chapter 4

10.4K 269 4
                                    

Haii derss itu yang dimulmed Hanni sama Mira ya. Hehe.
Happy reading :-)

Setelah berakhir masa menyebalkan dihari ini, aku dan Mira memutuskan bersantai ria di salah satu kafe terdekat dengan Apartement kami.

Ya Apartement, kami berdua anak rantauan kami berasal dari Bengkulu. Kami berdua nekat berangkat ke Jakarta dengan mengandalkan Ijazah SMA dan beasiswa  disalah satu perguruan tinggi ternama Jakarta.

Full 8 semester serta uang bulanan satu juta perbulan, tentu saja kami tinggal di asrama mahasiswa penerima beasiswa, tapi untuk tempat tinggal hanya ditanggung sampai semester 4, maka dari itu saat ini kami berdua tinggal di apartement sederhana karena kami sudah semester 7 .

Apartement dengan satu kamar, dapur dan ruang tamu menjadi satu tempat. Aku dan Mira memilih apartement  yang berhadapan agar lebih mudah untuk saling menjaga satu sama lain.

Sebenarnya bisa saja kami menyewa satu apartement saja, tapi kami tidak melakukannya karena untuk menjaga privasi masing-masing.
   
Sebenarnya orang tua kami selalu mengirimkan uang yang lebih dari cukup untuk kebutuhan kami, tapi uangnya kami gunakan untuk kredit Scoopy.

Untuk memudahkan kami jika akan bepergian, hei jangan kalian fikir orang tua kami tak mampu membelikan kami Scoopy tapi kami yang tidak ingin membebani orang tua kami, aku masih mempunyai satu adik yang masih duduk di bangku Smp dan Mira mempunyai 2 adik, satu Smp, dan yang bungsu masih Paud.

Kami tak ingin egois, karena itu kami menjalani hidup dengan sederhana di perantauan ini.

*    *    *

Di kafe kami duduk di sudut ruangan dekat jendela, disini sangat nyaman.

"Jadi sebenarnya apa yang terjadi dengan kakimu mir, kenapa juga kau datang bersama Si tampan mesum itu? "Aku mulai menginterogasi Mira.

"Tadi pagi aku kecelakaan dan untungnya ada pak Ken yang membantu ku" jelas Mira

"Kecelakaan, bukankah kau bilang  hari ini kau diantar kekasihmu itu? Lalu dimana dia Mir?" Heranku, setahuku kemarin Mira mengatakan akan diantar oleh kekasihnya itu.
"Ya, awalnya dia yang menjemputku di apartement, tapi diperjalanan kami ribut dan..." Mira menagis.

"Dan?... dan dia meninggalkanmu dijalan?" Timpalku tak sabar
"Ya, kau benar"
"Mira dari awal aku sudah tak menyukai kekasihmu itu, dia bertindak semaunya terhadapmu. Jangan bodoh Mir banyak laki-laki lain yang ingin bersamamu"

Tentu saja aku marah, Mira sahabatku dan sekarang dia menangis. Kalian pasti merasakan apa yang aku rasakan sekarang jika diposisi ini.

"Han... apa yang harus aku lakukan. Dia...maaf han aku belum siap menceritakannya padamu"

tangis Mira semakin menjadi. Aku tau ada yang tidak beres disini, tapi aku harus menghargai privasi Mira. Saat ini dia belum siap menceritakan nya padaku.

"Tak apa Mir, kau bisa menceritakan nya saat kau sudah siap. Oke sekarang lupakan dulu masalahmu" aku memeluk dan menepuk pelan punggungnya berharap tangisnya mereda.

Akhirnya setelah 5 menit tangis Mira terhenti dan sekarang dia menatapku tajam, pasti saja dia akan menanyakan perihal Si Tampan Mesum.

"Sekarang saatnya kau yang memberikan penjelasan padaku Han"

"Penjelasan?" Aku berpura lupa.

Tentu saja itu tak mempan pada Mira, dia terus mendesakku dengan tatapan matanya.

"Hem... baiklah" aku menceritakan perihal aku bertemu Si Tampan Mesum di lampu merah, dan kejadian di lift semua tanpa terkecuali.

"Oohh" Mira manggut manggut.
"Tapi menurut firasatku Han, ada baiknya kau menajuhi Mr. Ken, aku saja ngeri setelah mendengar ceritamu"

"Ya, seharusnya begitu Mir tapi aku penasaran dengan si Tampan itu"
"Jangan-jangan kau menyukai Mr.Ken Han?"tebak Mira

"Eh, tidak. Mana mungkin aku menyukai nya aku hanya kagum dengan ketampananya. Tapi aku tetap membencinya atas sikapnya padaku."

"Yayah, aku harap kau berhati-hati dengannya" Mira mengingatkanku.

"Oke Mir" aku menjawab dengan cepat.

"Disini sini sangat nyaman Han"
"He em, aku akan betah disini berjam-jam Mir" aku mengedarkan pandanganku kejalanan.
Hah i got it.  Disana di pinggir jalan kulihat Si Tampan keluar dari Pajero miliknya. Oh tuhan dia sangat tampan, maafkan aku Tuhan atas pujianku terhadap mahlukMu yang berlebihan. Andai saja dia melirik kearahku, aku rela menjadi temannya bahkan kekasihnya. Ooh tentu saja yang aku harapkan bisa menjadi istrinya, dibelainya, dimanjanya. "Tuhan akukan sudah jomblo dari lahir, bisakah kau memberikan mahlukMu yang satu ini untukku" tanpa sadar aku mengucapkan itu, semntara Mira menatapku bingung "eh apa? Siapa yang kau maksud Han" Mira melihat kearah tatapanku.
"What The Hell Han? Kau meminta pak Geffano yang botak itu menjadi suamimu?" Mira mengatakan hal itu padaku sambil menatapku.
"Heh, yang benar saja kau Mir, enak saja kau..." aku molehkan kepalaku untuk melihat kearah si Tampan dan celakalah bagiku Tuhan, kenapa juga si Botak itu yang berada disana.
"Han, kukira kau memang belum ingin menjalin hubungan yang serius dengan seorang laki-laki, tapi aku tak menyangka kalau tipemu.... errr bapak-bapak?"
"Yaakk, apa yang kau katakan hah, enak saja tipeku bapak-bapak kau kira aku sudah tidak waras"
"Bisa saja, kaukan jomblo dari lahir Han" Mira mengejekku.
"Kau... tega sekali padaku Mir, bukan si Botak itu tapi tadi disana ada si Tampan, tapi entah dia menghilang" jawabku marah
"Ooh,hehe" Mira terkekeh dia masih mengejekku
"Oh ayolah Mir,  kau harus percaya padaku"
"Yaya aku percaya".
Sial!!!
Kenapa setiap aku melihatnya aku salu terkena sial. Sebenarnya ada apa dengan diriku, terkadang aku jengkel dengannya tapi aku juga tak bisa memungkiri aku mulai menyukainya. Sebenarnaya dia laki-laki pertama yang berani mendekatiku selancang caranya. Entahlah aku lelah hanya untuk memikirkannya saja.

*   *     *
DErss miss banget sama kalian baru sehari nggak update. Misss banget haahha ketauan banget jonesnya wkwk missnya cma sama derss aja. Bye ders jangan lupa VoMent ya derss. Muaccchh

waiting Mr.Ken Loving meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang