Love You 23

5K 312 42
                                    

Di ruang makan, Melody dan yang lainnya sedang menyantap makan malam bersama. Hanya si kecil Zara yang repot makan sambil bermain game di ponsel, sedangkan Melody Shania Vienny Ve hanya diam dan menunduk.

Sendok yang berisi nasi serta lauknya pun Ve angkat dan masukan ke dalam mulut. Tapi setelah makanan itu masuk ke dalam mulutnya, Ve diamkan tanpa dikunyah.

"Mba Tsubasa mau kemana?" tanya Zara yang melihat Kinal turun dari tangga lantai dua rumah mereka. Saat itu juga yang lainnya menengok ke Kinal.

"Ada urusan diluar. Mba Mel, Kinal pergi bentar ya?" ucap Kinal yang saat itu buru-buru ingin keluar rumah.

"Kinal, stop! Kamu gak boleh kemana-mana!" cegah Melody. Dia segera berdiri dan mendekati Kinal, "mba gak izinin kamu keluar rumah malam ini," lanjut Melody sambil menatap Kinal.

"Kenapa?"

"Mba bilang gak boleh ya gak boleh. Dan kamu gak perlu tanya alasannya."

"Mba Mel gak bisa gitu dong. Kinal dilarang keluar sama mba Mel, mba harus punya alasannya?!" kata Kinal kesal. Karena tak ada angin tak ada hujan, Melody melarang dia keluar rumah tanpa alasan. Padahal Kinal keluar rumah mungkin karena memang ada urusan yang harus diselesaikannya.

"Alasannya. Karena... Karena... hmm, karena ini udah malam," kata Melody memberi alasan yang menurutnya logis. Dimana alasan Melody hanya membuat Kinal tersenyum kecut dan geleng-geleng kepala.

Mungkin alasan Melody kurang masuk akal menurut Kinal. Bukannya selama ini dia tak pernah melarang yang lainnya keluar rumah di malam hari? Terlebih lagi buat Kinal, karena dia seorang tentara yang kadang tugasnya malam hari, bahkan pulang pun bisa sampai larut malam menjelang pagi.

Tanpa berkata pada Melody, Kinal melangkah pergi. Tapi Melody menahannya, dan sepertinya Melody khawatir kalau Kinal keluar rumah. Karena sangat berbahaya buat dia, Melody tidak ingin anak buah Budiman melakukan hal bodoh lagi ke Kinal. Kaka mana yang tega melihat adiknya disiksa terus-terusan, bahkan nyawanya juga terancam.

Karena Budiman pasti akan membalas kematian anaknya ke Kinal. Bukan hanya Kinal saja, tapi ke semuanya. Karena Budiman nggak akan tenang kalau keluarga Kinal masih bisa tertawa haha-hihi diluaran.

Tangan Melody yang menghalanginya, Kinal singkirkan.

"Mba, Kinal cuma sebentar. Gak lama. Kinal mau ke rumahnya Budiman, orang tua Jinan. Karena Kinal mau bilang, Kinal turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas kepergian anak mereka. Dan Kinal mau bilang ke Budiman, Kinal siap dibebas tugaskan kalau memang Budiman gak suka sama Kinal karena Kinal yang udah menyebabkan anaknya meninggal."

"Gak perlu. Biar mba aja yang ke sana besok buat ngomong," balas Melody.

"Mba, Kinal bukan anak kecil lagi. Kinal udah gede, dan Kinal bisa menyelesaikan masalah Kinal sendiri tanpa campur tangan mba Mel atau siapa pun!"

"Kinal!" bentak Melody. Tatapan keduanya begitu tajam. Membuat Shania Vienny Ve dan Zara enggan memisahkan mereka berdua. "Ve, tolong kamu kasih tau pacarmu ini untuk gak keras kepala. Dan nurut sama perintahku! Karena semua ini juga demi kebaikannya," lanjut Melody meninggikan suara dia karena sudah emosi.

Kinal terkejut. Dia mendengar dengan jelas kalau Melody mengatakan bahwa dirinya adalah pacar Ve. Bukan hanya Kinal yang terkejut, Shania dan Vienny serta Zara tak kalah terkejutnya.

Karena ingatan Kinal yang sekarang adalah ingatan tentang siapa dirinya yang begitu mencintai Jinan, dan bukan Ve.

"Mba Mel ngomong apa barusan? Mba Ve pacarnya Kinal?" tanya Vienny.

"Iya. Mba Mel lebih setuju Kinal berhubungan dengan Ve ketibang sama Jinan. Karena hubungan mereka hanya membawa kesulitan buat keluarga kita. Lihatlah, waktu itu Kinal hampir kehilangan nyawa karena masih tetap mempertahankan hubungannya dengan Jinan... Dan tadi di kafe beberapa anak buah Budiman datang, mereka ingin merebut kafe dari tangan mba. Apa itu namanya kalau bukan buat kesulitan untuk kita semua?! Walaupun sekarang Jinan sudah tiada, tapi Budiman masih ada. Dan dia akan membalas rasa sakit hatinya ke kita semua. Jadi mba mohon ke kamu, Kinal! Jangan lagi menemui Budiman. Masalah pekerjaanmu, biar besok mba Mel yang menyerahkan surat pengunduran diri kamu ke atasanmu. Mba gak mau kehilangan kalian. Mba gak mau..."

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang