SEPULUH

18 1 0
                                    

_kanaya

Sebagian keluarga tengah berkumpul di ruang tamu saat aku dan Alfin memasuki rumah eyang. Pakaianku telah berganti, jika tadi aku mengenakan celana jeans dan kaos sekarang aku mengenakan dress hitam selutut dengan setelan blezzer. Rambutku kembali aku gerai supaya terlihat lebih anggun. Sebenarnya aku lebih suka penampilanku yang tadi dari pada sekarang. Namun aku tak mau mengambil resiko Om adam akan menghinaku karena penampilanku yang tak pernah berubah dari dulu. Aku ingin melihat Om adam dan seluruh tercengang dengan penampilanku yang berubah anggun. Terlebih saat melihat siapa yang aku gandeng saat ini.

"Kanaya," tante mayang memelukku "kamu cantik sekali."

"Tante juga cantik,"jawabku basa basi.

"Ayah pikir kamu lupa jalan kesini,"

"Gak mungkin lah yah," aku menggandeng tangan alfin "tadi aku jalan-jalan dulu sama alfin makanya baru sampek," lanjutku.

Ayah menepuk pundak alfin, "makasih ya nak kamu udah jagain kanaya."

Alfin mengangguk, "sama-sama om."

Semua yang ada di ruangan tertuju pada aku dan Alfin.

"Siapa yang kamu bawa Kanaya?" tanya Eyang "kamu gak mau mengenalkannya pada kita," lanjutnya.

"Ini Alfin pacar aku," jawabku, sengaja aku memberi penekanan pada kata pacar, tak memperdulikan ekspresi Alfin.

"Mukanya familiar, kayak pernah lihat," ujar stella sepupuku, anaknya om Adam.

"Mungkin kamu pernah lihat saat Alfin di wawancarai di acara tv." jawabku. Alfin memang sering ikut papanya jadi bintang tamu di acara-acara yang memberikan inspirasi, secara Tomi Rahardian_Papanya Alfin adalah pengusaha kondang.

"Artis?"

"Anak sastra pacarnya ya gak jauh-jauh dari dunia hiburan," om Adam mencibir.

Aku tersenyum"Bukan om, Alfin bukan artis, dia anak pengusaha."

"Pengusaha?"

"Iya dia putra tunggal dari Tomi Rahardian, pemilik NTC group,"

Aku bisa melihat semua yang ada di ruangan ini terkejut mendengar yang aku ucapkan, Wajah om adam memerah, mulutnya menganga memandangi cowok yang ada di sampingku ini. Stella masih tak percaya, dia mendekati alfin berusaha mencocokkan wajah di depannya dengan foto yang ada di hapenya_entah dapat foto daru mana dia, sepertinya dia baru saja browsing. Stella memandang alfin kemudian beralih melihat foto di hpnya. Dia melakukannya berulang kali, sampai Alfin merasa risih.

"Non, mau lo pandang gue seribu kali wajah gue tetep sama sama yang di situ," alfin mengarahkan dagunya ke hp Stella yang terdapat foto dirinya. "itu emang foto gue. kecuali lo operasi plastik gue baru muka gue berubah."

"Iya gue percaya sekarang, lo putra dari tomi, tapi..," Stella beralih memandangku sesaat, "lo kug bisa sih pacaran sama kanaya?"

"Iya kamu kug mau pacaran sama kanaya?" sahut om Adam, seolah-olah aku memang tak pantas bersanding dengan alfin.

"Karena saya mencintai kanaya," Huff aku lega mendengar jawaban alfin. Aku dapat melihat Om adam lagi-lagi tercengang.

Memang inilah tujuanku mengajak alfin ke sini. Supaya orang sombong macam om adam tercengang. Selama ini dia selalu membanggakan bisnisnya. Membanggakan pacar anaknya yang katanya calon pengusahalah atau apalah. Sekarang aku berhasil membalas kesombongannya dengan memacari anak dari salah satu pengusaha tersukses. Perusahaan om adam sih gak ada apa-apanya di banding dengan perusahaan Tomi Rahardian yang telah merambah ke asia eropa.

Maaf, Aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang