Chapter 20

2.7K 344 167
                                    

"Apakah James akan bahagia jika tahu bahwa ayahnya mati sebagai seorang Soul Eater?" tanya gadis itu lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah James akan bahagia jika tahu bahwa ayahnya mati sebagai seorang Soul Eater?" tanya gadis itu lagi. Matanya datar. Namun ada banyak hal yang tersirat di sana, membuat Illa tahu ini bukan pertama kalinya dia menyembunyikan kebenaran. Dia tersenyum dingin lagi. "Ada banyak hal yang lebih baik disimpan sendiri, Illa. Kamu harus belajar untuk diam. Beberapa rahasia lebih baik kamu bawa hingga mati."

Genggaman tangan Illa terlepas karena terkejut, ini bukan pertama kalinya sang guru mengunci kebenaran di dalam dirinya. Gadis itu membalikkan badan, membawa pergi ribuan rahasia yang telah dia simpan. Punggung kecil itu menjauh, tampak tegar bersama dengan beban yang dia pikul. Illa melihat sosok gurunya hilang di tengah lorong batu, meninggalkan hanya dirinya di sana, terdiam di antara tembok-tembok yang berdiri sunyi.

 Illa melihat sosok gurunya hilang di tengah lorong batu, meninggalkan hanya dirinya di sana, terdiam di antara tembok-tembok yang berdiri sunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan musim panas mengguyur Inggris pada malam lembab itu. Kilat dan guntur bersahutan di luar jendela berlapis kaca patri dan terdengar derak kayu yang berjuang agar tetap berada di tempatnya di tengah deraan angin, melakukan tugasnya agar kamar berdekorasi manis itu tidak terkena air hujan. Beberapa kandil lilin dari perak menghiasi ujung-ujung ruangan, memberikan penerangan redup. Bahkan dengan seluruh jendela tertutup, masih saja ada angin dingin yang menyusup masuk, menggoyangkan lidah api, membuat bayangan ikut menari.

"Illa, aku takut ...."

Suara cicitan itu membuat Illa menoleh dari derasnya hujan ke arah seorang gadis yang terbaring di atas tempat tidur berseprai putih berenda. Matanya bengkak karena beberapa hari terakhir dia habiskan hanya untuk menangis, baju tidur berwarna merah mudanya kusut karena sering diremas ketika dia bermimpi buruk, hingga James Jr., Harold dan Illa sepakat untuk bergantian menjagai Catharine.

Illa tersenyum lembut sebelum menepuk-nepuk rambut gadis itu untuk menenangkan. "Tidak apa-apa, ada aku di sini."

"Di mana Harold dan James?" tanya gadis itu menaikkan selimut ke dagunya, bersembunyi dari malam.

"Mereka akan segera datang."

"Tetap di sini, ya?"

Illa mengangguk. "Istirahatlah, besok kita semua harus bangun lebih awal untuk pema--"

[Sudah Terbit] I'mmortal Series: Reminiscentiam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang