3. Tiga

226 35 1
                                    

Jika ada yang lebih mengejutkan dari kehadiran Kenzie dalam kehidupan nyata. Maka Bima akan menjawabnya dengan lantang. Ada! Karena hal itu baru saja terjadi di dalam lingkup rumahnya.

Dengan Andin yang berjalan di sampingnya, sang mama menghampiri Bima dengan senyum sumringah.

"Kenzie akan tinggal bersama kita."

Entah pendengarannya yang salah atau memang Ibundanya lah yang mengatakan hal konyol seperti saat ini. Lelaki yang baru sampai di rumahnya itu menaruh tasnya sembarang. Tatapannya beralih kepada Kenzie yang kini menyeringai sembari melambai mengutarakan bahwa dia ada di sini.

Dengan wajah datarnya, Bima menegadah menatap bengis kedua bola mata Kenzie. "Lo ngapain di sini?"

Kenzie merentangan tangannya seakan ingin dipeluk. "Ini rumah gue."

"Bukanya lo emang bilang kalo makhluk astral ini saudara lo, Bim?" tanya Andin yang sedari tadi terdiam mendengar penuturan ibunda Bima.

"Makhluk astral?" Kenzie menatap Andin.

"Iya," jawab Andin tanpa diminta. "Lo kan makhluk astral yang tiba-tiba muncul ngeganggu hidup gue."

Kenzie menatap Andin sinis, bagaimana bisa orang yang baru dikenalnya tadi pagi mengatakan dirinya adalah makhluk astral? Seakan gadis itu mengetahui semua tentang dirinya. Lelaki itu mendekati Andin, menjitak kepalanya hingga membuat gadis yang berada di hadapannya itu megaduh pelan.

"Gue aja bisa jitak lo, berarti gue bukan makhluk astral." Kenzie tersenyum menang ketika Andin tidak dapat membalik kata-katanya.

Bima menepis tangan Kenzie yang sekali lagi terjulur ke arah kepala Andin. Lelaki itu menatap tajam Kenzie. "Gue udah bilang, jangan sentuh dia."

Kenzie berdecak, lelaki itu menunjuk Andin dengan jari telunjuknya. "Emang apa spesialnya dia, gue liat lebih spesial Trisha dari pada dia."

Mendengar itu membuat Andin menggerutkan keningnya. Trisha? Siapa dia?

Bima hanya diam, lelaki itu tak berniat menanggapi Kenzie. Ia melangkah menjauh tanpa menoleh. "Gue pergi dulu, lo minta anter Kenzie aja kalo mau pulang," pamit Bima yang sudah berjalan ke arah pintu rumahnya.

"Ogah!" teriak kenzie, namun Bima tetap berjalan keluar tanpa mempedulikan penolakan dari Kenzie.

====== Delusi Waktu =======

"Sha!" panggilan itu membuat Trisha terburu meloncat pada kasurnya dan menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Ia tau siapa yang datang dan apa motif manusia itu menghampirinya sepagi ini.

Bima berdecak saat mendapati Trisha tertidur di atas kasurnya. Lelaki itu segera menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh sahabatnya itu. Dengan geram ia menaiki kasur gadis yang masih saja memejamkan matanya. Diletakkan kedua tangannya di antara Trisha sehingga ia terkurung dalam dua rentangan tangan Bima.

"Lo mau bangun sekarang atau mau gue cium?" ancam Bima tanpa basa-basi.

Mendengar itu membuat Trisha membuka matanya dengan cepat. Di sana, tepat beberapa centi di atasnya ia melihat wajah tampan Bima sedatar tembok kamarnya. Tidak ada tanda kemarahan ataupun gurauan dalam raut wajahnya saat ini.

"Mau gue cium?" tanya Bima.

Trisha berdecih mendengar pertanyaan itu. "Gimana gue percaya kalo wajah lo aja sedatar itu."

"O jadi lo mau beneran?"

"Nggak!" bantah Trisha yang tanganya telah mendorong jauh tubuh Bima.

"Aw..." Trisha memekik saat Bima dengan enteng menjewer kupingnya tanpa memberi aba-aba.

"Lo ngapain nulis kalo Kenzie itu serumah sama gue?" sambar Bima langsung.

Mendengar itu membuat Trisha menyeringai tanpa dosa. "Lagian kasian juga kalo tu anak nggak ada rumah, Bim."

"Ya nggak rumah gue juga, Sha."

"Terus mau di rumah siapa lagi, Bim? Rumah gue?" tanya Trisha. "Eh boleh juga."

Bima mengerjapkan matanya ketika Trisha berjalan menuju laptop yang berada di meja belajarnya. Gadis itu dengan santai membuka halaman word untuk menulis apa yang baru saja Bima sarankan. Bukan, lebih tepatnya yang dia pikirkan atas protes lelaki di kamarnya itu.

"Jangan menghapus apa yang udah lo tulis. Karna kalo lo hapus, sama aja lo ngehapus waktu yang semestinya berjalan. Semua detik yang udah berlalu itu nggak semestinya berbalik," tutur Bima saat jari telunjuk Trisha berada di keyboard tombol delete.

"Tapi kata lo, lo keberatan kalo Kenzie berada di rumah lo?" tanya Trisha polos.

Bima menghela nafas. Lelaki itu memang tidak menginginkan kehadiran Kenzie di rumahnya. Tapi ia juga tidak akan rela jika Trisha tinggal serumah dengan orang bernama Kenzie yang sama sekali tidak diketahui asal usulnya.

"Intinya, jangan ngehapus apa yang udah lo tulis. Karna lo akan kehilangan waktu yang berjalan semestinya."

=== Delusi Waktu ===

Delusi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang