Chapter 6

5.2K 578 193
                                    

Mereka berjalan melewati jalan setapak dalam sunyi dan Illa mendengar sebuah kalimat terputar ulang di kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berjalan melewati jalan setapak dalam sunyi dan Illa mendengar sebuah kalimat terputar ulang di kepalanya.

"Tidak ada manusia yang melihat Maut dan tetap hidup."

Illa memandangi wajah gurunya selagi mereka terus berjalan. Apakah itu berarti gurunya bukan manusia?

Illa terbangun ketika sinar matahari mengenai mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Illa terbangun ketika sinar matahari mengenai mata. Dia berusaha membalikkan badan untuk menghindari namun sebuah suara memanggilnya lembut, "Illa, bangun."

Goncangan di bahu membuat kantuknya menghilang. Dia membuka mata dan menyadari ada wajah seseorang melihatnya, wajah seorang gadis, bermata hijau dan berambut coklat sebahu. Perlu waktu untuknya mengumpulkan kesadaran dan perlahan mengingat apa yang terjadi.

"Ayo kita berangkat."

Illa memandang gadis itu linglung. Kepalanya masih terasa diselimuti awan.

"Hah?"

Sang guru menahan senyum sambil menawarkan kain lembab lalu mengacak rambut hitam anak itu, membuat kesadarannya pulih. "Ke rumah bangsawan yang kamu curi kalungnya," ucapnya seraya menaikkan tudung jubah.

Illa mengelap mukanya dengan kain berwarna kelabu itu--ada sisa wangi sabun di sana-- dan tersentak ketika gadis itu berbicara.

Gurunya kembali tertawa melihat wajah Illa. "Setelah kemarin membeli baju dan perlengkapan untukmu, hari ini kita kembali ke bisnis."

"Tapi, Guru!" Illa berusaha protes. Gadis itu berjalan keluar membuat Illa tidak punya kesempatan untuk berbicara lebih banyak. Dia segera meraih jubah baru miliknya dan mengikuti langkah cepat sang guru.

"Mereka meminta bantuan untuk mengatasi kejadian aneh di kastil tua tak jauh dari sini. Itulah alasan aku datang ke kota ini," jawabnya sambil terus berjalan keluar dari penginapan. Illa terpaksa mengikutinya sambil setengah berlari, berusaha mengejar.

Anak itu mengerucutkan bibir. Dia kesal dipaksa-paksa tapi rasa ingin tahunya membuat dia bertanya, "Kejadian apa?"

Gurunya menghela napas sebelum menjawab. "Setiap bulan, pelayan di rumah mereka menghilang dan setiap malam selama hampir setahun terdengar jeritan dari ruang bawah tanah." Pandangan gadis itu menerawang jauh. "Beberapa bulan lalu, mereka menyewa beberapa mercenary untuk menyelidikinya dan masuk ke sana tapi tidak ada yang kembali."

[Sudah Terbit] I'mmortal Series: Reminiscentiam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang