanya membuat wajahku merah saat mendengar ucapan nakalnya.
"Mesum".
"Gapapa kan mesumnya sama istri sendiri".
Aku tersenyum mendengarnya, Revan memelukku dan mencium keningku.
![](https://img.wattpad.com/cover/73268799-288-k609215.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Marry Me???
عاطفيةNamaku Reva Zavina, aku tinggal bersama ayahku, satu2nya keluarga yang aku miliki didunia ini. Aku sangat mencintai dan menyayangi ayahku, setelah ibu meninggal ayah membiayai segala keperluanku dengan jerih payahnya. Ayah bekerja sebagai tukang ke...