Nabilah hanya diam tak bisa menjawab."Apa kamu Nabilah? Jawab pertanyaanku ini." Tanya Melody sekali lagi.
"Nabilah? Siapa Nabilah? Sebenarnya apa yang kamu bicarakan, aku benar² tidak mengerti." Ucap Nabilah sambil memasang wajah bingungnya.
"Kamu jangan berbohong, aku tau betul adikku sangat menyukai lagu yang baru saja kamu nyanyikan tadi, biasanya dia menyanyikan lagu itu sambil memainkan piano." Ucap Melody.
"Ya ampun, aku harus jawab apa padanya." Batin Nabilah. Nabilah sudah mulai ketakutan.
"Kamu tidak bisa jawabkan? Kamu adikku kan? Lagu itu, cara kamu memainkan piano itu, tingkah lakumu, gerak-gerikmu, ekspresimu, semuanya ada padamu sama seperti Nabilah adikku." Melody mulai frustasi karena Nabilah tidak mau mengaku yang sebenarnya.
"Bukan cuma adikku saja yang menyukai lagu ini, tetapi semua orang yang mendengar lagu ini akan menyukainya, bagaimana bisa aku bertingkah laku seperti Nabilah, bertemu dan melihat wajahnya saja tidak pernah." Nabilah benar² sangat jago dalam hal menyangkal.
"Aku tidak berbohong, kamu benar² seperti adikku. Jika aku melihat kamu, aku seperti melihat sosok Nabilah dalam diri kamu." Melody menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, dia benar² bingung saat ini.
"Aku tidak tau jika aku ada kemiripan dengan adikmu tapi yang pasti aku bukan Nabilah melainkan Kinal." Ucap Nabilah.
"Mel, aku ingin membicarakan sesuatu padamu." Ucap paman Dyo.
Melody menoleh kearah paman Dyo lalu mengangguk. "Aku tidak suka jika kamu menyentuh piano itu." Bisik Melody kemudian pergi bersama paman Dyo.
Nabilah langsung pergi dari kafe itu lalu memanggil taksi. Di dalam taksi Nabilah terlihat sangat gelisah, dia terus-terusan memikirkan hal yang tadi.
"Bagaimana jika kak Melody mengetahui bahwa aku memang Nabilah? Apa perjalanan selama 49 hariku akan terhenti sampai sini? Apa aku tidak akan hidup lagi? Ya Tuhan ini benar² menyulitkan, bagaimana aku bisa membuktikan bahwa aku bukan Nabilah?." Nabilah mengacak-ngacak rambutnya, dia terlihat sangat frustasi.
.
.
.
.
.
.
."Apa kamu sudah makan siang?." Tanya Donny saat masuk ke dalam kamar rawat Nabilah sambil membawa sesuatu di tangannya.
Nancy menatap Donny lalu menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu kamu harus makan." Donny memberikan sekotak makanan untuk Nancy. "Aku membelikan spaghetti aglio e olio untuk makan siangmu." Lanjutnya.
Nancy mengambil kotak makan itu lalu menatapnya, tiba² saja Nancy menangis terisak.
"Kamu kenapa sayang?." Donny khawatir kepada istrinya yang tiba² saja menangis.
"Ini adalah makanan kesukaan Nabilah, setiap dia ke kafe Melody pasti dia selalu memesan spaghetti ini." Ucap Nancy terisak.
"Sudah² tidak usah menangis seperti ini, berhentilah menangis dan makanlah makan siangmu itu. Apa kamu tidak kasihan pada suamimu ini yang sudah jauh² membeli spaghetti ini hanya untukmu." Donny mengusap punggung Nancy.
Nancy berhenti menangis lalu memakan makanannya itu.
"Bagaimana? Enak kan ?." Tanya Donny. Nancy hanya tersenyum tipis lalu mengangguk.
.
.
.
.
.
.'Sisa waktumu tinggal 26 hari, 15 jam, 55 menit'
Nabilah terlihat cemas lalu mencoba menelfon Ve tetapi tidak di angkat sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
49 Days
FanfictionTerinspirasi dari drama korea 49 Days Alur ceritanya sengaja di buat berbeda dengan drama aslinya Cast: -Melody Laksani -Nabilah Ayu -Jessica Veranda -Devi Kinal Putri