Part 15 - Happy for Sad

2.5K 214 11
                                    

Waktu enggan berhenti buat berjalan, setelah menghabiskan dua bulan buat pacaran dengan yang namanya buku. Gue hari ini akan melaksanakan UN, ya gue gak takut cuma agak grogi. Takut juga sih, kalo hafalan gue pada hilang semua, wajar lah kan selama tiga tahun sekolah, penentuan buat masuk ke jenjang berikutnya hanya dengan mengerjakan soal selama empat hari.

Gue berjalan dikoridor bersama Rayhan, Rayhan menggenggam tangan gue sangat erat. Jantung gue seakan gak berhentinya buat melompat-lompat.

"Ini gue makin sayang sama Rayhan apa gara-gara mau UN sih."

Setelah muter-muter buat nyari kelas, gue sekarang duduk sambil membaca ulang buku Bahasa Indonesia. Iya, UN pertama adalah Bahasa Indonesia. Walaupun gue orang Indonesia asli, tapi yang namanya buat ngerjain kosakata, bait, penyempurnaan EYD, kata baku itu susah nya hampir sama kaya rumus matematika. Gue juga males banget baca tulisan yang panjangnya kaya rel kereta, tapi pertanyaannya cuma beberapa kata. Kan anjing men.

"Yang terbaiklah buat mymom, daddy, sama Keisha."

Gue mulai mengerjakkan satu persatu soal tersebut dengan teliti, setelah bel tanda selesai gue mengumpulkan Ljk dan berjalan keluar kelas.

Gue berjalan menuju kelas Nicla, terlihat Nicla duduk didepan kelasnya sambil memainkan hp.

"Gimana nyet? Lo kan pinter tuh B.indo pasti gak ada yang mampet." gue duduk disamping Nicla.

"Eh nyi roro kidul, prinsip gue masih sama. Datang kerjakan selesai lupakan." Nicla tertawa mengejek. "Kantin yok."

"Tai lo emang, traktir ya?"

"Gampang, lo mau apa gue jabanin." Nicla berjalan sambil menari-nari, kelihatannya dia lagi bahagia deh.

"Apa? Lo ngandung janin?" gue pura-pura kaget untuk menjahili Nicla tapi hasilnya fatal. Temen-temen gue yang berada ditempat yang sama dengan gue dan Nicla menoleh heran.

"Eh cocot bebek! Mulut lo minta gue jahit apa." Nicla kesal lalu berjalan cepat meninggalkan gue yang masih tertawa kemenangan.

Suasana kantin sangatlah ramai, mungkin mereka yang sedang makan sangat kelaparan, karena tenaganya habis terkuras untuk mengerjakan soal.

"Lo mau pesen apa?" tanya Nicla jutek.

"Ciiee monyet ngambek, pesen apa aja gue mau."

"Gue pesenin bungkusnya aja mau?" Nicla melipatkan tangannya di dada tanpa memandang gue.

"Aduh! Banyak bacot! Gue laper bego." gue berdiri dari tempat duduk lalu mendorong Nicla ke arah penjual makanan.

Saat gue ingin balik duduk lagi ke tempat semula, gue nggak sengaja melihat ke arah pintu masuk kantin. Dua orang cewe dan cowo bergandengan tangan, dan satu cowo membuntutinya.

"Itukan Rayhan?"

"Eh Cel, nasi gorengnya habis lo mau ap-" Nicla mengkerutkan keningnya melihat gue yang melamun. "Lo kenapasih, aelah."

Gue masih diam terpaku melihat pemandangan yang ada diujung sana, lebih tepatnya pintu masuk kantin.

"Acel ihh.. kezel dedek mah." Nicla memanyunkan bibirnya. "Acellin lo kenapa?" tanya Nicla pelan karena melihat gue menitihkan air mata.

Nicla melihat ke arah yang gue pandang, Nicla melototkan matanya. "Yaampun, Acel lo gakpapa? Please jangan salah paham, kita tanya baik-baik ke Rayhan ya." bujuk Nicla yang sedang panik, lalu menarikku menuju tempat Rayhan berada.

Secret Love √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang