Nyatakah?

5.9K 212 5
                                    

Kembali lagi derss, sebelum baca vote dulu dong :) biar semangat ngetiknya buat yang selanjutnya jadi nggak lama update nya. Hehe.
Oke cekidot....

*     *      *

Kucoba buka mataku yang terasa berat, pusing dan sakit yang aku rasain ketika terbangun. Kulihat diriku berada dalam kamarku, kok bisa ya aku dikamar?

Pertanyaan itu tak lama bersemayam diotakku karena setelahnya aku kaget luar bisa. Sumpah.

Aku... dikasurku... cuma pake tangtop dan celana pendek. Pendek sekali. Dan dan disebalahku ada ken yang bertelanjang dada sedang terlelap. Oh noooo what happend???

Belum kelar kagetku kudengar suara berisik diluar kamarku dan suara knop pintu akan terbuka .... dimulailah drama menyedihkan dalam hidupku.
*   *   *

Author pov

"ASTAGFIRULLAH YA TUHAN, YA ALLAH ASTAGFIRULLAH..." histeris bunda Hanni melihat keadaan putrinya jauh dari kata sopan dan bahkan sangat memalukan.

Seketika bunda Hanni pingsan dan langsung digendong oleh ayahnya keluar kamar Hanni.

Sementara Hanni masih belum sadar sepenuhnya dan masih bingung dengan apa yang terjadi. Ken langsung terbangun dari tidur tampannya. Tiba-tiba mereka disadarkan oleh bentaakn kakaknya Hanni.
"Kau!!!!Rapikan diri kalian dan keluar, jelaskan!!!" Bedebam suara pintu kamarpun sangat kencang.

Setelah itu Hanni sadar sepenuhnya dengan keadaannya.
"Ken, gimana ceritanya kita bisa begini?" Lirih Hanni sambil menutupi tubuhnya dengan seprai. Walaupun dia masih menggunakan tangtop dan celana pendek tetap saja itu sungguh memalukan astaga!

"Ntahlah Han, aku juga nggak tau. Lebih baik sekarang kita hadapi kedua orang tua kamu diluar. Sana pake baju kamu lagi. Nanti kita cari tau kenapa kita bisa dalam kondisi ini, tapi itu nanti karena diluar ada orng tua kamu yang sedang menunggu" jawab Ken panjang Lebar.

Sumpah! Ken sampai menuguk air liurnya ketika melihat tubuh Hanni yang menggiurkan, dan kalau bukan ada sesuatu dia pasti sudah gila menahan semua ini.

*   *    *

Diruang tamu

Hening, walaupun sudah hampir sepuluh menit tapi belum ada yang mulai berbicara. Bunda Hanni masih senggugukan didekapan suaminya. Dia masih tak percaya putrinya, princess satu-satunya telah melukai harga diri ibunya. Telah mencoreng martabat ibunya. Telah mengabaikan nasihatnya. Telah melakukan hal yang paling dibenci agamanya.

Sementara ayah Hanni masih diam dengan rahang yang mengeras dan mata yang tajam menatap Hanni.

"Bunda aku...." Hanni mulai bicara tapi langsung disela oleh ayahnya

"Menikahlah!" itu perintah yang tak terbantah. Matanya menatap tajam kearah Hanni

"Ayah, ini semua salah paham. Aku dan Ken tidak melakukan apapun. Aku saja tidak tau mengapa ini terjadi. Ayah..." rengek Hanni. Hanni melirik kearah Ken yang juga sedang mentapnya. Hanni memberikan isyarat agar Ken menjelaskan kepada ayahnya.

Seakan mengerti Ken membuka bicara

"Saya akan menikahi Hanni Om, maafkan saya sudah melakukan hal yang memalukan ini Om"

"Ken!. Kita tidak melakukan apapun, jangan berkata seakan-akan terjadi sesuatu diantara kita Ken!" bentak Hanni. Hanni tak terima ken mengatakan itu. Tentu saja dengan perkataannya itu, seaakan akan mereka memang berzina. Oh tidak! Sekrang bahkan wajah Bunda Hanni lebih kecewa dari sebelumnya karena perkataan Ken.

"Bunda.... Bunda percayakan sama Hanni. Aku nggak mungkin ngelakuin itu bunda, ini hanya salah paham Bunda"  Hanni mencoba mendekati Bundanya, tapi bunda nya bahkan mengalihkan mukanya tak mau menatap Hanni.

Disitulah  perasaan seorang Hanni sangat terluka, dia melihat bundanya menangis karenanya dan sekarang bundanya tak mau menatapnnya. Lebih parahnya Bunda bahkan tak mau percaya kepadanya. Hancur sudah.

"Menikahlah besok di KUA, saya akan memberikan surat hak wali untuk kalian. Saya tidak akan menikahkan kalian. Kami akan pulang hari ini juga"  ujar ayah Hanni

"Ayah...hiks" Hanni tak percaya ini semua.

"Saya kecewa!" bentak ayah Hanni

Ayah yang yang selalu bercanda dengannya, yang selalu menyayanginya. Sekarang sudah marah besar.

Air mata Hanni yang ditahannya dari tadi akhirnya keluar.

"Ayah, bunda ayo pergi. Aku sudah memesan tiket penerbangan  dua jam dari sekarang. Tidak perlu buang-buang waktu lagi disini." ajak Sahendra April kakak Hanni.

"Tidak. Tidak. Tidak. Kalian tidak akan kemana- mana! Hiks" histeris Hanni

"Kalian akan tetap disini, aku sudah masak makanan kesukaan kalian. Hiks. Aku sudah siapkan semuanya. Hiks.kalian tidak boleh pergi. Tidak! Tidak! Tidak!". Air mata hanni semakin membanjir.

" kau yang membuat kami pergi" tegas Sahendra.

Hanni tersenyum kecut
"Kalian menyimpulkan sesuatu sendiri. Kalian tidak mempercayaiku, kalian jahat kalau melakukan itu"

"Jahat?  Menyimpulkan sendiri? Heii, kami melihat dengan mata kepala kami sendiri dan tadi, siapa... Ya, Ken kekasihmu itu sudah meminta maaf. Itu artinya iya" jawab Sahendra emosi

Pandangan Hanni beralih pada Ken
"Ken, katakan kalau ini hanya salah paham. Tadi bahkan kita tidak tau apa yang terjadi. Setelah makan aku merasa mengantuk dan... Tiba-tiba saat bangun sudah dalam kondisi..."

"Apa maksudmu Han, jangan membohongi keluargamu. Ini bahkan bukan yang pertama kali. Maafkan aku Om, Tante. Tapi aku akan menikahi Hanni. Aku janji"

"Tidak....apa-apaan ini? Ken kenapa kau melakukan ini? Apa salahku Hah?" bentak Hanni.

"CUKUP!!! Ayo kita pergi " ucap bunda Hanni seraya berdiri walaupun masih lesu.

"Tunggu... Kalian harus percaya. Aaku" Hanni memikirkan sesuatu

"Mira... Ya kalian bisa bertanya pada Mira kalau kalian tidak percaya padaku. Mira tau semua tentangku. Tentang hubunganku dengan Ken aku akan menguhunginya"  Hanni menguhubungi sahabatnya.

" Bunda, ayah Ken hanya bos dikantir tempatku magang, tidak lebih" Hanni mencoba menjelaskan.

Ceklek

Pintu terbuka, seiring munculnya sosok yang hanni harap menjadi penyelamatnya.

"Ada apa ini?" tanya Hanni yang heran melihat keadaan yang kacau

"Nak mira, apa kau tau tentang hubungan Hanni dengan laki-laki ini?" tanya bunda Hanni langsung

"Eh, tante... Memangnya kenapa dengan Hanni tan?

" dia...dia tidur bersama"

"Apa? Hanni? " ucap Mira

" Mir, kau taukan ini tidak benar. Ini hanya salah paham. Kamu taukan bagaimana hubungan kami. Ya kan Mir, mir bilang sama bunda ini hanya salah paham" 

Mira menatap Hanni, ada yang berbeda dengan caranya menatap hani

"Han, aku sudah bilang sama kamu nggak baik apa yang kalian laukan itu. Dan sekarang kalian ketahuan. Ini salah Han. Akhirnya kau mengecewakan orang tua kamu sendiri" ucap mira panjang lebar

Hanni tidak percaya ini, sama sekali tidak. Pertama Bunda, lalu ayah, kakak dan sekarang Mira.

Hanni merasa marah, sangat marah.

"Mira!kau, apa yang kau katakan hah. Aku tidak percaya ini" aku mendorong tubuh mira hingga tersungkur.

Plakk

Perih! Sakit! Bunda menamparnya
Tapi perih dipipi Hanni tak sebanding dengan hatinya.

"Bunda....hiks" mataku perih. Hatiku sakit. Untuk pertama kali aku ditampar.

Tidak sampai disitu saja, setelah ditampar ia ditinggalkan. Orang tuanya, kakaknya dan Mira pergi meniggalkannya.

Nyatakah ini? Entahlah.








waiting Mr.Ken Loving meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang