♥timbal balik

6.2K 332 42
                                    

haris terlihat sibuk mengotak atik laptop dan sebuah perangkat aneh satu lagi. mengeluarkan sekotak kecil ntah apa lagi aku ga paham. lalu menghubung hubungkan dengan berbagai macam kabel kecil kecil.

" mau ngapain?". tanyaku penasaran.

" liat rumah lev". katanya seperti bercanda.

" ahh mana bisa". kataku meremehkan.

" lihat saja nanti". kata arga senyum senyum nakal. aku jd curiga. dirumahku juga ada cctv. dipasang eyang diruang tamu. seketika terlihat suasana rumah lev. mulai dr ruang tamu dan kamar lev. tergantung dimana cctv itu dipasang. dan biasanya memang yg terhubung dengan internet.

" dr mana km belajar kayak gini riz?". tanyaku takjub. memang sih ilmu pasti bisa dipelajari. tp hal kayak gini aku ga pernah melihatnya.

" ada len.. belajarnya mahal.. harus keluar negeri". katanya sedikit sombong.

" sepi.. bener kata sarah.. mungkin emang blom dateng mereka". kataku masih penasaran.

" kamar lev coba". kata arga sangat penasaran soal yg aku lihat dikamar lev dulu.

" eh.. ini rumah siapa len?". tanya clara ikut melihat bersama yg lain.

" km kenal kok.. keluarganya dulu pasien kita". jelasku bikin bingung.

saat haris memperlihatkan cctv didalam kamar lev terlihat dia merangkak keluar dr ruangan sebelah. clara dan martina menatap screen laptop ga percaya.

" dia cacat len?". tanya clara masih melihat tak berkedip.

" kayaknya gt.. ih.. kemana orang orangnya.. kasian lah orang cacat dibiarin kayak gt" kata martina menimpali karena memang tak terlihat lev atau siapapun.

" itu ..dia kecelakaan atau gmn kok ga ada kaki sm tangan?". tanya clara lg. aku cuma diem.

terdengar suara gemuruh angin diluar pintu. seperti angin topan besar. jendela kaca memperlihatkan kabut tebal yg berkeliling. kadang terlihat menghitam dan menebal. hingga pemandangan lampu lampu dijalanan tak terlihat lg.

" bude..!!". panggilku seketika berlari menuju kamar budeku. terlihat tubuhnya berasap dan sangat panas saat disentuh. aku panik ga bisa mikir lg.

" ambilin air es...!!".pinta arga. aku buru buru ambil. saat kubuka pintu atas almari  es terlihat sosok berjongkok dan berwarna hitam duduk diatas almari es. tp dia hanya diam dan terikat rantai besi yg menyala.

kubawa satu gelas penuh es batu dan sedikit air. kujadikan satu dalam satu wadah. arga mengambil sebuah kain warna putih dimasukkan dalam wadah dan diberi doa. setelah itu diusapkan ke seluruh tubuh. asap keluar dr tubuhnya seperti besi panas disiram air.

" Ya Allah... Ya rabb..". ucap haris menganga.

setelah itu kabut diluar perlahan menghilang. suara ribut diluar juga menghilang. perlahan demamnya turun. selang beberapa saat budeku tersadar dan lanjut istirahat.

" laper nih.. ". kata martina dan sesekali perutnya kerucukan.

" yaudah aku beliin makan dulu yaa..". kataku sambil ngambil tas ransel kecil.

" aku temenin..". kata arga langsung menuju pintu diikuti haris yg bawa tas ransel besar.

" ditinggal deh tasnya riz..cuma mau beli makan". kataku heran melihatnya kmn mn dibawa, jangan jangan mandi dibawa ini.

" ada perlu len.. cuma bentar kok.. mereka dah nunggu dr td". katanya ingin ketemu temen temennya. baru tahu aku haris punya temen disini.

" yaudah yuk..". ajakku akhirnya pergi bertiga.

The Final ChapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang