"Nabilah?."
Melody menghampiri orang itu dengan perlahan, jantungnya berdebar lebih cepat, keringat dingin bercucuran di pelipisnya. Melody belum sempat menghampirinya, gadis itu malah pergi dengan langkah cepat. Ingin rasanya Melody mengejar gadis itu, namun itu tidak mungkin.
Seseorang menepuk pundak Melody dan membuat Melody terkejut. "Paman Dyo." Melody bernafas lega, ternyata itu paman Dyo.
"Kamu terlalu merindukannya sehingga membuatmu mengkhayal seperti itu." Ucap Dyo.
"Tapi aku melihatnya, tepat di depan cafe." Melody hanya ingin paman Dyo tahu bahwa apa yang dia katakan benar.
"Aku tidak melihat siapa-siapa di depan cafe, sedari tadi aku tidak melihat siapapun." Ucap paman Dyo.
"Baiklah, mungkin paman benar kalau aku hanya mengkhayal tentangnya saja, aku akan ke ruangan kerjaku dulu." Melody benar-benar kecewa, ternyata itu hanya khayalannya saja, dia begitu merindukan adiknya itu.
*****
Nabilah menghampiri Veranda duduk di taman bermain sambil memperhatikan anak-anak yang sedang bermain ditaman itu. Senyuman Veranda mengembang saat melihat semua anak-anak itu bahagia.
"Senyum yang manis." Nabilah duduk di samping Veranda.
Veranda menatap Nabilah lalu tertawa. "Tentu saja, baru sadar?." Ucapnya.
"Seperti itu." Ucap Nabilah.
"Darimana kamu?." Tanya Veranda.
"Aku tadi ke cafe kak Melody." Jawab Nabilah.
"Hanya sebentar? Apa Melody tidak ada disana?." Veranda bingung, biasanya Nabilah ingin berlama-lama disana.
"Kakak sedang berbincang dengan paman Dyo, sepertinya sedang membicarakan hal yang serius, lagipula kak Melody tidak bisa melihatku jadi aku memutuskan untuk mencarimu saja." Memang tadi Nabilah sempat ke cafe milik Melody.
"Mungkin Melody banyak urusan." Ucap Veranda.
"Aku kasihan padamu, sudah beberapa hari tidak bisa merasuki tubuh Kinal, maka dari itu aku akan memberikanmu satu hari lagi." Veranda memang tidak tegaan jika melihat orang lain kesusahan, apalagi ini menyangkut kematian. Veranda tau betul perasaan Nabilah saat ini, dia mempunyai kemauan hidup yang sangat besar.
Nabilah tampak senang ketika Veranda memberikannya satu hari. "Benarkah?." Ucapnya.
Veranda tersenyum kemudian mengangguk
"Tapi.... Hanya satu hari saja?."
Senyum Veranda seketika memudar. "Masih baik aku memberikanmu satu hari." Bentaknya.
"Maafkan aku."
"Iya, sudah kesekian kalinya aku memaafkanmu karena ulahmu itu, jika kamu mengulanginya lagi maka aku tidak akan memaafkanmu." Ancam Veranda.
"Aku janji."
****
Malam harinya, Kinal terbangun dari tidur panjangnya. Kinal duduk di pinggir ranjangnya lalu mengambil sesuatu di dalam lacinya. Kinal mengeluarkan sebuah foto dari dalam lacinya lalu menatap foto itu. Nabilah yang memang sudah disitu sedari tadi penasaran dengan foto yang di pegang Kinal, Nabilah mendekati Kinal lalu melihat foto itu. Nabilah kaget melihat foto tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
49 Days
FanfictionTerinspirasi dari drama korea 49 Days Alur ceritanya sengaja di buat berbeda dengan drama aslinya Cast: -Melody Laksani -Nabilah Ayu -Jessica Veranda -Devi Kinal Putri