Part 13

374 50 12
                                    

"Apa jangan-jangan........"

Melody langsung melepas pelukannya. "Ma-maaf." Ucapnya.

"Tidak apa-apa." Nabilah sedikit curiga.

"Aku hanya rindu adikku, kamu seperti dia." Bagaimana pun Melody harus merahasiakan kalau dia sudah mengetahui bahwa Nabilah berada dalam tubuh Kinal.

Nabilah bernafas legah. "Syukurlah kakak tidak mengetahui bahwa aku Nabilah." Batinnya.

"Kamu ingin makan apa? Tenang saja kali ini gratis untuk kamu." Ucap Melody.

Nabilah melihat jam di tangannya. "Aku tidak bisa berlama-lama, ada yang harus aku kerjakan." Ucapnya.

"Kamu punya pekerjaan baru? Kamu masih terikat kontrak dengan cafe ini." Melody melipatkan kedua tangannya di dadanya.

"Sekarang aku bekerja di sebuah cafe pada malam hari, aku lebih menyukai pekerjaan pada malam hari." Ucap Nabilah.

"Kamu bisa bekerja pada malam hari disini, kamu juga bisa menginap disini." Itu hanya menjadi alasan Melody agar dia bisa dekat dengan adiknya itu, dia benar-benar merindukan Nabilah.

"Aku sudah terlalu banyak merepotkan kakak." Ucapnya tanpa sadar.

"Kakak?." Ucap Melody.

Nabilah merutuki kebodohannya sendiri, kenapa Nabilah bisa keceplosan seperti itu. "Maaf, maksud aku Melody."

Melody tersenyum tipis, dia sangat merindukan panggilan itu. "Tidak apa-apa." Ucapnya.

"Tidak keberatan jika aku memeluk kamu?." Tanya Nabilah dengan sedikit ragu.

Melody tersenyun manis lalu merentangkan kedua tangannya. "Tidak usah sungkan."

Nabilah tersenyum senang lalu memeluk tubuh Melody dengan sangat erat. Keduanya merasakan nyaman ketika saling berpelukan, keduanya tampak enggan untuk melepas pelukan. Saat Nabilah ingin melepas pelukannya tiba-tiba saja Melody semakin mempererat pelukan itu.

"Sebentar saja." Bisiknya.

"A-aku harus pergi." Ucap Nabilah.

Nabilah benar-benar tidak ingin berlama-lama disini, itu akan membuatnya susah untuk jauh dari Melody.

Melody segera melepas pelukannya. "Maaf atas sikap aku yang tadi." Ucap Melody dengan menyesal.

Nabilah menggelengkan kepalanya. "Itu bukan masalah, aku senang kok."

"Kamu mau kemana? Aku yang akan antar kamu." Ucap Melody.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri." Tolak Nabilah.

"Emm yasudah, hati-hati di jalan." Berat bagi Melody untuk berpisah dengan Nabilah setelah dia tau bahwa Nabilah meminjam tubuh Kinal untuk bertahan hidup.

Nabilah tersenyum lalu mengangguk, dia melambaikan tangan pada Melody kemudian pergi dari cafe tersebut.

Paman Dyo menepuk pundak Melody. "Ada yang perlu kita bicarakan kali ini." Ucapnya.

Melody mengangguk, mereka pun segera masuk ke dalam ruangan kerja Melody.

"Tadi Nabilah kesini? Ada hal yang dia sampaikan sama kamu?." Tanya Pama Dyo.

Paman Dyo mengetahui bahwa yang datang tadi adalah Nabilah bukan Kinal, dia bisa melihat liontin walaupun dari jarak jauh.

Melody mengangguk. "Iya dia Nabilah, dia memintaku untuk memeluknya." Ucapnya.

49 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang