Teluk menjangan ini indah sekali didominasi banyak pohon dengan anggrek disana sini. Beberapa merupakan anggrek langka. Pantai yg benar benar masih belum terjamah dan masih sangat alami.
" bisa bawa pulang nih anggreknya". Ucap haris melihat sekeliling dan sesekali mendekat ke beberapa anggrek yg warnanya ga pernah aku lihat.
" pantes kesini harus dapat ijin.. kalo semua orang kayak km.. ancur ini pulau". Kataku sambil menariknya menjauh saat mau meraih beberapa bunga anggrek.
" inget riz kita disini mau ngapain". Kata arga menimpali.
" iya iya.. serius amat..". Ucapnya berlalu pergi.
Kulihat dira dia termenung. Kudekati perlahan lalu kubisikkan kalimat yg aku pun masih bingung kenapa aku berucap begini.
" fokus.. jangan biarkan dia muncul". Kataku menekan kuat lengannya. Dira seperti tersadar dan melihatku curiga.
" dia???". Tanyanya lirih namun aku bs melihat dia sedikit terkejut.
Kubiarkan dia terbengong sesaat sebelum menyadari aku tau apa rahasia terdalamnya.
" ayo.. km mau buang buang waktu?". Kataku pergi diikuti dirinya.
Kita melewati beberapa bukit mencari dimana tempat dira dulu mengambil apa yg seharusnya tidak dia datangkan kedunia ini.
" mana dir.. udah muter muter lebih dr 4 jam lo.. dimana tempatnya?. Ucap haris mulai emosi.
" kayaknya bukan disini deh.. seingetku lurus sama batu gajah itu". Jawabnya menunjuk sebuah batu karang yg mirip seperti gajah.
" oke.. trus kmn habis ini?!!". Tanya haris agak membentak.
" mmmm... lurus dulu aja, Aku lupa sih... kayaknya dibalik bukit yg satunya". Jawabnya melihat lurus kedepan kali ini yakin sekali. Dia berjalan lurus mengikuti arah bukit didepan kita. Kami hanya saling melihat satu sama lain.
" sabar... kita ikuti saja dulu.. mungkin ntar juga inget dia". Kata arga mencoba menenangkan hariz.
Kita mengikuti dira beberapa meter dibelakangnya. Beberapa saat kita muter ga jelas lagi. Dan pada akhirnya dia belom ingat sama sekali.
" bisa gak.. kita pilih tempatnya sesuka kita???!!!". Tanyaku mulai ikut hilang kesabaran.
" kan kemarin udah dibilang sama kakek suryo harus gimana". Kata hariz menanggapi.
" sebentar, kasih aku waktu.. aku punya petanya". Katanya tiba tiba ingat dan menarik tas ranselnya berpindah kedepan dada dan mulai mengacak acak isi tas nya.
" itu coretan bukan peta". Kataku masih bingung melihat yg dipegangnya. Hanya kertas biasa yang berambar coretan coretan yg memang bentuknya seperti pulau ini.
" aku membuatnya kemarin, karena aku takut lupa tempatnya secara pasti. Dan aku yakin disini ini tempatnya". Katanya menunjukkan tanda di selembar kertas.
" yakin tuh?? Nanti salah lagi. Kita udah berjam jam lo dan keburu sore. Aku gamau disini sampai malam". Kataku menegaskan lalu melihat sekeliling. Tempat ini benar benar membuatku sesak. Ada satu hal yg tak pernah aku tuliskan dari awal. Mereka mampu menunjukkan segala macam rasa, Dari bingung.. menyakitkan.. sedih.. dan ada beberapa sosok yg menunjukkan padaku rasa tak mau sendiri dan kepengen ikut. Sebenernya selama hidupku aku banyak mengalami beberapa hal yg baru kupahami saat aku besar. Kenapa dulu waktu SD aku sering diikuti sampai kerumah. Karena mereka ingin ikut dan aku mengiyakan.
Disini tak jauh beda. Hanya saja aku dibawa terlalu jauh ke masa lalu mereka hingga kisah kelam beberapa orang orang yg dulunya termasuk orang berpengaruh pada masanya dan menjadi sesat antara ilmu hitam dan ilmu putih. Sosok terkelam yg selama ini belom pernah aku temui. Ratu dari pulau ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Final Chapter
Horrorlamaran arga membuatku semakin yakin jika dia adalah seseorang yg tertulis di lauhul mahfuz untukku. ta'aruf adalah jalan terbaik yg akan kita lalui. namun semua tak semudah yg kita inginkan. dukungan sahabat terbaik dan teman baru makin membuatku y...