24. Save Me

830 84 19
                                    

Waktu sudah hampir menunjukkan pukul setengah satu pagi saat Chanyeol, Jiyeon, Nayeon, Jisoo dan D.o berjalan beriringan untuk kembali ke hotel.
Kelimanya minum-minum dan menghabiskan santapan malam ini tanpa sisa. Syukurlah mereka masih memiliki sisa tenaga untuk berjalan lurus saat perjalanan pulang.

"Aku tidak ingin pulang."
Rengek Nayeon saat kakinya sudah terseret sejauh 200 meter.

"Kenapa?"
Tanya D.o menatap lekat Nayeon yang berdiri cukup jauh darinya.

"Geunyang."

Jiyeon menunjuk wajah Nayeon yang berjalan disisinya.
"Dia memang suka bicara tidak jelas saat mabuk."

D.o tidak merespon. Ini sudah dilakukannya sejak beberapa jam yang lalu sejak Jiyeon mengatakan Ia menyukai D.o saat mereka bermain Truth or Dare. Suasana hatinya memburuk saat gadis itu mulai mabuk lalu meracau tentang perasaannya dan berhasil merusak suasana. Nayeon bahkan terlihat mulai menghindari kontak mata dengannya sejak itu.

"Aku ingin ke toilet."
Bisik Jisoo. Ia masih cukup sadar untuk mengenali hotel tempat mereka menginap lalu jalan mendahului memasuki pintu hotel.

Kelimanya setuju dan memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing. Para gadis langsung menuju toilet di lantai dasar sementara kedua cowok tampan berjalan memasuki pintu lift bersisian.

Rasanya mulai aneh saat di lift. Bau alkohol menguar dan keduanya tidak mampu berdiri tegap. Siapapun yang melihat mereka berdua di dalam lift pastinya mengira mereka sepasang kekasih gay yang sengaja menginap di hotel untuk 'bersenang-senang'.

Keduanya akhirnya berhasil sampai di kamar hotel dan merebahkan diri asal di atas ranjang berukuran king size dengan sprei putih. Chanyeol langsung jatuh tertidur dalam hitungan detik begitu kepalanya menyentuh bantal.

Sementara D.o masih berusaha keras menatap layar ponselnya yang terlihat berbayang lalu mengetikkan huruf demi huruf dengan sisa tenaganya.

Pesan itu masuk ke ponsel Nayeon saat Ia dan kedua gadis lainnya tengah bertahan bertumpu di dinding lift. Dengan kepala yang berdenyut, matanya dibuka lebar demi membaca pesan singkat yang barusan D.o kirimkan.

Kyungsoo Oppa
Kenakan baju hangatmu dan pergilah ke taman 30 menit lagi. Ada yang ingin kubicarakan.

Nayeon menatap kedua gadis di depannya satu-persatu. Ia tidak ingin ada yang membaca pesan singkatnya, terutama Jiyeon. Apalagi nama kontak D.o yang baru-baru ini diubahnya. Ia juga tidak ingin Jiyeon tahu bahwa Ia akan keluar untuk menemui D.o.

Nana
Baiklah.

D.o menghembuskan napas pelan saat membaca pesan dari Nayeon. Kepalanya memberat dan matanya tertutup rapat. Suasana kamar yang sunyi berhasil membawanya ke alam bawah sadar segera.

TT

Jiyeon membuka matanya perlahan saat mendengar langkah kaki seseorang yang menjauh lalu terdengar bunyi pintu ditutup. Kesadarannya kembali saat menyadari adiknya sudah tidak ada di ranjangnya. Jiyeon memaksa tubuhnya melawan rasa pusing di kepala. Tangannya menarik mantel biru gelapnya asal dan kakinya membawa langkahnya keluar dari pintu kamar.

Ia pasrah saat mengetahui Nayeon yang berjalan beberapa meter di depannya sudah lebih dulu masuk dan menutup pintu lift darinya. Jiyeon memijit pelipisnya saat pandangannya mulai mengabur, Ia akhirnya memutuskan berjalan melewati tangga darurat.

Tunggu, apa yang ku lakukan? Mencurigai Nayeon? Mengikuti lalu mengusik urusannya? Batin Jiyeon menyesali. Ia nyaris tertawa saat menyadari kakinya sedang melangkah menuruni satu persatu anak tangga hanya untuk mengikuti Nayeon.

Just A Fangirl?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang