Berhari hari tidur gadis itu tidak nyenyak karena memikirkan tawaran itu. Gadis itu masih merasa bingung atas keputusan yang harus dia ambil. Setengah pikirinnya mengiyakan dan setengahnya lagi meragukan hal itu, terlalu takut akan resiko apa yang akan dia hadapi.
"Masih memikirkan tawaran itu?" Tara datang dan duduk di samping gadis yang masih merasa bingung itu. Dari atas sini Denpasar terlihat sangat indah saat malam seperti saat ini. Semua tempat menyalakan lampu, terlihat seperti ribuan cahaya dalan gelap dilihat dari jauh.
"Seperti itulah." Jawab gadis itu tanpa menatap wajahnya.
"Sebenarnya cukup mudah menemukan jawabannya, cukup tutup matamu, tanyakan dalam hati apa yang benar benar kau inginkan. Jika hal itu sangat kau inginkan maka sebesar apapun resiko yang harus kau tanggung kau akan tetap memilihnya." Dian menoleh, sepertinya gadis itu tidak menyangka ucapan macam itu keluar dari mulut seorang lelaki yang entah tamatan apa dan bahkan tidak punya tempat tinggal.
"Mungkin aku hanya bisa bicara, tidak banyak hal yang bisa aku bantu. Tapi percayalah apapun keputusanmu itu adalah pilihan terbaik. Dan aku akn selalu mendukungmu." Lelaki itu tersenyum sangat manis kepada Dian.
Gadis itu masih terdiam, sementara lelaki di sampingnya sibuk menikmati angin yang menerpa wajahnya.
Balkon menjadi lengang, kedua manusia itu memilih untuk bungkam dengan pikiran masing-masing.

KAMU SEDANG MEMBACA
DianTara
Romancekau bilang perbedaan bukan halangan, tetapi mengapa kita tidak dapat disatukan?