Part - 5

144 7 1
                                    

Revan Pov

Apa yang dibicarakan gadis kecil itu pada ayahnya? Lama sekali dia dirumah ayahnya. Apa dia membicarakanku? Apa dia cerita semua tentang aku? Rasa penasaran terus menghantuiku sejak tadi.

"Kau merindukan istri kecilmu itu?" Tanya papa padaku.

"Tidak, dia kan ada disini buat apa aku merindukannya?"

"Papa perhatikan pandanganmu tidak lepas dari rumah ayahnya, kenapa tidak kau hampiri saja dia?"

"Siapa bilang, aku disini duduk menikmati teh hangat. Papa mau??"

"Revaan Reevaan .. kau pikir kau bisa membodohi papa?"

Aku hanya tersenyum mendengar ucapan papa.

"Apa kau sudah bisa mencintainya?"

"Ummhh entahlah, dia gadis yang baik. Dia juga gadis yang mandiri".

"Lalu??"

"Aku masih mencobanya pah".

"Jadi kau belum menyentuhnya?"

Aku menggelengkan kepalaku sebagai jawabannya.

"Lalu apa yang Reva katakan untuk hal itu?"

"Tidak ada, dia mengerti".

"Jangan terlalu lama nak, sebaiknya kau melakukan pendekatan lebih jauh lagi. Berusahalah memiliki keturunan, biasanya hadirnya buah hati membuat hubungan semakin erat".

"Aku akan berusaha, semoga itu tidak lama lagi".

"Pantas saja dia seakan memiliki tekanan setelah menikah denganmu. Ternyata anakku ini tidak mau menyentuhnya sama sekali".

"Yang benar? Memang terlihat dari mana?"

"Hahahaha tidak Revan papa hanya bercanda. Tapi saat itu dia menangis sangat lama di tlp".

"Itu karena dia anak manja, tidak bisa jauh dari ayahnya". Ucapku mencibirnya.

"Ya, dia masih berusia 16th".

"Tidak mungkin pah, dia sudah 17th".

"Dia itu sekolah 1th lebih dulu. 1 minggu lagi dia baru genap berusia 17th. Kalian beda 16th jadi wajar kalau sikapnya jauh berbeda denganmu".

Aku hanya tersenyum mendengarny, aku memutuskan untuk kerumah ayahnya dengan alasan ingin membawanya pulang.

"Aku akan memanggilnya, sudah sore aku akan membawanya pulang".

"Oh ya baiklah papa tunggu disini".

Aku menuju rumah ayahnya dan mencoba mengetuk pintunya tapi tidak ada yang membuka pintunya, tapi pintunya tidak dikunci. Aku memutuskan untuk masuk kedalam dan aku melihat tuan Rendra sedang menyiapkan makanan di dapur.

"Permisi, Tuan Rendra". Sapaku memanggil ayahnya.

"Ohh tuan muda masuk nak". Ajak ttuan Rendra padaku.

"Aku ingin pamit pulang, dimana Reva?"

"Ohh sudah mau pulang ya? Reva sedang tidur. Biar ayah bangunkan ya".

Ayah??? Jadi aku harus memanggilmu ayah??? Baiklah tidak masalah.

"Tidak usah dibangunkan, aku akan menunggu diluar".

"Ohh ia ia, oh ya tuan muda apa kau tidak mau mencicipi kue buatan Reva?"

"Kue? Reva yang buat?"

"Ya, dia sangat pandai memasak dan membuat kue".

Ya aku percaya, karena memang masakannya sangat lezat.

Will You Marry Me???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang