Part 14

355 55 12
                                    

Nabilah menghentikan tangisannya lalu melepas pelukan Veranda lalu menatap Veranda.

"Bisakah aku mengetahui siapa itu Jessie Putri?." Tanya Nabilah.

Wajah Veranda seketika berubah. "Aku tidak tau, berhenti menanyakan hal itu lagi." Veranda benar-benar tidak ingin Nabilah membicarakan hal itu lagi.

"Jangan-jangan Jessie Putri itu adalah..." Nabilah menatap Veranda dengan tatapan curiga.

Veranda mulai gelisah, yang seharusnya menjadi rahasia perlahan-lahan harus terbongkar.

"Kamu Jessie Putri kan? Jujur saja." Ucap Nabilah.

Veranda langsung membulatkan matanya. "Jangan bicara yang tidak-tidak, aku tidak kenal dengan Jessie Putri dan satu lagi, fokus misi pada misi kita." Ucap Veranda dengan nada yang sedikit tinggi.

"Waktu yang tersisa tinggal 15 hari dan kita harus fokus, kamu hanya mendapat satu airmata saja, jangan membuat perjuanganmu menjadi sia-sia." Ucap Veranda dengan wajah seriusnya.

"Aku tau, siapa yang akan menangisiku." Ucap Nabilah sedih.

"Kamu adalah anak yang baik, banyak yang sayang padamu." Walaupun sedikit menyebalkan namun Veranda akui bahwa Nabilah adalah orang baik.

Nabilah menggeleng kepalanya. "Tidak, susah bagi mereka untuk menangisiku dengan airmata murni." Ucapnya.

"Tidak bisakah kamu sedikit optimis? Jika aku bisa, aku akan memberikan setetes airmata murniku untukmu." Andai saja bisa, Veranda akan menangisinya.

"Kamu menyayangiku?." Tanya Nabilah dengan polosnya.

"Tidak." Jawab Veranda singkat.

"Menyebalkan." Gumam Nabilah.

Veranda menggenggam tangan Nabilah. "Kamu masih muda, kamu masih mempunyai tanggung jawab untuk membahagiakan kedua orangtuamu dan juga kakakmu, jangan sampai kamu meninggalkan mereka dengan penyesalan." Ucapnya.

"Seperti yang aku lakukan dulu." Batinnya.




Flashback on

"Kinal, tidak bisakah kita menghabiskan waktu bersama?." Tanya Jessie.

Kinal langsung menggeleng. "Tidak bisa, aku harus kerja." Ucap Kinal.

"Apakah pekerjaan begitu pentingnya untukmu?." Jessie terlihat sangat kecewa.

"Dengar, aku bekerja dari pagi sampai malam dan mencari uang untukmu Jessie, aku bekerja keras banting tulang hanya untuk memenuhi kebutuhanmu dan pengobatanmu, tolong mengertilah." Ucap Kinal.

Jessie terdiam, benar apa yang dikatakan Kinal. Kinal bekerja keras hanya untuk dirinya, sudah terlalu lama dia merepotkan Kinal, dia benar-benar tidak berguna.

"Aku sayang kamu, aku tidak mau kehilangan kamu." Mata Kinal mulai berkaca-kaca.

"Kalau begitu aku juga ingin bekerja, setidaknya itu akan meringankan pekerjaanmu." Ucap Jessie, walau dia tau jawaban apa yang akan keluar dari mulut Kinal.

"Tidak, dengar apa yang dikatakan dokter, kamu harus beristirahat dan jangan banyak melakukan aktivitas karena itu akan membuat kesehatanmu menurun." Kinal begitu menyayangi Jessie, dia tidak ingin hal yang buruk terjadi padanya.

Jessie menunduk sedih. "Maaf jika selama ini aku menyusahkan kamu, maaf belum bisa membahagiakan kamu." Jessie benar-benar menyesal, jika saja dia sehat maka dia akan membahagiakan Kinal.

Kinal segera memeluk tubuh Jessie. "Tidak, jangan berpikir seperti itu, menjagamu adalah tanggung jawabku, aku sama sekali tidak merasa bahwa kamu menyusahkan aku."

49 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang