Ini hari yang selama dua bulan terakhir mereka tunggu, pawai ogoh ogoh. Masyarakat disana dengan suka cita menyaksikan pawai itu walau terkadang harus berdesak desakan. Pawai itu diawali dengan pementasan tari tarian yang disertai narasi tentang kisah tokoh yang di gambarkan lewat ogoh ogoh. Lalu ada beberapa atraksk dari par pembawa obor. Dan puncaknya adalah arak arakan ogoh ogoh sepanjang jalan raya.
Dian ikut bergabunh dengan para pemuda di daerahnya, dia bertugas membawa obor.
Mungkin bagi Tara ini hal yang sering dia lihat setiap tahunnya, hanya saja dia tidak mengerti dengan makna pertunjukan ini, hanya tahu kalau ini pawai yang bagus, itu saja.
"Ini pawai yang menyenangkan." ujar Tara ketika gadis itu sudah selesai tampil dan kini berada di sampingnya.
"Tentu saja."
"Tapi, aku tidak mengerti bahasa yang mereka gunakan." ujarnya dengan santai seraya tertawa kecil.
"Ehm, aku paham itu." tentu saja Tara tidak mengerti bahasa daerah ini, yang pertama karena dia bukan penduduk asli disini dan kedua karena dia bukan agama hindu seperti kebanyakan masyarakat yang lainnya. Mungkin ada penduduk lain seperti dirinya yang mampu mengerti bahasa daerah mereka, tapi tidak berlaku bagi lelaki itu.
Dan hal hasil Dian menjadi guide dadakn untuk lelaki di samlingnya. Dengan perlahan gadis itu menjelaskan semua juga menerjemahkannya ke bahasa indonesia.
Kebersamaan sepanjang malam, menyaksikan pawai ogoh ogoh bersama, setidaknya ini cukup untuk mereka berdua. Dan selanjutnya mereka harus menunggu entah berapa lama untuk bisa bertemu lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
DianTara
Romancekau bilang perbedaan bukan halangan, tetapi mengapa kita tidak dapat disatukan?