6. You Are Not Alone

1.4K 162 14
                                    

Nara dan Hani akhirnya menghentikan langkah mereka di sebuah koridor sepi yang berada di samping kiri gedung.

"Berikan kami uang,"

Ujar Hani santai.

"Apa?"

"Kenapa heran begitu? Kau pikir setelah debut kau sudah bisa lepas dari kami? Naif sekali,"

Perciknya membuat Nayeon mengernyit lalu tersenyum tidak percaya,

"Jangan tolol! Kau yang terlalu naif karena berpikir aku masih ingin berada di dekat orang menyedihkan seperti kalian. Kalau kau berpikir begitu lalu untuk apa aku bekerja sekeras ini?"

Nara membuang napas kasar,

"Barusan kau bertanya pada kami? Kau bercanda? Kau benar-benar ingin kami menjawabnya?!"

"Apa?"

Nara lalu mendekat dan membelai rambut Nayeon perlahan,

"Im Nayeon yang terlahir cantik..dan menyedihkan. Kita semua sudah tau tentang kakakmu yang sudah melarikan diri dan meninggalkan banyak hutang. Siapa lagi sih yang mau kau bodohi? Fans? Kita lihat saja apa mereka masih bertahan setelah semuanya tersebar,"

Hani pun mendekat sambil mengelus pelan bahu gadis itu, bahunya terasa bergetar, tak tahu berapa lama lagi Ia bisa bertahan.

"Kau sungguh menyedihkan! Kalau aku jadi kau aku lebih baik mati daripada harus hidup dililit hutang seperti kau dan keluargamu, kau pikir semuanya akan selesai dengan kau memulai debut? Aku bahkan melihat grup tololmu itu akan bubar karena keegoisan orang-orang sepertimu!"

Nayeon sungguh terguncang, Ia merasa semua yang dikatakan mereka benar, Ia merasa tak memiliki sedikit celah pun untuk mengelak. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya selain deru napas yang keluar tidak beraturan.

Lalu tiba-tiba saja Hani dan Nara berjalan mundur perlahan, matanya seperti menangkap sesuatu yang menakutkan dari belakang Nayeon. Nayeon tidak peduli lagi kalaupun ada hantu yang akan menakutinya. Hatinya dipenuhi kebencian dan amarah yang tidak bisa diredam.

Tanpa ragu ditariknya high sneakers berwarna putih susu yang sedang membalut kaki kanannya. Begitu terlepas dengan mudah, dengan gerakan mantap diayunkannya sepatu itu di atas kepalanya hingga terasa ada yang menarik erat pergelangan tangan kecilnya hingga membuatnya mengerang kecil dan menjatuhkan sepatu itu ke lantai.

"Kalau ada yang melihat, kau bisa kena masalah!"

Bisik suara dari belakang telinganya.

Nayeon cukup terusik namun matanya tidak bisa berhenti menatap kesal ke arah Nari dan Hana hingga punggung mereka menghilang.

Lalu Nayeon memindahkan pandangan kesalnya ke arah orang di belakangnya.

"Sunbae, apa yang kau lakukan?!"

Nayeon berteriak marah, Ia tidak peduli kalaupun yang berdiri di depannya adalah seorang D.O.

"Im Nayeon!"

D.O mengikuti langkah kaki Nayeon yang dipercepat, gadis itu bahkan membiarkan kakinya berjalan dengan sepatu sebelah tanpa menoleh sedikit pun.

TT

Jihyo sedang memainkan kukunya gemas saat seseorang menghampirinya dengan napas berderu. Laki-laki itu melihat sekilas ke ruang latihan mereka yang sepi, sepertinya anggota lain sedang pergi dan 'kebetulan' sekali hanya Jihyo yang berdiri disini.

"Kau Jihyo, kan?"

Jihyo mengangguk mantap lalu menunduk 90 derajat.

"Sunbaenim, annyeonghaseyo!"

"Aku Sehun, Oh Se Hun"

Laki-laki di depannya tersenyum singkat seolah tidak sabar melanjutkan kata-kata berikutnya.

"Ya, aku tahu, sunbaenim."

Jihyo menyelipkan poninya gugup, Ia benci terlibat percakapan canggung begini di saat keadannya setegang sekarang.

"Maaf ya, tapi aku langsung ke intinya saja. Apa kau kebetulan melihat Kyung..bukan, maksudku D.O? Apa kau tau wajah member Exo?"

"Tentu saja aku tau wajahnya tapi..tidak, aku tidak melihatnya hari ini,"

Jiho menunjukkan wajah menyesal yang membuat Sehun menghela napas.

"..maaf aku tidak bisa membantu, karena sekarang kami juga sedang mencari Nayeon. Dia belum kembali sejak setengah jam yang lalu,"

"Benarkah?"

Sehun menunjukkan ekspresi tidak percaya. Bagaimana mungkin mereka bisa menghilang di waktu yang bersamaan?

"..ma, maksudku, tidak, aku tidak bermaksud D.O sunbae menemui atau mengajak Nayeon pergi. Aku yakin Nayeon sedang menemui dua orang temannya di sekitar sini, maksudku.."

Sehun meletakkan tangannya di bahu Jihyo sambil tersenyum tipis.

"Tidak, aku mengerti maksudmu. Aku dan anak-anak lain akan mencari mereka, kau juga bisa hubungi aku kalau kau menemukan D.O. Kau mengerti?"

Jihyo mengangguk ragu dan menyerahkan poselnya.

Sehun mengembalikan ponsel ke tangan gadis itu setelah mengetik beberapa detik.

"Kalau begitu aku duluan, jangan pergi sebelum kalian menemukan Nayeon!"

"Baik, sunbaenim"

"Dan juga.. panggil saja aku Sehun,"

Sehun tersenyum samar lalu berlari cepat, sangat cepat sampai Jihyo berpikir dia akan tersungkur atau menabrak sesuatu. Semoga saja tidak, Jihyo berharap dalam hati.

                                   TT

D.O akhirnya menemukan gadis itu di atap. Tubuhnya yang hanya dibalut sweater ringan dibawah hujan salju saat itu pun sudah kelihatan memerah, terutama telapak kakinya yang telanjang tenggelam di tumpukan salju.

"Kau akan terus berdiri disini dengan pakaian tipis begitu?"

Nayeon hanya berjalan menjauh saat tahu D.O di sampingnya. Dari samping, D.O bahkan tidak bisa melihat wajahnya karena tertutup helaian rambut merahnya.

"Hey,"

Nayeon seolah tidak mendengar dan berusaha menjauh setiap kali D.O berhasil mendekatinya.

"Hey, Im Nayeon!"

D.O akhirnya berhasil menarik erat pergelangan tangan gadis itu dan membuat wajah mereka berhadapan.

Ia melihat buliran air bening yang mengalir perlahan di wajahnya yang mulus. Nayeon kemudian memalingkan lalu menundukkan wajahnya.

"Sungguh menyedihkan,"

D.O mendengarnya meski Nayeon mengatakannya begitu lirih. Ia begitu canggung saat menyadari tangannya mengenggam erat tangan Nayeon.

Dilepaskannya pegangan tangannya lalu badannya mulai menunduk di depan Nayeon. Tangan hangat D.O kemudian menyentuh pelan punggung kaki Nayeon dan menuntun kakinya untuk kembali memakai sepatunya agar tidak kedinginan. Nayeon mulai berhenti menangis dan keadaannya tidak bisa lebih canggung dari sekarang.

Just A Fangirl?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang