Copyright2017©Anita_ pardais
****
Butiran-butiran bening bergulir turun dari pipi mulus Rindu. Bibir mungilnya bergetar pertanda perempuan itu tengah menahan perasaannya. Di hadapannya yang saat ini tengah tidur menelungkup di tempat tidur terdapat sebuah laptop dalam posisi menyala.
"Ya Allah... gini amat ya," lirih Rindu sambil menyeka hidungnya yang berair. "Kesian banget hidup lo Ann." Rindu sesegukan.
Dia sangat memahami perasaan Anna karena dia juga mengalami hal yang sama. Sama-sama mempunyai suami dingin dan tak berperasaan. Makanya dia begitu meresapi cerita hidup Anna yang ditulis oleh seorang penulis favoritnya di Wattpad. Sampai-sampai Rindu tersedu merasakan kehidupan pernikahan Anna yang mengenaskan.
Mengenaskan? Rindu memikirkan ulang satu kata yang barusan melintas di benaknya.
Rasanya kehidupan pernikahannya tidak seperti kata itu. Atau belum?
Idih amit-amit jabang beibeh! Sumpah Rindu tak mau pernikahannya berakhir mengenaskan. Jauh-jauh deh! Jauh-jauuuh. Walaupun mas Rangga kaku dan dingin nyaingin kulkas dua pintu tapi dia cinta mati dengan suami dispensernya itu.
Jadi biar Anna saja yang pernikahannya berantakan. Berakhir dengan perceraian yang menyakitkan. Dia mah o tu de gah. Ogah!
Dia adalah Rindu. Hidupnya bukan cerita Wattpad yang banyak drama kaya kisah sinetron 'tersandung'. Dia menyukai cerita disney, dan akan membuat kisah pernikahannya happy ending. Ingat itu!
"Sabar Ann. Hidup ini cobaan." Rindu mengirim komentar itu sebelum menutup aplikasi membaca gratis tersebut. Tak lupa dia menekan tanda bintang mungil nan unyu di bagian bawah cerita sebagai bentuk penghargaan untuk penulisnya. Karena Rindu sadar nulis itu nggak gampang. Butuh waktu lama untuk melahirkan satu part cerita saja, dan ironisnya yang baca tak menghabiskan waktu lima menit untuk menyelesaikannya. Jadi tak ada ruginya juga jika dengan menekan tanda bintang akan membuat penulisnya bahagia. Toh membuat orang lain senang adalah sebuah pahala jugakan?
Rindu menutup laptopnya bertepatan dengan suara deru motor yang memasuki pekarangan rumah. Rindu sangat mengenal bunyi motor yang menggerung layaknya Valentino CS di arena ini, siapa lagi kalo bukan suaminya, membuat rasa kesal kembali mempersempit rongga dadanya, membuat Rindu memilih menelungkupkan kepala dibanding menyambut suaminya seperti kebiasaannya setelah menikah selama ini.
Tapi meskipun hatinya dongkol dan bete bertemu Angga tetap saja Rindu menunggu suaminya itu untuk masuk ke dalam kamar. Entah apa yang diharapkan Rindu, mungkin saja ada keajaiban kan? Mungkin saja tadi Angga kesambet apa gitu sehingga membuat perasaan suaminya itu lebih peka.
Detik demi detik berlalu sangat lambat menurut Rindu yang masih tidur menelungkup dan nafasnya mulai sesak. Dan Rindu berharap semoga bayinya juga tak ikut sesak nafas. Karena menurut pemikirannya setidaknya jika dia tidur tengkurap akan menarik perhatian Angga jika suaminya itu masuk ke dalam kamar.
Tapi suaminya yang tak kunjung masuk kedalam kamar membuat Rindu bertambah jengkel. Dia sudah berniat membalik tubuhnya saat didengarnya langkah kaki memasuki kamarnya yang pintunya memang sengaja tak ditutup. Rindu langsung memejamkan matanya pura-pura tertidur. Semoga suaminya tidak tau aktingnya yang hanya pura-pura ini. Dan di tengah rasa jengkelnya Rindu sangat berharap kali ini Angga membangunkannya.
Ribet emang. Tapi itulah yang dirasakan Rindu. Perasaannya sekarang lebih-lebih dari abg labil membuat Rindu terkadang bingung sendiri.
Tapi dasar doa anak solehah, atau doa orang yang teraniaya makanya dikabulkan oleh Allah? Entahlah Rindu tak mau pusing memikirkan hal itu yang jelas saat ini Angga membangunkannya. Tubuhnya bergoyang-goyang pelan karena guncangan lembut tangan Angga di bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di ujung jalan
RomanceJalan hidup membuat Angga menikahi Rindu. Sikap Angga yang cuek dan dingin di terima Rindu begitu saja. Tapi lambat laun seiring bertambahnya jejak langkah yang mereka tinggalkan Rindu menginginkan Angga berubah menjadi pria yang lebih hangat. Sedan...