Love You 8

2.2K 264 11
                                    

Sebelumnya...

"Ini buktinya," Melody menunjukan foto yang ada di ponsel dia ke Reana.

Reana terlonjak, ia sampai mengambil ponsel Melody dengan cepat. Foto yang ada didalam ponsel itu Reana perhatikan baik-baik. Matanya menyipit dan membesar melihat orang dalam foto itu begitu mirip dengannya. Sedangkan Okta jadi penasaran dan ikut melihat. Okta tak kalah terkejutnya, dia sampai mengusap kedua mata dengan tangan.

"Gak mungkin! Ini gak mungkin!" ucap Okta. Ia sampai menunjukan wajah tak percayanya sambil langkah kaki dia mundur ke belakang menjauh dari Melody dan Reana. Setelah itu Okta berlari kencang tanpa berkata apapun.

"Otut!" teriak Reana.
.
.
.

"Tut, lu kenapa kabur?" tanya Reana ketika dia mengejar Okta sampai ke rumah.

Melody juga mengikuti keduanya hingga ke rumah kecil yang ada dalam gang sempit tempat tinggal mereka berdua.

"Apa ada yang lu sembunyiin dari gue?.....Karena gak biasa-biasanya lu bersikap aneh kaya gini?!" lanjut Reana.

Kepala Okta menggeleng. Dimana Okta sedang duduk diatas tempat tidur sambil menekuk kedua kaki sampai ke depan dada, mengikat kedua kaki dia dengan tangannya. Okta hanya diam, matanya tidak berani menatap Reana yang tiba-tiba duduk disamping dia.

"Kalau gitu kenapa lu kabur dan sekarang malah diem gini sih!!" ujar Reana dengan suara meninggi.

"Gue gak kabur?! Gue cuma mau sampe rumah dengan cepat. Kan tadi gue udah bilang kalau gue tuh ngantuk!" jawab Okta dengan nada suara yang tak kalah tinggi dan kesal.

"Tapi kenapa sikapmu begitu ketakutan saat aku menunjukan fotonya Kinal?" kini Melody yang bertanya. Karena Melody mencium gelagat aneh dari seorang Okta.

Okta menarik nafas lalu membuangnya dengan kasar, kemudian dia beranjak dari tempat tidur. Tapi tangan Okta langsung dipegang Kinal supaya tidak pergi lagi.

"Okta, who i am?"

Dengan tangan yang bebas Okta merapihkan rambutnya yang hitam dan panjang, setelah itu ia gunakan untuk menutup mulut dia sendiri. Kedua mata Okta terpejam. Dahi Okta mengkerut, alisnya menyatu, bibir bawahnya ia gigit kecil tapi pelan.

Kinal dan Melody ikutan diam sama seperti Okta. Mereka berdua sedang menunggu Okta untuk menjawab pertanyaan Reana tentang siapa sebenarnya dia.

Pandangan mata Okta ke bawah, sepertinya ia sedang menghidari tatapan penuh tanya Melody.

Saat mata Melody mengarah ke sudut meja kecil yang ada disamping tempat tidur, ia berjalan beberapa langkah ke sana.

"Ini jam tangan siapa?" tanya Melody ketika di tangan dia sudah memegang jam berwarna hitam. Okta dan Kinal langsung melihat jam tangan yang sedang dipegang Melody itu.

"Jam rusak, gak usah ditanyain. Kelupaan dari kemarin mau gue buang," ujar Reana.

"Aku gak nanya rusak atau masih hidup jam tangan ini. Yang aku tanya ini milik siapa?" Melody mengulang pertanyaannya.

"Gak tahu! Udah lama itu jam ada di meja. Mungkin punya Otut kali," jawab Reana melihat Okta yang ada didekatnya. Reana masih memegang tangan Okta.

"Kamu tahu kenapa aku menanyakan jam tangan ini?" Reana menggeleng. Sedangkan Okta malah membuang pandangan ke arah lain, "karena jam tangan ini milik Kinal. Jam ini hadiah dariku ketika dia dinyatakan lulus dan masuk sebagai anggota tentara Angkatan Laut," tambah Melody.

Reana langsung melihat Okta, "bisa lu jelasin siapa gue sebenarnya, Tut? Karena dua minggu lalu saat gue bangun tidur dan disebelahnya itu lu, tapi gue gak tahu dan gak ngenalin lu sebagai saudara sepupu. Apa iya cuma gara-gara gue tidur terus bangun sampe bisa menghilangkan ingatan tentang lu sebagai seorang saudara?"

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang