Love You 11

2.4K 249 5
                                    

Kinal berusaha melawan dua pria tersebut seorang diri. Dengan tenaga yang tidak terlalu kuat karena dia perempuan, tapi Kinal pantang menyerah sampai titik darah penghabisan. Tekat Kinal bulat, dia cuma mau melindungi Melody.

Pukulan bertubi-tubi Kinal terima secara bergantian dari kedua pria tersebut, wajahnya bonyok, tubuhnya babak belur. Dan Kinal sampai muntah darah karena perutnya terus dipukuli.

Melody menangis sambil berteriak, memohon pada kedua pria tersebut untuk tak lagi memukuli Kinal. Dia sudah tidak sanggup melihat Kinal yang tak berdaya.

"Hentikan!" teriak Okta ketika melihat Kinal sudah hampir mati karena dipukuli. Okta mendekati kedua pria itu, "cukup. Jangan pukuli dia lagi. Kalian berdua lepaskan mereka. Sebagai gantinya aku akan menemani kalian bersenang-senang," tambah Okta.

"Tut," Kinal berusaha berdiri dengan susah payah. Karena tubuhnya lemas dan tak bertenaga. Melihat Kinal tampak lemah, Melody berlari mendekati dia untuk membantu Kinal berdiri.

Dengan bantuan Melody, Kinal berjalan ke arah Okta. Tangan Kinal yang berlumuran darahnya sendiri sehabis mengelap mulut, ia gunakan untuk memegang bahu Okta.

"Lu ja..ngan bertindak bo..doh!" kata Kinal terbata, "gue gak ba..kal nyerahin lu sebagai gan..tinya. Lebih ba..ik gue mati ditangan me..reka."

"Mba Mel, bawa dia pergi dari sini. Biar dua pria ini jadi urusanku," ucap Okta yang tak mau melihat wajah Kinal. Mungkin Okta sudah tak tega melihat Kinal yang terus dipukuli habis-habisan sampai dia bonyok sana-sini dan muntah darah.

Kedua pria tersebut tetap saja memukuli Kinal yang berusaha melindungi Melody. Sepertinya mereka sengaja membuat Kinal perlahan mati karena ulah keduanya, walaupun pada akhirnya nanti mereka tidak mendapatkan Melody. Yang penting mereka sudah bersenang-senang dengan Kinal yang habis mereka pukuli sampai mati.

Melody tercengang mendengar Okta berkata seperti itu, mana mungkin ia tega meninggalkan Okta sendiri dengan kedua pria sialan yang beraninya dengan perempuan. Seorang banci saja tak akan menyerang atau pun memukuli perempuan, tapi mereka laki-laki beraninya malah dengan perempuan. Sebenarnya mereka itu banci yang sesungguhnya, berlindung dibalik tubuh laki-laki untuk bisa menghajar perempuan seperti Kinal.

"Gak. Kita gak akan bi..."

"Bawa Reana pergi dari sini, mba! Kalau tidak dia akan mati!" ucap Okta memotong perkataan Melody dengan cara membentaknya.

Okta tak bermaksud membentak Melody seperti itu, dia hanya ingin melihat Kinal hidup dan tak mati sia-sia.

Karena dibentak Okta, Melody akhirnya membawa paksa Kinal pergi dari sana. Melody memasukan Kinal ke dalam mobil dan segera tancap gas. Walaupun mobil dia 1 bannya pecah dan belum diganti, Melody tak peduli, dia tetap menjalankan mobilnya untuk segera pergi.

Kinal merutuki dirinya sendiri, ia menangis karena merasa bersalah sudah meninggalkan Okta sendiri dengan kedua pria brengsek. Nasib Okta akan seperti dan jadi apa nantinya, itulah yang ada dipikiran Kinal.

"Argh!" teriak Kinal kencang.

Melody yang sedang menyetir menoleh ke arah Kinal, dia paham dan mengerti betul tentang apa yang ada dipikirkan Kinal sampai dirinya berteriak dan menangis. Ketika melihat diujung jalan ada kantor polisi, Melody membelokan mobilnya ke sana.

"Kamu tunggu sini, aku mau ke dalam minta bantuan," kata Melody saat mobilnya berhenti tepat didepan kantor polisi. Lalu ia turun dan masuk ke dalam.

Sedangkan Kinal didalam mobil duduk resah tak tenang karena mengkhawatirkan Okta. Menggunakan sisa-sisa tenaga yang ada Kinal membuka pintu mobil, kemudian dia berdiri pada kedua kakinya dengan susah payah. Baru saja kakinya melangkah ia pun terjatuh.

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang