Part 7

833 87 1
                                    


Saat ini Nabilah tengah kebingungan dan cemas karena wajah Kinal sangat pucat dan sepertinya dia mengigil.

"Sepertinya kak Kinal sakit." Nabilah mengeluarkan ponselnya kemudian menelfom Ve.

"Ada apa lagi? Tidak bisakah kamu membiarkanku untuk beristirahat?." Ucap Ve kesal.

"Ini sangat gawat, sepertinya kak Kinal sakit." Ucap Nabilah dengam cemasnya.

"Apa?! Aku akan kesana." Ve langsung mematikan telfonnya.

Tak lama kemudian Ve muncul di hadapan Nabilah dengan wajah cemasnya. Veranda langsung memperhatikan wajah Kinal.

"Kenapa dia bisa sakit?." Tanya Ve sedangkan Nabilah hanya mengangkat bahunya.

"Cepat masuk ke dalam tubuhnya." Pintah Ve. Nabilah langsung menggeleng kepalanya.

"Kenapa tidak bisa? Hanya masuk kedalam tubuhnya." Nabilah masih ragu².

"Cepat." Ve mendorong tubuh Nabilah untuk masuk ke dalam tubuh Kinal.

Nabilah membuka matanya. "Sakit." Ucapnya sambil memegang kepala.

"Apanya yang sakit?." Tanya Ve.

"Kepalaku sangat sakit, perutku juga sakit, rasanya aku ingin muntah." Ucap Nabilah lemas.

"Sekarang kamu bawa Kinal ke rs, aku tidak mau dia kenapa-napa." Ucap Ve.

Nabilah mengangguk lemah lalu berdiri. "Kamu tidak ingin mengantarku?." Tanya Nabilah.

Belum sempat Ve menjawab, tiba² saja ponselnya berbunyi. "Sepertinya tidak bisa, tiba² saja aku mendapat kasus baru." Ucap Ve kemudian menghilang entah kemana.

********

Saat ini Nabilah sudah menemui dokter dan menceritakan kondisinya sekarang ini.

"Kemarin kamu makan apa sampai² perutmu sakit seperti ini?." Tanya dokter wanita itu.

"Kemarin siang aku makan pasta dan sorenya aku makan mie instan sama roti terus malamnya aku makan......" Nabilah berpikir sejenak, dia tidak tau semalam Kinal makan apa.

"Apa setelah itu kamu memuntahkan semua makanan?.' Tanya dokter itu lagi.

Nabilah terlihat heran."Muntah? Apa aku muntah?." Pikir Nabilah.

"Tidak usah di pikirkan lagi, aku akan memberikanmu resep obat." Dokter itu menulis resep obat di sebuah kertas kecil lalu memberikannya pada Nabilah.

"Terima kasih dok, saya permisi dulu." Nabilah keluar dari ruangan dokter itu lalu menebus obatnya.

*******

"Bagaimana keadaan perusahaan bapak? Apa baik² saja." Tanya Gary pada Donny.

"Untuk saat ini baik² saja tapi aku tidak tau untuk ke depannya,  mungkin kamu bisa membantuku untuk menjaga perusahaan itu jika tidak perusahaan itu perlahan-lahan akan bangkrut." Ucap Donny. "Mungkin jika perusahaan itu bangkrut aku akan menyerahkan tanah milik Nabilah kepada orang klien ku." Lanjutnya

Gary kaget. "Kita tidak bisa menyerahkan tanah milik Nabilah apapun yang terjadi." Gary tidak ingin Donny menyerahkan tanah milik Nabilah karena jika itu terjadi dia tidak bisa memiliki tanah itu.

"Apa² aku cinta pada Nabilah?." Gary kaget karena tiba² Donny menanyakan hal itu.

Gary tampak ragu untuk menjawab. "Hmm... Aku sangat menyanyanginya." Memang benar Gary menyanyangi Nabilah, bahkan Gary jatuh cinta sama Nabilah pada pandangan yang pertama, tapi menurut Gary dia lebih mencintai tanah dan kekayaan milik Nabilah.

49 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang