Bandara Frankfurt.
Setelah 16 jam perjalanan menuju Jerman. Sekarang, gue berdiri tepat di depan pintu keluar. Udara dingin menyambut kedatangan Acellin Brunella yang tiba di negara daddy nya. Gue menyalahkan hp, lalu menelfon seseorang.
"Daddy? Where are you? Acel udah di depan pintu keluar."
"Wait baby."
Tuuutt..
"Ih daddy kok maen tutup aja! Ini juga kucrut satu kemana coba." gue mengedarkan pandangan mencari seseorang. "Jamban nya pindah ke cikarang kali ya."
"Maaf, apa anda mencari saya?" tanya seseorang yang berdiri di belakang gue.
Gue tersenyum tipis. "Gak lucu!"
Dengusan cowo itu pun terdengar. "Udah ngabarin mimom belom?"
Gue melotot teringat dengan ucapan mimom kemarin. "Astaga gue kelupaan." ucap gue sambil membuka hp, seketika wajah gue berubah menjadi masam.
"Lowbat shit!?" umpat gue kesal, lalu merebut hp cowo sebelah gue.
Gue mendengus kesal lagi. "Gintar gebleg!? Hp gak ada pulsa nya masih aja di bawa kesini."
"Masih berguna gitu-gitu."
"Gitu-gitu? Buang ajalah."
"BABY ACEL DADDY HERE!? COME ON." teriak seseorang di seberang gue.
Gue sontak menoleh dengan mata berbinar. "DADDYYY.." gue langsung berlari menuju daddy.
Daddy merentangkan tangan nya, dan langsung gue peluk seketika. Rasanya rindu selama delapan tahun sudah terbayarkan, walaupun hanya berpelukan beberapa menit saja.
Apakah gue juga akan merindukan mereka yang disana juga? Pasti.Gintar berjalan mendekat ke arah gue dan daddy sambil menggeret koper gue dan menenteng tas nya.
"Maen ninggalin aja, koper lo tuh! Gue buang sekalian juga." ucap Gintar sambil memberikan koper gue.
Daddy melepas pelukan tersebut. Lalu tersenyum ramah pada Gintar. "Hello Mr. Bramastya." Daddy bersalaman dengan Gintar.
"Hmm.. Gintar om." Gintar membalas jabatan tangan daddy.
Gue tercengang sesaat, lalu Gintar menginjak kaki gue dan akhirnya membuat gue sadar. "Aww.. sakit anjir."
"Mangkanya jangan ngelamun aja lo! Disini banyak penunggu nya lo."
"Bodo ah! Ayo daddy. Acel udah capek nih." gue menggoyangkan tangan nya sambil merengek.
Daddy tersenyum melihat gue yang manja. "Yaudah ayok masuk mobil, udara nya juga mulai dingin."
Dan akhirnya gue, daddy, Gintar masuk ke dalam mobil. Rumah daddy bertempat di kota Hamburg, salah satu kota terkenal di Jerman. Dulu rumah daddy terletak di Berlin, mungkin sekarang daddy sudah pindah. Jalanan yang sedikit bersalju dan kaca mobil berembun pertanda bahwa ini merupakan awal musim dingin.
"Nanti Acel sekolah dimana?" tanya gue pada daddy yang menyetir disebelah gue.
"Solaranlage wählen." jawab daddy singkat. "Bareng sama Kenzo." tambahnya.
"What!? Kenzo yang dulu sering dorong aku?" gue menggeleng tidak percaya.
"Iya, tapikan itu dulu. Sekarang Kenzo udah besar, masa dorong-dorong gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love √
Подростковая литература[COMPLETE] Hanya cowo bodoh yang ninggalin cewe sesempurna lo! Dan didunia cewe kaya lo itu langka - Gintar Bramastya Gue ditinggalin dia, dan dia memilih yang lain. alasannya cuma satu, gue belum jadi yang terbaik dimata dia- Acellin Brunella Gue n...