Bagian 13 (REVISI)

5.7K 339 9
                                        

"Lakukan penyerangan. Jangan buat mereka lepas dari genggaman kita. Mengganggu RN sama saja mencari mati" titah Ghea membuat semua orang menganggukkan kepala mereka.

"Jangan biarkan mereka membeberkan apa yang sudah mereka ketahui dari kita" ucap Ghea menatap semua anak buahnya.

"Merah, Ungu dan Tosca saya tugaskan kalian untuk melakukan penyerangan di tempat yang biasa di lalui keluarga mereka" titah Ghea menatap ketiga orang yang mengangguk iya.

"Dan untuk kamu Hijau lakukan penyerangan di titik tertentu. Kalian akan di kawal oleh anak buah dari The Blue" ucap Ghea menatap anak buah The Blue yang menatapnya dengan anggukan kepala.

"Ingat jika mereka memberontak bunuh mereka. Jangan biarkan mereka mengetahui identitas kalian. Saya akan mengikuti kalian" ucap Ghea membuat semua orang menganggukkan kepala mereka dengan seringai liciknya.

"Long time no see teman. Selamat datang di neraka RN" ucap Ghea dengan senyum miringnya.

"Kalian mau saya yang melakukannya atau kalian sendiri yang melakukannya" tanya Ghea menatap orang di depannya dengan tajam.

"Biar kami saja yang melakukannya. Kalian berdua hanya perlu duduk manis menunggu hasilnya" ucap Bara menatap menggoda kearah Leon yang terus menatap Ghea.

Ghea yang mendengar ucapan kakaknya segera meninggalkan tempat itu dengan Leon yang mengikutinya.

Leon melihat Ghea yang sedang memejamkan mata hanya bisa mengagumi kecantikan yang di miliki oleh Ghea.

"Gue mau semuanya kembali normal, Leon. Gue mau semuanya berjalan sesuai dengan alur yang sudah di tentukan. Gue bosan hidup dengan penuh musuh. Gue mau hidup normal seperti yang lainnya. Ada kalanya gue capek dengan semua ini. Gue ingin berhenti tapi gue berpikir lagi tentang semuanya. Jika gue berhenti akan banyak orang yang akan mengambil keuntungan ini. Memanfaatkan ketidak hadiran gue di RN" lirih Ghea yang untuk pertama kali di dengar oleh Leon.

Leon menatap Ghea yang memandang lurus ke depan dengan tatapan kosong. Leon mendekap Ghea, membawa Ghea ke pelukannya.

"Aku tahu kalau semua ini begitu sulit buat kamu, Ghe. Tapi kita terlahir untuk melindungi semua orang dari orang yang ingin berniat jahat. Aku mau kamu kuat dalam menghadapinya. Aku tahu kalau keturunan Lucifer sangat kuat termasuk kamu" ucap Leon membuat Ghea mendongakkan kepalanya menatap Leon yang juga sedang menatapnya.

Leon mendekatkan kepalanya ke kepala Ghea. Semakin dekat hingga hidung keduanya menempel. Leon menempelkan bibirnya di bibir Ghea. Mencium dan melumat bibir ranum Ghea.

Ghea menegang. Ia bingung dengan dirinya sendiri, kenapa saat Leon menciumnya seperti sekarang ia tidak berontak seperti biasanya. Kenapa ia malah membalas perlakuan Leon padanya.

Leon juga melepaskan ciumannya pada bibir ranum Ghea. Ia menatap Ghea yang terdiam dengan menatap lurus ke iris matanya. Ada sesuatu yang ada di balik iris mata yang saat ini sedang menatapnya.

"Mungkin setelah ini lo juga akan membenci gue. Setelah kenyataan pahit yang gue simpan selama ini" ucap Ghea membuat Leon menatapnya bingung.

"Gue Ghea Putriana Lucifer pembunuh kedua kakak kembar lo. Pembunuh yang selama ini lo cari cari kini berada di hadapan lo. Orang yang lo sayang ini ternyata adalah pembunuh kakak kembar lo. Lo berhak membenci gue bahkan membunuh gue tapi satu hal yang akan gue simpan sampai gue mati. Kenyataan di balik pembunuhan kakak kembar lo" pengakuan Ghea membuat Leon terdiam memandang Ghea dengan pandangan yang sulit diartikan.

Tanpa banyak bicara Leon meninggalkan Ghea yang menatapnya dengan tatapan terlukanya.

"Pada kenyataannya aku akan kembali sendirian. Orang yang entah bagaimana bisa menembus hatiku kini ikut membenciku. Maafkan aku Leon pada kenyataannya kamu mencintai seorang pembunuh kakak kembarmu dan aku mencintai adik dari kakak yang sudah aku bunuh" lirih Ghea dengan air mata yang entah mengapa bisa keluar dengan sendirinya.

ROSESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang