Part - 8

225 5 0
                                    

Revan Pov

Sejak kejadian makan malam itu Reva terus jaga jarak denganku. Akupun diam tanpa berusaha memperbaikinya lebih dulu. Sudah kutegaskan sejak awal sebaiknya tidak usah memakai perasaan karena itu menyakitkan untuknya, tapi dia bersikeras tetap berada disisiku, apa ini salahku ???

Aku akan berangkat ke kantor, Reva sedang menyiapkan sarapan untukku, sekarang saatnya aku yang mendiamkanmu Reva.. Kau pikir kau siapa?? Seenaknya mendiamkanku.

"Revan, tidak sarapan?" Tanya nya saat melihatku melewatinya begitu saja.

"Aku tidak lapar". Aku segera pergi tanpa menoleh ke arahnya.

***

"Revan, aku melihat Alexa". 

Apaaaa Alexa ??? Vanesha memberikan kabar itu untukku membuat mood ku kembali naik 80% sekarang..

"Jangan main-main dengan ucapanmu Vanesha".

"Sumpaaahhh aku bertemu dengannya di toko roti. Dia tinggal di Jl. Boulevard".

"Kau tidak berbohong?"

"Tidak".

Aku segera pergi dan mencarinya, tunggu hanya nama jalan yang dia beri tahu.

"Vanesha beri aku alamat yang lengkap".

Dia hanya tersenyum seperti iblis, pasti dia akan meminta sesuatu yang menjijikkan lagi, setiap dia merindukanku dia selalu berusaha mencari informasi yang mampu menarik perhatianku dan untuk mendapatkan informasi itu aku harus bercinta dengannya minimal menciumnya.

"Kau tau aturannya bukan?" Ucapnya dengan seringai di wajahnya.

"Aku tidak akan mau bercinta denganmu Vanesha".

"Kenapa?"

"Berhentilah memperlakukanku seperti budak seks mu".

"Aku tidak pernah menanggapmu seperti itu".

"Keluar dari ruanganku".

"Tapi Revan akuuu.." Aku segera mendorongnya keluar dan mengunci pintunya. Aku menyandarkan diriku di kursi sampai akhirnya aku menerima tlp dari asisten rumah tangga di apartemenku.

"Tuan Nyonya Reva jatuh dari tangga".

"Apa?? Kenapa bisa jatuh?"

"Entahlah, apa Tuan bisa kembali kesini?"

"Ya tunggu aku 15 menit lagi".

Ada-ada saja wanita ini, aku sangat geram dibuatnya.

***

"Kenapa bisa jatuh Reva?"

"Aku sedang ingin mengganti gorden yang di depan lalu aku mengambil tangga dan menaikinya tapi sepertinya aku kurang kuat memasangnya jadi tidak kuat menahan berat badanku".

"Apa kau sedang berusaha mencari perhatianku?"

"Apa??? Tidak". Jawabnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kalau hanya seperti ini kenapa harus sampai meneleponku?"

"Aku sudah melarangnya, aku bahkan tidak tau kalau Bibi Laura tetap menghubungimu".

Aku membantunya berdiri dan membawanya ke kamar. Aku merebahkannya dan dia menagis.

"Kenapa?"

"Tidak, hanya sedikit sakit".

"Sudahlah aku akan kembali ke kantor. Buang2 waktu saja".

"Revan, maafkan aku".

"Untuk apa?"

Will You Marry Me???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang