"Eh marmut, mana nih rumahnya Dahyun? Lo dari tadi cuma muter-muter sini doang. Cepetan elah!" protes Seungkwan karena sedari tadi rupanya mereka belum juga menemukan rumah Dahyun.
"Sabar elah. Elo udah numpang, cerewet amat sih! Gue turunin disini juga lo?" ancam Hoshi sesekali melirik Seungkwan di belakangnya.
"Yaudah cepetan elah! Gue laper. Mau makan capcay emak gue nih,"
Kesal mendengar protesan dari Seungkwan, Hoshi menarik pedal gas motornya membuatnya melaju dengan cepat. "Eh anying pelan-pelan! Untung gue ga punya serangan jantung!"
"Udah cepet-cepet juga lo protes. Mau lo apa sih? Udah kaya Raisa aja gue Kwan. Serba salah," ucap Hoshi dengan nada sedikit mendramatisir.
"Udeh ah lo gausah curhat! Cepetan,"
"Iye iye," Hoshi menghela napas.
&&
"Gue pamit ya Day. Lo jangan lupa minum obat," pesan Vernon sebelum ia pergi meninggalkab rumah Dahyun.
"Makasih Ver. Hati-hati ya," Dahyun melambaikan tangannya dengan senyuman lebar yang terlihat di wajahnya.
"Eh Kwan, itu Vernon bukan?"
"Heh? Mana?" Seungkwan mendongakkan kepalanya kesamping mencoba melihat kedepan.
"Jangan goyang-goyang pea!" teriak Hoshi karena cowok dibelakangnya ini membuat motornya oleng.
"Eh iya! Itu si Bule! Ngapain tuh anak kesini?" tanya Seungkwan menepuk pundak Hoshi.
"Lu pikir gue cenayang?" kata Hoshi.
"Eh Shi! Bentar. Jangan bilang dia baru aja keluar dari rumah Dahyun?" lanjut Seungkwan.
"Eh iya. Itu kan rumahnya Dahyun. Dia ngejenguk kali?" balik Hoshi bertanya.
Hoshi dan Seungkwan akhirnya sampai di rumah Dahyun. Setelah 1 jam berkeliling komplek......
Hoshi masuk dan memakirkan motornya di halaman rumah Dahyun. Gadis itu rupanya belum beranjak dari teras depan rumahnya. Seungkwan dan Hoshi mendapati ia sedang duduk melamun sambil tersenyum kegirangan. Bahkan kedatangan mereka tak digubris Dahyun.
"Woi bogel!" sapa Hoshi baru turun dari motor.
Tak ada respon.
"Eh shi, Dahyun cewek waras kan?" bisik Seungkwan.
"Ngawur lo!" balas Hoshi.
"Gue juga gak yakin sih..." lanjut Hoshi.
"Ck," Seungkwan berdecak kecil.
Kedua pemuda itu lalu melangkah menghampiri Dahyun.
"Woi!" Hoshi mencoba mengagetkan Dahyun.
Masih tak ada respon.
"Kwan. Kayanya bener kata lo. Kayanya Dahyun lagi ga waras," bisik Hoshi.
"Lo nyari temen kenapa yang ga waras gini sih Shi?" balas Seungkwan.
"Eh, lo berdua ngomong apa barusan?" tanya Dahyun tiba-tiba membuat dua cowok itu kaget.
"Eh? Engga kok engga ada ngomong apa-apa Day. Heheh," ucap Seungkwan cepat ditimpali dengan senyuman 'akting' ala-ala mereka berdua.
"Ngapain lo berdua kesini?" tanya Dahyun lagi.
"Eh marmut. Lo ngapain kesini?" Seungkwan malah balik bertanya pada Hoshi.
"Gue mau jenguk lo lah Day. Sorry ye baru bisa jengukin," jawab Hoshi.
"Ouhh, gak apa-apa kali Shi. Yaudah yuk masuk," Dahyun mengajak mereka berdua untuk masuk.
"Day bentar," tahan Seungkwan.
"Gue tau ini nggak sopan. Tapi... dari tadi cacing-cacing di perut gue perang gerilya gitu. Gue.. boleh minta nasi ga? Heheh...," lanjut Seungkwan membuat Dahyun terdiam.
"Hahahahahah, yaampun. Boleh lah! Yaudah ayok masuk. Yuk Shi,"
"Dasar gatau malu lo," ledek Hoshi.
"Elah, lo juga laper kan? Gausah malu-malu kelessss," ejek Seungkwan menjulurkan lidahnya lalu masuk mengikuti Dahyun.
"Dasar thomas!"
Skkkk skkk... /bunyi semak-semak/
Sebelum melangkah masuk kedalam rumah Dahyun, Hoshi mendengar suara. Ia berbalik melihat untuk memastikan. Ia pikir itu adalah kucing. Namun ia tidak menemukan seekor kucing pun disana. Cowok itu malah menemukan sosok seorang pemuda yang berjalan santai melewati rumah Dahyun.
"Kaya kenal. Siapa ya?"
"Eh iya! Itu kan cowok yang sering sama Bogel. Siapa sih namanya? Gue lupa.. Won...Won.. Wonwoo? Iya, si Wonwoo! Ngapain tuh anak disana?" gumamnya.
.
.
.
.
.
.a/n:
Ayo siapa yang pernah kaya Seungkwan? Baru sampe rumah orang langsung minta makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[#3 SEVIT SERIES] MY CAPTAIN AMERICA
Фанфик"Lo itu kelewat polos atau emang bego sih Day? Heran gue."