Dua bulan berlalu sejak malam itu, mereka sudah saling mengenal satu sama lain.
Dian sudah kembali ke rutinitasnya di daur restoran sebagai juru masak, dia sangat sibuk membuat berbagai macam resep-resep baru, baru malam hari ketika jam sudah menunjukan tengah malam gadia itu bisa kembali ke rumahnya. Tanpa makan, tanpa mandi, tubuhnya langsung tenggelam dalam kasur dan selimut hangatnya, lalu dia akan tertidur lelap. Dan esoknya, pagi pagi sekali dia akan kembali ke restoran itu. Semuanya berjalan sama setiap harinya, hanya pada hari hari tertentu atau ketika restoran sedang sepi dia bisa mengambil libur. Dan jumlah libur yang dia dapat pun itu bisa di hitung dengan jari.
Sedangkan Tara, setidaknya dia lebih baik sekarang, dia tidak lagi terluntang lantung di jalanan. Sekarang dia menjadi pengantar surat, dan pemilik perusahaan tempatnya bekerja mau berbaik hati memberikannya tempat tinggal di kantor pos itu. Dengan catatan, dia harus bekerja lebih giat dari yang lainnya. Walau demikian, hal itu cukup membuatnya senang, setidaknya lelaki itu tidak perlu lagi tidur di emperan toko dan di usir esok pagi oleh pemilik toko.
Semuanya terlihat lebih baik sekarang. Hanya saja kesibukan mereka masing masing membuat keduanya lebih jarang menghabiskan waktu bersama. Walau hanya sekedar untuk bertemu dan membahas tentang hari hari yang mereka lalui, itu bukan hal yang mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DianTara
Romancekau bilang perbedaan bukan halangan, tetapi mengapa kita tidak dapat disatukan?