Part 12

472 55 13
                                    

Gary masih menatap Kinal dengan tatapan bingung, sedangkan Melody yang melihat kejadian itu langsung menghampiri mereka berdua.

"Kamu baik-baik saja Kinal?." Tanya Melody dibalas anggukan dari Kinal.

Melody menatap Gary. "Sebaiknya Kinal pulang bersamaku." Ucapnya.

Gary hanya diam lalu mengangguk pelan, dia masih bingung dengan kejadian ini.

"Biar aku antar kamu pulang." Ucap Melody.

Kinal menggeleng kepalanya menandakan bahwa dia menolak tawaran Melody

"Kita bukan orang asing yang baru pertama kali bertemu bukan, pulanglah denganku." melody terus memaksa agar Kinal pulang bersamanya.

Lagi-lagi Kinal menggeleng kepalanya. "Biarkan aku sendiri." Ucapnya lalu pergi meninggalkan Melody sendirian.

Melody hanya terdiam lalu duduk di bangku taman itu, dia termenung. Nabilah yang melihat itu pun langsung menghubungi Veranda

"Bisakah sekali saja kamu tidak membuat masalah? Aku pusing." Omel Veranda yang muncul dari belakang.

"Aku tidak tau jika aku akan keluar dari tubuhnya, aku sangat kaget." Ucap Nabilah panik.

"Aku akui bahwa ini bukan kesalahan kamu seutuhnya." Ucap Veranda mencoba menenangkan Nabilah.

Nabilah bernafas lega

"Ini bukan masalah kenapa Melody dan Gary kenal dengannya, yang jadi masalah disini dia tertidur dirumah dan saat terbangun dia sudah berada disini dengan mereka. Jika begini terus bisa saja dia curiga, bagaimana jika dia curiga? Kamu tidak akan bisa memakai tubuhnya lagi dan itu artinya perjalanan kamu sampai disini semuanya sia-sia." Ucap Veranda panjang lebar.

Nabilah mengacak-acak rambutnya frustasi. "Lalu apa yang harus aku lakukan." Ucapnya.

"Lebih berhati-hatilah." Ucap Veranda kemudian pergi untuk mencari keberadaan Kinal.

Nabilah melihat kearah Melody lalu duduk disamping Melody. Dia tersenyum bisa menatap wajah Melody sedekat ini.

"Senang bisa berdua bersama kakak seperti ini, rasanya sangat bahagia." Ucap Nabilah.

Melody tersenyum kecil, dia seperti merasakan kehadiran Nabilah. Melody menghela nafas lalu menatap kearah Nabilah. Nabilah kaget bukan main.

"Apakah kak Melody bisa melihatku?." Batin Nabilah.

Tak lama kemudian pandangan Melody beralih kedepan lagi. Nabilah menghela nafas lega karena Melody tidak melihatnya.

"Sadarlah, aku sangat ingin bermain-main bersamamu, bernyanyi, bercanda, bahkan pertengkaran kecil pun rasanya aku ingin rasakan lagi bersamamu." Melody memejamkan mata membiarkan angin menyentuh wajah cantiknya itu.

"Demi kakak aku akan berusaha agar bisa tetap hidup." Ucap Nabilah.

Sedangkan ditempat lain terlihat Veranda masih mencari Kinal, dia benar-benar khawatir

"Dimana kamu? Jangan membuatku khawatir seperti ini." Veranda tak bisa menyembunyikan rasa cemasnya itu.

Tak lama kemudian dia melihat sosok yang dia cari-cari. Veranda tersenyum, saat hendak menghampiri Kinal, tiba-tiba saja tubuh Kinal ambruk.

"Kinal!." Teriak Veranda lalu berlari menghampiri Kinal.

"Kinal, Kinal bangun." Veranda menepuk-nepuk pipi Kinal.

Kinal membuka matanya perlahan lalu menatap Veranda walaupun pandangannya sedikit kabur. Mata Kinal berkaca-kaca, setetes airmata jatuh di kelopak matanya dan tak lama kemudian Kinal mulai hilang kesadarannya.

49 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang