Pagi ini Shania dan Sinka sedang sarapan bersama, keduanya menikmati sarapan mereka masing². Sinka menghentikan aktivitas makannya lalu menatap Shania."Coba saja Nabilah tidak kecelakaan, pasti kemarin kita akan bersenang-senang bersama. Padahal aku sudah menyiapkan hadia untuknya." Ucap Sinka dengan nada sedih.
"Tidak usah bahas hal itu dan makan sarapanmu sampai habis." Ucap Shania dingin.
"Kamu kenapa? Apa kamu sudah tidak peduli padanya? Memangnya salah kalau aku bahas tentang dia?." Tanya Sinka.
"Aku bilang hentikan!." Tiba² Shania marah.
"Kenapa kamu tiba² marah?." Tanya Sinka.
"Kamu selalu membahas hal tentang Nabilah, kamu tahu kan pikiranku sedang kacau jadi jangan kamu tambah buat pikiranku jadi tambah kacau." Jawab Shania emosi.
"Kenapa pikiranmu kacau? Terus kenapa kamu tiba² marah?." Shania menatap tajam kearah Sinka, semua pertanyaan dari Sinka hampir membuatnya menjadi gila.
"Aku hampir gila." Shania berdiri lalu pergi begitu saja.
"Shania!! Semenjak Nabilah mengalami kecelakaan, rasa²nya aku hampir gila. Memangnya hanya kamu sahabatnya? Aku juga sahabatnya." Teriak Sinka.
************
Pagi ini Kinal sedang berbelanja di supermarket yang tidak jauh dari rumahnya, kebetulan juga pagi² begini supermarketnya sudah buka. Kinal tak sendirian tetapi di temani oleh Nabilah yang mengikutinya dari belakang. Nabilah melihat Kinal memasukan beberapa mie instan di keranjang belanjaannya.
Nabilah menghela nafas. "Mie instan lagi? Bagaimana kak Kinal bisa sehat kalau setiap hari makan mie instan terus." Nabilah hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kinal." Panggil seseorang. Kinal langsung menoleh kearah sumber suara begitu pun dengan Nabilah.
"Gaby?." Ucap Kinal.
"Apa dia adalah temannya kak Kinal?." Pikir Nabilah.
"Hai Kinal, apa kabar?." Tanya Gaby sambil tersenyum.
"Biasa² saja." Jawab Kinal sedikit dingin.
"Ada apa denganmu Kinal? Kenapa kamu selalu saja seperti ini?." Tanya Gaby.
"Itu bukan urusanmu." Jawab Kinal, lagi² dengan nada dingin dan padangan dingin.
"Ini sudah 5 tahun, apa kamu gak bisa lupakan kejadian 5 tahun lalu? Apa kamu ingin hidup terus-menerus dalam kesedihan? Coba kamu lupakan kejadian 5 tahun lalu." Ucap Gaby sambil memegang kedua bahu Kinal.
"Jangan bahas itu lagi." Ucap Kinal.
"Kamu harus melupakan orang yang sudah meninggal, kamu harus melupakannya apapun caranya!!." Ucap Gaby dengan penuh ketegasan.
"Aku tidak suka kamu membicarakan hal itu. Apa kamu tidak berpikir perasaanku ketika aku tahu dia sudah meninggal, meninggalkanku dam dunia ini." Kinal mulai emosi.
"Aku tahu Kinal, tapi aku ingin kamu keluar dari kesedihanmu." Gaby menggenggam kedua tangan Kinal.
"Sudahlah Gab, kamu tidak akan pernah mengerti." Kinal melepas genggaman Gaby lalu pergi meninggalkan Gaby.
Kinal pergi menuju kasir untuk membayar barang belanjaannya kemudian segera pulang, Nabilah juga mengikuti Kinal dari belakang.
Sesampainya di rumah, Kinal langsung duduk di atas tempat tidurnya, Nabilah pun duduk di atas tempat tidur milik Kinal. Nabilah duduk berhadapan dengan Kinal.
KAMU SEDANG MEMBACA
49 Days
FanfictionTerinspirasi dari drama korea 49 Days Alur ceritanya sengaja di buat berbeda dengan drama aslinya Cast: -Melody Laksani -Nabilah Ayu -Jessica Veranda -Devi Kinal Putri