Bagian 8 (REVISI)

6.6K 354 7
                                    

Wira dan yang lainnya sudah sampai di sebuah mansion megah yang tidak lain dan tidak bukan adalah mansion mereka berlima. Mansion yang berlantai 8 di buat khusus oleh mereka berlima.

Kelima laki-laki yang melihat mansion di depannya melongo tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

"Kak Nira tolong suruh pelayan yang lainnya untuk menyiapkan 5 kamar untuk mereka berlima" ucap Lala meminta tolong dengan kakak angkat mereka ini.

"Ya kakak akan menyuruh pelayan yang lain untuk menyiapkan kamar untuk mereka berlima tapi kalian ingat kan pesan Ghea apa" tanya Nira menatap keempat gadis di hadapannya ini.

"Iya kak kami ingat. Tidak ada yang boleh memasuki wilayah Ghea yang berada dilantai 6 kecuali kita berlima termasuk kakak" ucap Lili mendengus kesal mengingat pesan Ghea.

"Bagus kalau kalian tahu. Oh iya kakak baru ingat Ghea bilang kalau diantara kelima laki-laki ini ada yang mengalami luka yang cukup parah dan kakak pastikan itu adalah ulah Ghea. Apakah itu benar Lala" tanya Nira menatap adiknya kecilnya ini.

Lala hanya menganggukkan kepalanya melihat kakaknya melontarkan pertanyaan itu. Ya kakaknya memang tahu kalau diantara mereka berlima hanya Ghea lah yang mampu membunuh orang tanpa belas kasihan walaupun orang itu sudah memohon ampun padanya.

"Sudah kakak duga karna hanya Ghea lah yang bisa melakukan itu tanpa rasa bersalahnya" ucap Nira memperhatikan kelima laki-laki di depannya dengan tatapan meneliti.

"Yaudah kak kami mau mengantarkan mereka ke kamar mereka masing-masing. Kakak juga jangan lupa istirahat" ucap Lian meninggalkan semua orang yang berada di belakangnya.

********

"Musuh sesungguhnya sudah keluar. Mereka meminta bantuan The Blue untuk membuat kita keluar dari persembunyian kita" ucap seseorang di seberang sana yang melapor.

"Mereka tidak akan bisa menemukan kita walaupun mereka menggunakan The Blue sebagai umpannya" ucap Ghea dengan seringainya memandang monitor menampilkan seorang laki-laki yang sedang mengkerahkan anak buahnya untuk membunuh mereka.

"Mangsa ada di depan kita Lian dan pastikan kak Nira aman bersama kita. Jangan sampai laki-laki psychopath itu menemukan kak Nira" perintah Ghea dengan tatapan tajamnya berlalu meninggalkan markas.

"Saya ingin kalian kerahkan semua anak buah kalian untuk menjaga mansion saya, keluarga saya dan keluarga keempat sahabat saya" titah Ghea.

Ghea melajukan lamborghininya dengan kecepatan tinggi. Ia berharap laki laki itu belum sampai di tempat janjian mereka. Setelah sampai di sebuah cafe, Ghea memakirkan mobilnya dan keluar dari mobilnya dengan wajah datar yang selalu ia tampilkan pada semua orang.

"Langsung ke intinya" ucap Ghea setelah menemukan orang itu yang duduk di paling sudut di cafe ini.

"Wow selalu to the point tanpa mau berbasa basi tapi gue suka" ucap laki laki itu menatap Ghea tanpa rasa takutnya.

"Gua mau lo kembalikan Nira ke gua dan gua tidak akan mengganggu keluarga lo bahkan keempat sahabat lo yang cantik-cantik itu" ucap laki laki itu menatap Ghea tajam.

Ghea yang di tatap tajam oleh laki laki di depannya ini sama sekali tidak takut atau apalah itu. Yang ia inginkan adalah segera membunuh orang di depannya ini dengan kedua tangannya sendiri.

"Tidak akan pernah terjadi, Leo. Tidak akan semudah itu untuk lo bisa mendapatkan kakak gua setelah apa yang sudah lo lakukan pada kakak gua dan ingatkan gua kalau lo itu ternyata adalah seorang pengkhianat yang menyamar menjadi anak buah gua tapi tidak masalah buat gua berarti gua bisa dengan mudahnya membunuh lo tanpa perlu merasa sungkan" ucap Ghea tajam tapi dengan sikap tenangnya yang membuat orang di sekitarnya merasakan aura membunuh dari gadis itu.

ROSESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang