4. Rindu

6.6K 419 16
                                    

Copyright2017©Anita_ pardais

****

Rindu memutar tubuhnya menutup pintu di belakangnya sebelum melangkah tergesa ke ruang makan. Di hempaskannya pantatnya ke dudukan kursi makan yang berbusa tipis. Tangannya terulur menuang air putih dari ceret ke gelas yang diambilnya di atas meja. Sesaat kemudian air di gelas itu telah tandas keperutnya dalam beberapa kali tegukan. Seolah dia baru saja kembali dari berlari pagi keliling kompleks dan benar-benar kehausan.

Rindu sungguh-sungguh tak habis fikir dengan otaknya. Kenapa bisa-bisanya dia terpengaruh pada suaminya yang seharusnya dia itu bersikap jutek saat ini karena kejadian menjelang pagi tadi yang masih diingatnya dengan jelas.

Rindu ingin menegur suaminya dengan bersikap sama datarnya agar suaminya itu menyadari sikap cueknya tadi pagi yang membuat Rindu kesal. Tapi lagi-lagi pesona seorang Angga menghancurkan rencananya. Rindu memang tak akan pernah bisa tahan dengan daya tarik suaminya yang mampu membuatnya sesak nafas dan adrenalin berpacu cepat.

Padahal mereka sudah menikah. Dan tak seharusnya Rindu masih bersikap salah tingkah seperti remaja yang baru pacaran. Tapi nyatanya memang seperti itu. Tubuhnya selalu menghianatinya dan membuat dirinya malu.

Rindu mendesah panjang merutuki kekalahannya seraya menelungkupkan kepalanya di atas meja makan. Bagaimana caranya dia agar suaminya itu mau sedikit lebih perhatian padanya dan mengurangi sedikit saja kadar kecuekannya. Bahkan tatapan matanya itu tak ada hangat-hangatnya. Tidak seperti tatapan Topan pada Nimas yang merupakan tetangganya di sebelah rumah yang sudah memiliki dua orang anak. Atau tatapan abang Rasykal pada kak Oliv yang selalu dilihat Rindu penuh pemujaan pada istrinya itu.

"Haah..!" desah Rindu sambil mengangkat kepalanya. Mana mungkin dirinya disamakan dengan kisah cinta kakak sepupunya itu. Cinta abang Rasykal jelas seluas sungai Musi yang tak akan pernah kering sampai kapanpun pada kakak sepupunya itu. Bahkan setelah berbagai cobaan dan rintangan cinta mereka berdua tetap bertahan. Dan akhirnya mereka berdua bisa bahagia saat ini.

Sedangkan kisah cintanya sendiri benar-benar nggak jelas. Jujur dari awal bertemu dengan Angga di acara pernikahan kak Erga waktu itu jantung Rindu sudah berdetak tak karuan. Dia memang sudah terpesona sejak pandangan pertama dengan orang yang saat ini sudah menjadi suaminya itu.

Rindu sendiri juga masih tak percaya dirinya bisa menikah dengan Angga yang nyaris sempurna di luar dari sikapnya yang super dingin itu. Rindu merasa jalan hidupnya memang sudah diatur sedemikian oleh Yang Di Atas dengan kebetulan-kebetulan yang diterimanya.

Karena beberapa bulan setelah perkenalan tak sengaja melalui kak Oliv di acara pernikahan kak Erga waktu itu, Rindu sama sekali kehilangan jejak Angga. Jujur Rindu selalu teringat wajah Angga dan dia merasa benar-benar sudah jatuh cinta. Tapi Rindu juga tak tau apa-apa tentang Angga dan untuk menanyakannya langsung pada kak Oliv tentu saja Rindu merasa malu.

Di tengah kegalauan Rindu yang masih ingin bertemu Angga tapi tak tau bagaimana caranya tiba-tiba saja Allah mengirimkan jalan itu melalui seseorang yang menjadi teman kuliahnya. Tak disangka-sangka Angga adalah abang dari Mitha yang sudah tiga tahun menjadi sahabatnya selama ia kuliah di fakultas peternakan UnSri.

Dan sekarang tau-tau saja dirinya menikah dengan Angga tepat tiga bulan setelah hari wisudanya. Bahkan di rahimnya telah tumbuh benih Angga yang masih berusia tujuh minggu di usia pernikahan mereka yang baru berjalan delapan minggu. Bukankan hidup Rindu penuh dengan surprise dari Allah?

Angga memang sudah menikahinya. Angga memang sudah menjadi miliknya sekarang. Tapi apakah Angga mencintainya? Rindu benar-benar tak merasa yakin.

Entah apa yang mendasari Angga melamarnya dua bulan yang lalu itu. Apakah bujukan Mitha yang tau bahwa sahabatnya ini cinta mati dengan kakaknya itu. Atau paksaan dari bu Yuli yang sekarang telah menjadi ibu mertua Rindu.

Entahlah Rindu tak tau karena dia tidak pernah menanyakannya dan tak pernah berniat untuk menanyakannya.

Karena Rindu takut sakit hati saat mengetahui jawaban suaminya mengingat suaminya itu bisa sangat tajam mulutnya bila dia mau.

####

Komen dong... Biar semangat nih.

Di ujung jalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang