21

345 58 20
                                    

"Won! Gawat Won!"

"Lo kenapa? Gawat apaan?"

"Mending sekarang lo ikut gue ke lapangan, ayok!" Yunhyeong menarik Wonwoo langsung mengajaknya ke lapangan.




"Jen, gimana nihhhhh,"

"Udah San, tenang. Jangan nangis dong," Jennie berusaha menenangkan Sana yang sedari tadi sudah gelisah. Tak tega melihat temannya dihukum.

"Dahyun kasian Jennn huaaaa," rengek Sana.

"Duh gue juga tau San. Tapi kita bisa apa? Dahyun pake lupa segala sih, tau sendiri kan galaknya Miss Kahi itu gimana,"

"Eh itu Wonwoo!"

Wonwoo dan Yunhyeong tiba di lapangan. Banyak siswa yang memenuhi lapangan membuat Wonwoo menjadi bingung.

"Won!" teriak Sana memanggil Wonwoo dan Yunhyeong.

"Kenapa nih? Rame banget," tanya Wonwoo.

"Panjang ceritanya Won," kata Jennie.

"Tuh liat!" Yunhyeong menunjuk ke tengah lapangan sontak membuat Wonwoo kaget.

"Dahyun!" pekik Wonwoo lantas mencoba berlari ke tengah lapangan. Namun Yunhyeong dengan cepat menahannya.

"Won tahan! Lo nggak liat ada Miss Kahi disana?" kata Yunhyeong.

"Tapi Yun, Dahyun disana!" lawan Wonwoo.

"Won tenang. Gue tau lo khawatir. Sama kita juga khawatir banget. Tapi lo harus sabar, tunggu keadaan dulu. Miss Kahi dari tadi berdiri disana," jelas Jennie.

"Tapi Dahyun, Jen! Dia masih sakit. Dia nggak boleh berdiri lama-lama," kata Wonwoo sangat cemas.

"Tenang Won, lo gaboleh gegabah. Gue barusan udah ngomong ke miss Kahi kalo Dahyun lagi sakit. Tapi dia tetep nggak perduli, dan malah ngurangin 10 poin gue. Kejem baget kan?" Yunhyeong malah curhat.

"Jadi gue harus gimana?" tanya Wonwoo.

"Kita tunggu aja disini. Karena, semakin lo mau ngomong sama miss Kahi, hukuman Dahyun bakal ditambah," sahut Jennie.

"Dahyun..." gumam Sana sangat khawatir.






"Sial, gara-gara Won. Gara-gara dia gue jadi dihukum! Coba aja kalo semalem dia mau bantuin gue bikin PR. Kan jadinya nggak gini. Kaki gue sakit banget.....huhu," gumam Dahyun dalam hatinya sambil menahan rasa sakit di kakinya.


"Bagaimana Dahyun? Masih mau tidak membuat tugas lagi?" Miss Kahi datang menghampiri Dahyun.

"Maafkan saya miss. Saya berjanji, saya nggak akan mengulanginya lagi," jawab Dahyun menunduk merasa menyesal.

"Baiklah. Saya harap kamu memegang teguh janjimu itu. Untuk sekarang, saya sudahi dulu hukumanmu. Saya tau kakimu masih sakit. Saya tidak ingin terjadi masalah hanya karena kesalahanmu sendiri. Sekarang kamu boleh kembali ke kelas,"

"Terimakasih banyak miss!"

Seraya miss Kahi meninggalkan lapangan, kerumunan pun ikut berkeliaran bubar dan kembali ke kelas mereka masing-masing.

"Akh!" Dahyun menumpu ke tiang bendera karena merasakan kakinya sangat nyeri.

"Day!" teriak Wonwoo dari kejauhan sedang berlari ke arah Dahyun.





"Elo nggak apa-apa? Lo mau ke kelas? Gue bantu ya," bukan Wonwoo. Tapi Vernon yang ternyata sedari tadi sudah berada di dekat Dahyun. Dengan penuh kekhawatiran menyaksikan Dahyun dari luar lapangan.

"Vernon..." lirih Dahyun menatap cowok itu.

"Naik, gue anter ke UKS. Kaki lo harus diobatin dulu," Vernon merendahkan tubuhnya agar Dahyun bisa naik ke punggungnya.

"Eh liat! Si Vernon udah ngebantuin Dahyun," kata Yunhyeong menunjuk Vernon dari tempat Wonwoo berdiri.

Dengan sedikit ragu dan malu, Dahyun meraih pundak Vernon dan menaiki punggung cowok itu hati-hati. "Makasih banyak Ver..."

"Gue susul mereka ke UKS ya," Sana dan Jennie langsung mengikuti Vernon dari belakang dan menyusul mereka ke UKS.

"Won, yuk ke UKS." ajak Yunhyeong.

Wonwoo tak menjawab. Cowok itu masih berdiri diam. Menatap punggung Vernon. Lebih tepatnya menatap kepergian Dahyun yang digendong Vernon.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

a/n:

Tolong ini siapa yang naruh bawang disiniiiiiii T^T






[#3 SEVIT SERIES] MY CAPTAIN AMERICATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang