"Bawa pergi Gadis, Al." Pimpinan mafia Naga Merah berjalan tertatih sambil menahan dadanya yang sudah berlumuran darah segar, karena tertembak.
"Papa...." Air mata Gadis sudah membasahi wajahnya.
"Om." Al berusaha membantu Luky berjalan, namun sayang, tubuh itu semakin berat hingga akhirnya mereka pun terjatuh.
"Al, di antara kita harus ada yang selamat. Bawa Gadis pergi dan selamatkan diri kalian. Jangan pikirkan aku, hiraukan aku, pergilah kalian!"
"PAPA...!!!" Gadis terbangun dari tidurnya. Napasnya tersengal dan peluh bercucuran dari tubuhnya.
Gadis mengusap wajahnya frustrasi, ternyata bayang-bayang kematian papanya dan kekasihnya selalu menghantuinya setiap malam. Gadis beranjak dari ranjangnya, dan berjalan mengambil air mineral untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Gadis beralih menatap bingkai foto, yang memperlihatkan dua lelaki yang sama besar cinta dan kasihnya untuk mereka. Saat melihat foto itu, dendamnya kembali membara.
"Tunggu pembalasanku, kalian sudah membunuh dua orang yang sangat berarti dalam hidupku." Gadis menerawang jauh, mengingat jelas wajah orang yang selama ini dia incar.
Gadis duduk di balik meja khusus, di sana terdapat alat-alat canggih miliknya, serta benda-benda peninggalan Alan. Mata tajamnya, seakan ingin segera membunuh pria yang sudah menembak Alan. Gadis membuka alat canggihnya, di dalam alat berlayar datar itu, memperlihatkan berbagai kegiatan yang ada di dalam sebuah gedung, dia terlihat sedang mengincar dan mengawasi sesuatu di sana selama ini.
"Elang...." Gadis berkata lirih saat melihat layar di depannya, menangkap gambar seseorang yang baru saja keluar dari mobil.
Senyum sinis dan licik tersungging di bibirnya. Gadis mengambil pistol FN peninggalan Alan, dari laci mejanya. Sebagai senjata sidearm untuk Personal Defense Weapon (PDW) FN P90, pistol Gadis ini, menggunakan peluru dengan jenis 5,7 x 28 mm. Senjata itu, aslinya hanya diperuntukan oleh pasukan elit atau khusus di banyak negara, termasuk Indonesia. Namun, karena bisnis Alan dan Luky dulu memperdagangkan senjata ilegal dengan berbagai macam jenis dan fungsinya, dengan sangat mudah Alan mendapatkan senjata semacam itu.
Dia mulai merakit ulang dan entah apa saja yang dia lakukan dengan pistol canggihnya. Dendam yang mendarah daging pada dirinya, mendorong Gadis untuk selalu melanggar hukum.
Wanita cantik dan pemberani itu, saat ini sudah menjadi seorang Mentor atau jika di kalangan mafia mengenalnya dengan sebutan Capo. Gadis membawahi ribuan plonco, dari berbagai negara, yang bergabung dengan gangster mafia Naga Merah. Para plonco harus menjaga mulut mereka rapat-rapat, namun membuka mata dan otak lebar-lebar. Saat plonco diketahui telah berkhianat, apalagi mereka bergerak mengancam keselamatan dan keberadaan markas Naga Merah, tak segan-segan Gadis menghabisinya dengan cara sadis dan tak akan dia beri ampun untuk keluarga dan orang yang bersangkutan. Itu dia lakukan, semata-mata untuk melindungi keberadaannya. Perintah Capo adalah perintah Dewa, dalam arti, tidak boleh ditolak, dan harus dikerjakan serta diselesaikan dengan sempurna, rapi dan jangan meninggalkan jejak.
"Tunggu saja permainannya, Elang Eka Yudha," ujar Gadis sinis tersenyum miring setelah usai merakit pistolnya.
Gadis Mahesa Robert, telah mengubah identitasnya, menjadi Gadis Mahesa Simbolon. Dia adalah orang satu-satunya yang lolos dari kejaran BIN, CIA, FBI dan FSB beberapa tahun lalu. Gadis adalah wanita yang tangguh dan pemberani, kerasnya kehidupan di sekitar, menuntunnya berjalan di jalan hitam. Hidupnya tak dapat tenang, sebelum dendamnya terbalaskan. Mimpi-mimpinya yang selalu hadir setiap malam, mendorongnya untuk melanjutkan misi balas dendam kepada seseorang yang telah menembak Alan, calon suaminya dulu, yang kini sudah meninggal dunia.
![](https://img.wattpad.com/cover/96586660-288-k999871.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GERILYA KLANDESTIN (Sudah Dibukukan)
Mister / ThrillerKetika cinta terjebak dalam misi rahasia. Dendam, cinta dan tugas negara. Paling sulit memilih salah satu di antara ketiga hal tersebut. Apa pun hal, yang melibatkan perasaan, apalagi itu cinta, sangat sulit untuk dipilih. Hal mana yang akan diperta...