chapter 3

11.9K 270 12
                                    

"Ken lepaskan, kau menggangguku" Hanni berontak, bagaimana tidak saat ini Hanni sedang memasak dan Ken tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Harum sayang" Ken mencium puncak kepala Hanni.

"Ya aku tahu, ini resep baruku"
"Hmm ya kau sangat harum" Aku merinding saat Ken menciumi leherku.

"Hhh... Ken aku harus masak. Apa kau tidak lapar hm?"

"Hem iya aku lapar sayang, dan sekarang aku ingin makan"

"Kalau begitu lepaskan aku Ken ,aku harus masak nanti kau kelaparan"

"Sayang aku laparnya pengen makan kamu bukan makanan" Ken semakin liar. Sekarang bahkan nafasnya sudah tak teratur.

"Ken lepaskan hm" kata-kataku tak seseuai dengan tubuhku yang mulai terasa panas. Tiba-tiba Ken melepaskan pelukannya dan pergi menjauh, air mukanya tak terbaca dia sangat datar.

"Ken... apa kau marah?"
Tak ada respon, Ken terus menjauh dan menjauh.

"Ken... Ken jangan pergi Ken..."
Ken semakin jauh hingga tak terlihat, dan wajahnya itu menunjukkan benci,jijik dan...mengerikan.

Ken meninggalkanku, kenapa Ken pergi. Rasa sesak menghampiri, air mataku tak dapat dibendung lagi. Aku menangis terus menangis sampai senggugukan.

"Ken... jangan pergi"

*  *   *

Aku terbangun karena sesak " kenapa aku memimpikan Mr.Ken? Dan apa pula arti mimpi itu, kenapa aku mimpi seperti itu"

Mungkin aku terlalu kesal padanya kemarin sehingga dia datang dalam mimpiku.

Kulihat jam menunjukkan pukul 06.00, terlalu pagi dari biasanya aku bangun. Tapi tak apa lebih baik aku bersiap. Mandi sarapan dan berangkat magang.

Aku tak mau nilai maganggu mengganngu proses perkuliahanku selanjutnya. Aku harus semagat ini hanya tiga bulan kan.

Setelah ini aku takkan bertemu si Tua itu lagi. Tapi si Tampan sepertinya aku masih ingin bertemu.

" Hihihi, kalau mimpi itu tadi kenyataan ya, mengkin akan indah duniaku" haha tentu saja adegan terakhir mimpi itu tidak termasuk dalam halayanku. Itu terlalu mengerikan bahkan hanya untuk sekedar bayangan.

  * * *

Hari ini aku tak terlambat, lebih baik menghindari masalah hari ini. Sudah cukup kemarin aku terkena sial.

Tapi kalau difikir lagi aku mulai kena sial setelah bertemu dengan Mr.Ken tampan itu. Andai saja dia tak menyebalkan.

Kulihat meja karyawan sudah hampir berpenghuni semua tapi sahabatku sekaligus teman magangku belum terlihat batang hidungnya.

Aku mencemaskannya, dia tak biasa terlambat seperti ini.
Ah mungkin kutelpon saja dia.

"Tuutt...tuutt...tuuutt... nomor yang anda tuju sedang sibuk cobalah beberapa saat lagi"

'Mira kau dimana?' Delive tapi tak diread.

" Ping!!!"

" Ping!!!"

" Ping!!!"

Tak diread juga. Ya sudah mungkin dia lagi diperjalanan.

"Hanni... kesini sebentar" pak bos manggil nih

"Iya, ada apa pak?"

"Tolong kamu fotokopykan proposal ini, setelah itu berikan proposal asli kepada pak Geffano! "

"Baik pak, tapi pak Geffano itu yang mana ya pak? " Tentu saja aku bertanya aku tak kenal.

"Astaga Hanni pak Geffano itu yang memberikan pengarahan pada kalian kemarin"

"Ooh bapak botak itu" hmm aku manggut-manggut, eh tapi yang dibilang pak boss tadi'mengantarkan proposal padanya' oh tidak kenapa aku harus berurusan dengan si Botak itu sih "alamat kena sial aku pagi ini" aku merutuk.

" Hanni, kau tak boleh menyebutnya si Botak atau bapak Botak, dia itu orang yang paling dihormati di kantor ini. Jadi jaga ucapanmu"

"Eeh baik pak, maaf sebelumnya" yaakk aku malu sekali pak boss yang terlenal baik nan ramah ini sudah marah padaku.

"Ya sudah cepat kerjakan tugas kamu"
"Baik pak"

*   *     *

Yang benar saja masa aku harus mengcopykan ini lantai dasar , kenapa juga alat fotokopian yang ada diruanganku rusak. Kesal sekali rasanya.

Setiba dilantai dasar aku mencari tempat untuk fotokopi dan disana ada 2 orang yang sedang mengantri. Baiklah sepertinya aku harus menunggu.

Mengarahkan padangan keluar ruangan. Gedung tempatku bekerja ini terbuat dari kaca jadi semua transparan.

Mataku menangkap pemandangan yang lumayan  menyesakkan. Disana di parkiran aku melihat Mira turun dari mobil Mr. Ken. Apa-apaan kenapa pula Mr.Ken memapah Mira. Sok romantis sekali.

Ngomong-ngomong soal Mira, tadi dia tak menjawab teleponku dan jangankan membalas dibacapun tidak bbmku. Entahlah aku jadi kesal sendiri.

Mereka mendekat, ya semakain mendekat kearahku.

" Han, apa yang kau lakukan disini?" Mira menyapaku aku meliriknya, dia masih dipapah oleh Mr.Ken tampanku.

'apa-apaan Mr.Ken, kemarin dia memeluk,menciumku dan sekarang apa?dia malah mendekati sahabatku' dewi dalam batinku mendumel sendiri.

"Oh aku sedang menunggu bom meledak mir" jawabku sesantai mungkin agar tak terlihat emosi.

"Apa?" Mira kelihatan bingung
"Oh tidak, maksudku aku sedang menunggu fotokopian"

dalam hati,

Ya mir aku sedang menunggu bom dalam hatiku meledak, kau sahabatku dan sekarang Mr.Ken yang tampan nan mesum itu mendekatimu nyesek tauukk. Dan apa pula pakai pegang tangan dan bahu.

"Ooh hahah kukira kau akan menghancurkan gedungku Nona" dan itulah sapaan Mr. Ken padaku pagi ini.

Pandanganku beralih pada kaki Mira dan astaga ada apa dengan kaki Mira kenapa ada perban.

"Mir, kaki mu?"aku langsung melirik kepada  Mr.Ken " Kauu... apa yang kau lakukan pada sahabatku hah?! Kau berani-beraninya " teriakku

"Han, ini tidak ada..."

"Sudah mir, sebagai sahabatmu aku tak akan membiarkan kau terluka karena si mesum ini"  ucapku masih berapi-api.

"Tenyata kau juga suka menyimpulkan sendiri tanpa mendengar penjelasan nona" dia melihatku sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Tunggu... Han apa kau mengenal Pak Ken?"

Mira masih terheran melihtaku yang mengatai Ken dengan emosi. Pandanganku beralih pada Mira

" tidak! Aku tidak mengenalnya" elakku

" baiklah karena sekarang ada sabahatmu aku harus pergi" Mr.Ken menyerahkan tangan Mira padaku.

"Terima kasih pak" ucap mira.

"Sama-sama lain kali hati-hati ya"

whaat Mr. Ken mengedipkan matanya pada Mira dan dia menatapku tajam. Aku jadi gugup dibuatnya.

Setelah kepergiannya Mira menatapku seakan bertanya
" kau berhutang penjelasan padaku Han"

"Kau juga Mir" aku menuntun Mira untuk duduk dikursi tunggu dan aku memfotokopikan proposal tadi.

* * *








Haii derss apa kabar? Semoga kalian baik-baik saja. Ders gimana part ini menurut  kalian, suka nggak? Aku harap derss pada suka ya. Voment dong ders biar akunya semangat lagi nulisnya. 

Derss maaf ya kalo bagian +18 akunya nggak bisa buat adegan yg wah. Ya maklum akunya masih polos derss. Polos banget derss. Sayang kalian derss muuaaacchhh. Big hug.


waiting Mr.Ken Loving meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang