Love You 15

2.6K 240 3
                                    

Kinal POV

Pukul 07.00
Berdiri disamping jendela kamar dan melihat keluar memanjakan mataku sekali, karena ada empat ekor ayam kate yang terlepas dari kandang. Paruhnya sedang mematuk tanah mencari makan. Apa ayam kerjanya cuma cari makan dan berkokok saja setiap harinya? Pantas manusia sering mengambil peribahasa tentang ayam. Seperti, sang ayam baru belajar berkokok. Yang artinya kamu masih muda, dan belum cukup umur. Atau perilaku ayam juga bisa jadi motivasi buat kita. Contohnya, ayam saja sudah bangun dan berkokok, keluar kandang di pagi hari untuk cari makan, makanya kita sebagai manusia jangan mau kalah dengan hewan.

Cklek~

Aku tersenyum, ketika dia baru keluar kamar mandi dan berjalan ke arah lemari pakaian untuk mencari baju yang ingin dipakai. Dengan cepat kulangkahkan kakiku mendekatinya, lalu kupeluk dia dari belakang. Mendekap tubuhnya yang harum dan wangi oleh aroma bunga. Kuciumi bahu kirinya, dimana handuk berwarna hijau yang melingkari tubuh dia tak sampai menutupi bahu putih mulus dan bersih miliknya.

Tangan dia memegang tangannku yang ada di pinggangnya untuk lebih mempererat pelukan ini. Aku tersenyum, ternyata bukan diriku saja yang menginginkan dia, tapi dirinya juga menginginkanku.

"Kok berhenti?" tanyanya saat kuhentikan ciumanku dan menaruh dagu ini diatas bahunya.

"Nanti ciumanku memanas. Bisa-bisa kamunya mandi dua kali nanti," kataku.

"Tapi aku ingin kamu menciumku terus seperti tadi, sayang. Biarkan saja ciumanmu memanas, karena memang itu yang kubutuhkan setelah mandi dan tubuhku terkena air dingin."

"Kamu kedinginan?" dia mengangguk, "mau kuhangatkan?" kali ini dia malah menarik hidungku, "auw! Hidungku bisa copot nih."

"Kalau hidungmu copot, biar kugantikan dengan hidung Pinokio."

"Bisa panjang dong hidungku kalau aku lagi berbohong."

"Iya, lucukan?"

"Iya Jinan. Kamu tuh emang lucu, sampai-sampai akunya ingin menciummu terus..." aku ciumi bahunya lagi dan menggigit-gigit kecil karena gemas, hingga dirinya kegelian lalu mencubit tanganku kencang.

Mataku terbuka lebar, segera kududuk diatas tempat tidur dan melihat sekeliling kamar. Yang kutemukan hanya Ve disampingku sedang tertidur pulas.

Aku memimpikannya lagi.
Siapa sebenarnya wanita itu?

Kali ini dia hadir di mimpiku bukan hanya menampakan wajah dan senyumnya saja. Sampai kapan, dan sampai kapan ingatanku kembali! Jangan buat teka-teki seperti ini tentang siapa wanita yang selalu hadir di mimpiku.

Ada hubungan apa aku dengan Jinan?
Apa dia salah satu saudari sepantiku?

"Ve, bangun!" kepalaku sakit jika terus memaksakan ingatan tentang siapa sebenarnya Jinan yang terus hadir dalam mimpiku. Lebih baik aku membangunkan Ve sekarang.

Perlahan Ve membuka mata, ia melihatku yang sedang tersenyum manis di pagi hari. Pacar baruku ini membuatku sedikit gemas, bibir tipis yang berwarna merah muda memanggil-manggilku untuk memberinya kecupan singkat.

"Muach! Pagi Ve sayang."

"Ihh. Nanti ada yang masuk dan ngeliat kita," gerutunya lucu sambil menyingkirkan tubuhku.

Ve bangun dan duduk ditepi ranjang, kedua tangannya ia gunakan untuk menguncir rambut hitam nan panjang ke atas seperti konde. Sungguh Tuhan maha segalanya. Dia menciptakan mahluk indah seperti Ve untuk dapat dimiliki. Ve memang sudah jadi milikku. Karena semalam ia menjawab iya atas pertanyaaku padanya.

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang