Love You 5

2.6K 275 6
                                    

"Shan, darimana kamu jam segini baru pulang?" tanya Melody.

Shania baru saja pulang ke rumah pukul 11 malam. Padahal hari ini kuliah Shania hanya 3 sks saja, dan seharusnya dia tidak sampai selarut ini sampai di rumah.

Apa mungkin Shania butuh ketenangan setelah putus dari Ponda? Makanya dia berjalan-jalan seorang diri sampai tak ingat pulang.

"Dari rumah temen. Ngerjain tugas," jawab Shania.

"Oh. Kamu udah makan?"

"Udah. Mba, aku naik ke atas ya? Mau mandi nih, gerah banget!"

Melody mengangguk. Lalu Shania melangkahkan kakinya untuk berjalan ke atas menuju kamar. Saat naik tangga Shania bertemu dengan Kinal. Dimana Kinal membuat keisengan pada Shania dengan cara mencium pipi kanannya cepat dan ia langsung berlari turun ke bawah.

"Mba, ish! Nggak sudi gue dicium lu!" bentak Shania.

Kinal hanya tertawa dan tidak mempedulikan Shania yang ngomel pada dirinya. Yang penting hati Kinal senang karena keisengan dia pada sang adik bisa membuat hubungan mereka semakin lengket dan dekat. Karena kalau tidak iseng pada adik-adiknya di rumah, bukan Kinal namanya.

"Mba, belum tidur?" tanya Kinal saat melihat Melody masih duduk di sofa dan jarinya masih menari-nari diatas keyboard laptop.

"Bentar lagi, nanggung."

Kepala Kinal menggeleng, lalu ia menghampiri Melody yang sedang duduk dan memeluknya dari belakang. Satu tangan Kinal bergerak untuk menutup laptop milik Melody, "Mbaku sayang, bisa gak sih kerjanya dilanjut besok aja?! Sekarang waktunya mba istirahat. Kinal gak mau mba jatuh sakit karena lelah bekerja hingga selarut ini."

Melody tersenyum dan memegang pipi Kinal dengan tangan kirinya, "iya habis aku cek satu laporan lagi. Setelah itu aku istirahat dan langsung tidur."

"Mau Kinal bantu?"

"Emang kamu bisa?" Kinal mengangguk, hingga dagu lancip dia seakan menusuk bahu kiri Melody. Membuat yang punya bahu sedikit geli dan tersenyum, "kamukan bisanya dari dulu cuma ngerecokin mba dan adik-adikmu aja."

"Jangan pandang sebelah mata kemampuan Kinal dalam hal cek mengecek. Kinal bisa buktikan ke mba kalau Kinal mampu," ucap Kinal.

Melody hanya tertawa. Cek jangkar kapal mungkin Kinal bisa, tapi cek laporan keuangan mana dia bisa, karena itulah Melody hanya bisa tertawa.

Dalam diam dan acuhnya Ve, ia berjalan melewati mereka berdua di ruang tengah yang sedang bersanda gurau. Mata Kinal dan Melody langsung melihat Ve berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air minum. Padahal Kinal dan Melody sudah berusaha memberi pengertian pada Ve tentang masalahnya. Mereka berdua sudah memberi dua sudut pandang yang berbeda dalam hal ini.

"Mba ke kamar ya? Coba tolong kamu ajak ngobrol dia," kepala Melody menoleh ke kiri dan mendekatkan bibirnya ke telinga Kinal untuk berbisik, "bilang ke dia. Jangan cemberut aja kerjaannya tiap hari, nanti cepet tua."

Kinal tertawa kecil, setelah itu Melody beranjak dari sofa sambil membawa laptopnya naik ke atas menuju kamar.

Dari ruang tengah Kinal terus memperhatikan Ve yang sedang berdiri diam di dapur. Entah apa yang dipikirkan Ve disana. Padahal ia sudah meminum air untuk menghilangkan rasa dahaganya. Gelas yang digunakan Ve untuk minum dipegang dan sekali-kali ia putar untuk dimainkan.

Sedangkan Kinal berjalan ke arah tas miliknya yang ia taruh didekat TV untuk mengambil sesuatu disana.

"Nih, buat gantiin hp lu yang rusak."

Kinal menyodorkan kotak berukuran sedang ke Ve. Kotak itu berisi ponsel, mungkin Kinal mau menggantikan ponsel Ve yang waktu itu rusak karena ia tidak sengaja menjatuhkannya.

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang