4

562 90 6
                                    

Jangan lupa baca FF Sevit Series ku yang lainnya ya ^^

.

.

.


"Eunha... suka sama kak Jaebum?" ucap Dahyun pelan tidak percaya.

Benar, sedari tadi Dahyun mendengar dan melihat semuanya. Karena penasaran, gadis itu berhenti sejenak mengintip mereka di balik tembok dekat tangga.


Krringgggg Krringgg.......



#

"Ah sial, udah bel masuk kelas!" Gadis berambut coklat panjang itu kini berbalik dan mempercepat langkahnya. Ia menaiki tangga dengan sedikit berlari meski kakinya sudah terasa sangat sakit karena ia paksa berlari.


#



Eunha terdiam menatap Jaebum seraya hembusan angin mengibaskan rambut pendeknya bersamaan dengan dedaunan coklat keemasan yang terbang.

Jaebum mengernyitkan dahinya merasa bodoh. Ia begitu saja mengeluarkan kalimat itu dari mulutnya.

"Anju Bum! Lo ngomong apaan!" pekik Jaebum dalam hati merasa bodoh. Karena pasalnya Jaebum sama sekali belum memiliki pacar. Bahkan ia juga jarang terlihat dekat dengan gadis.

Eunha memejamkan matanya tersenyum.

"Kak, gau perlu bohong. Gue tau semua tentang kakak, kakak lagi nggak deket sama siapa-siapa, apalagi pacaran. Gue bukan anak kecil yang bisa kakak bohongin," tegas Eunha.

Jaebum mendecak pelan, "gue udah bilang yang sebenernya. Terserah, lo mau percaya atau nggak. Siapa bilang karena gue 'nggak keliatan' lagi deket sama cewe berarti gue nggak punya pacar? Yang jelas gue punya pacar," kata Jaebum meyakinkan Eunha.

Eunha terpojok, ia kehabisan kata-kata.

"Tapi kak-"
"Tapi apa lagi?" potong Jaebum.

Cowok itu menghela napas dan kembali bicara, "udah, sekarang semuanya jelas kan? Gue mohon, jangan bersikap kaya gini lagi. Jauhin gue," jelas Jaebum lalu melangkah melewati Eunha yang masih terpaku disana.

Eunha hanya bisa diam. Sosok orang yang ia cintai telah pergi. Pandangan gadis itu mulai memudar karena air sudah membendung di matanya. Coklat di tangan kanannya tak sengaja ia jatuhkan ke lantai. Eunha lalu berlari dengan menahan tangis diwajahnya.

Disisi lain, Jaebum ternyata belum benar-benar pergi. Ia masih berada disana. Cowok itu bersembunyi dibalik tembok dekat tangga menuju kelas 2-3, menyenderkan badannya.

"Sorry Ha," ucapnya pelan lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas.


"Akkh!"

Belum begitu jauh melangkah, tiba-tiba Jaebum berhenti. Ia mendengar suara rintihan seorang gadis dari atas tangga. Karena penasaran dengan pemilik suara itu, Jaebum memutuskan untuk mengeceknya dan tidak menghiraukan pelajarannya.


#

"Aw! Dasar tali sepatu sialan!" Umpat Dahyun pada tali sepatunya.

Lagi-lagi ia terjatuh. Kali ini bukan karena ada orang yang menabraknya. Namun, karena tali sepatu yang terurai bebas akibat kecelakaan tadi.

Dahyun menghela napas, "udah deh Hyun. Lo mau lari kaya ninja juga, lo pasti bakalan telat nyampe kelas. Mana sekarang sakit lo nambah karna tali sepatu sialan ini," kata gadis itu meratapi nasibnya.

Dahyun menoleh ke bawah tangga, ia mendengar suara hentakan kaki dari bawah. "Siapa yang datang?" katanya menerawang.

.

.




"Lagi ngapain lo?" tanya Jaebum menghampiri Dahyun.

"Kak Jaebum?" Dahyun melongo melihat sosok yang kini ada di depannya. "Ya menurut lo gue ngapain? Pinknik?" lanjutnya menyindir.

Jaebum merendahkan badannya. Cowok itu kini berlutut mencoba memeriksa kaki Dahyun, "mau ngapain lo kak?" tanya Dahyun sambil membenarkan posisi duduknya.

"Gue denger suara orang teriak dari bawah, jadi gue naik. Gue kira siapa, taunya lo. Lo nggak apa-apa?" kata cowo itu berdiri lalu mengulurkan tangannya ke Dahyun.

Dahyun menerima uluran tangan Jaebum dan mencoba berdiri, namun badannya tidak bisa seimbang. Pergelangan kakinya yang terkilir tadi masih terasa sangat sakit. Membuatnya tidak bisa berdiri dengan sempurna.

Jaebum lalu membantu Dahyun untuk kembali duduk, "lo nggak bisa jalan?" tanyanya.

Dahyun menggelengkan kepalanya, "kaki gue sakit banget kak," jawab gadis itu.

Jaebum terlihat berpikir sebentar, entah apa yang sedang ia pikirkan.

"Naik," perintah cowok itu yang kini sudah jongkok membelakangi Dahyun.

"Ngapain kak?" tanya Dahyun sok polos.

Jaebum menoleh kebelakang, "naik ke punggung gue. Pergelangan kaki lo biru gitu, harus cepet diobatin," katanya mengkhawatirkan kondisi Dahyun.

Dahyun menunduk membuang mukanya, "tapi.... gue malu," ucapnya malu.

"Santai..." balas Jaebum melempar senyumannya. "Ayo cepetan naik, gue harus cepet balik ke kelas," lanjut cowo bermata sipit itu agar Dahyun dengan cepat naik ke punggungnya.

Dahyun akhirnya tidak bisa menolak. Ia lalu melingkarkan lengannya di leher Jaebum dan menumpu dagunya di pundak Jaebum.

Dengan sedikit bersuara, Jaebum berdiri menggendong tubuh mungil Dahyun.

"Gue berat banget ya kak?" tanya Dahyun merasa tidak enak.

"Mulai besok mending lo diet Hyun," balas Jaebum melirik Dahyun.

Mendengar jawaban Jaebum, Dahyun semakin merasa tidak enak. Ekspresi sedih di wajahnya itu lalu membuat Jaebum terkekeh pelan, "gausah serius gitu, gue bercanda. Santai Day," ucap cowo itu agar Dahyun tidak merasa sedih lagi.

Mereka pun pergi menuruni tangga dan melewati kelas 2-1 menuju UKS.

#

"Dahyun? Kenapa tuh anak? Kok digendong kak Jaebum?"

.
.
.
.
.
.


Ah si dahyun udah punya malaikat penjaga macem Wonwoo, eh sekarang muncul lagi si Jaebum. Kapan gue seberuntung dahyun???????? Wkwkwkwwk

Stay tune ya buat cerita selanjutnya^^

Jangan lupa baca Sevit series juga. Karena FF itu adalah awal dari segala cerita ini dimulai hehe -dewif

[#3 SEVIT SERIES] MY CAPTAIN AMERICATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang