OF A SECRET

2.1K 577 50
                                    

Clekek!

Suara putaran pistol terdengar sangat jelas di telinga Bima.

"Damn!" Bima mengumpat lirih saat kepalanya terasa ada ujung senjata yang sudah menempel.

Tubuh Bima seketika menegang, tangannya sudah siap memegang pistol yang terselip di kantong dalam blazer-nya. Ujung senjata itu berjalan maju hingga sampai di bagian kening Bima. Matanya terbelalak terbuka lebar sempurna melihat sosok yang menodongkan pistol di kepalanya.

"Anjani...." Bima berucap lirih saat melihat wajah garang dan sadis terpancar dari wanita di depannya itu.

"Apa kabar kamu, Honey." Suara wanita itu dibuat manja mengingatkan Bima kepada Anjani kekasih yang sangat dia cintai. "Apa kamu mengenal suara itu, Elang?" timpal Gadis membuat mata Bima semakin melebar saat orang di depannya memanggil nama sebutan dalam area BIN.

"Ka...ka...kamu?" Bima berkata gelagapan membuat Gadis tertawa lepas dan puas.

"Iya, aku adalah Anjani dan Anjani adalah Gadis. Kita orang yang sama dan dua identitas yang berbeda." Gadis menurunkan pistol FN-nya dari kepala Bima.

Bima tak habis pikir, wanita yang dia cintai sepenuh hati justru dialah orang yang selama ini dia incar.

"Kenapa kamu berkhianat?" tanya Bima berat hati.

Matanya memanas menahan air mata dan dadanya sangat sakit, karena wanita yang selama ini dia lindungi dan sangat dicintainya menghianati pengorbanannya.

"Kamu yang bodoh, Bim! Buta karena cinta! Hingga kamu nggak sadar bahwa hidupmu selama ini berselimut dengan malaikat penyabut nyawamu sendiri!!!" Gadis berucap tepat di depan wajah Bima. Wajahnya mengeras dan geram.

"Kenapa kamu melakukan ini, An?" tanya Bima kecewa dan sangat pelan.

Gadis alias Anjani menatap tajam mata Bima. Di dalam manik matanyanya masih ada cinta yang menyentuh kalbunya. Hampir saja hati Gadis kembali jatuh kepada sosok yang sebenarnya sudah mulai menyembuhkan luka hatinya pascameninggalnya Al. Namun tatapan Bima ke dalam iris mata Gadis berbeda dengan yang dulu. Dia dapat melihat cinta namun berselimut dendam, amarah dan benci.

"Kamu nggak sadar siapa orang yang sudah kamu bunuh di hutan liar itu. HAH?!!!" Mata Gadis masih menatap tajam seakan siap membunuh Bima saat itu juga.

Bima bergeming mengingat kejadian yang sudah lama terjadi. Dia juga merasakan kekecewaan yang sangat besar kepada Gadis. Apa tujuannya menyamar menjadi Anjani? Bima tak habis pikir dan tidak pernah menyangka. Kekasih yang sangat dia cintai dan jaga, tega berbuat seperti itu.

"Al Capone Frank Simbolon alias Alan Simbolon Roberto. Mantan anggota CIA. Sahabat sekaligus orang yang berjasa besar untuk kamu masuk menjadi anggota BIN. Orang yang rela mati untuk menyelamatkanmu dari penembakan kasus beberapa tahun silam yang diusut CIA dan BIN. Kamu mengira Al Capone Frank Simbolon sudah mati tertembak, namun sayang pikiran kalian semua salah!!!

"Dia terlalu cerdas mengelabuhi orang-orang hingga semua mengira dia sudah tewas tertembak dan jasadnya jatuh ke sungai berarus tinggi. Memang benar dia hanyut terbawa arus, tapi sayang, gadis iblisnya sudah menyelamatkan nyawanya, yaitu Gadis Mahesa Simbolon yang kamu kenal sebagai Anjani Resta."

Penjelasan Gadis membuat lutut Bima lemas dan berasa seperti jelly hingga tak mampu menopang tubuhnya. Perasaan Bima seakan langit runtuh menimpa dirinya.

"Al Capone Frank...." Bima mengingat sahabat yang sudah berjasa besar untuknya selama ini.

"Menjadi seorang intelijen itu kita harus bisa memasang mata, telinga dan otak lebar-lebar."

"Lo, harus hati-hati. Ibarat dunia intelijen itu tembok dan pohon bisa aja mendengar."

"Jangan takut mati, karena memang dasarnya manusia itu semua akan mati."

"Jangan buta karena cinta, karena kawan bisa menjadi lawan."

"Untuk bisa selangkah terdepan dari lawan, kita harus bertarung secara agresif dengan wajah tenang."

Bima mengingat semua pesan yang Al tinggalkan untuk dirinya. Gadis yang berdiri di depan Bima sudah siap mengacungkan pistol FN ke arahnya. Mata Bima semakin memanas dan perasaan bersalah menggelayut dalam hatinya. Dia menatap Gadis nanar, pandangannya mengabur.

"Bunuh aku sekarang, jika memang itu bisa mebuat kamu puas dan aku bisa membayar semua kesalahanku pada Al Capone. Lebih baik aku mati di tangan orang yang aku cintai." Bima berkata tulus dari lubuk hatinya membuat perasaan Gadis bergetar tak tega.

Tapi dia harus menghempaskan rasa kasihan dan cinta yang mulai bersemi di dalam hatinya. Dendamnya harus tetap terbalaskan karena dia sudah berjanji kepada Al, Luky dan dirinya sendiri.

"KAMU SUDAH MENGHANCURKAN KEBAHAGIAANKU. KAMU MERENGGUT SEMUA IMPIANKU DAN AL!!!" Gadis berteriak keras menumpahkan semua emosi yang selama ini dia pendam.

"TEMBAK AKU SEKARANG JIKA ITU BISA MEMBUAT KAMU PUAS DAN BISA MEMAAFKAN SEMUA KESALAHANKU. LEBIH BAIK AKU YANG MATI KALAU HARUS HIDUP TAPI MENJADI MUSUHMU!!!" pekik Bima tak kalah kencangnya.

Gadis menahan suara tangisannya namun mata indahnya tak dapat berbohong. Ia selalu mengeluarkan air mata, tangannya gemetar sangat berat melepaskan peluru ke Bima. Cinta dilandasi dendam dan pengabdian negara. Hati Gadis tak memungkiri jika selama ini dia terjerumus dalam permainannya sendiri.

Selama pengintaiannya terhadap Bima, tak dia sadari bahwa di sudut ruang hatinya, sudah mulai tumbuh benih cinta yang mengakar erat di dasar hatinya. Tak dapat dielakkan lagi ternyata cinta hadir seiring berjalannya waktu. Pernah dia menepis hadirnya cinta, namun perhatian dan besarnya cinta yang Bima miliki justru memupuk benih-benih cintanya. Rasa nyaman yang hilang dia dapatkan kembali pada diri Bima.

Dor!!!

Tubuh Gadis tumbang ke depan hingga terjatuh tengkurap di depan Bima. Wajah Bima shock dan langsung menatap lurus ke depan. Seseorang berdiri di depannya sambil mengangkat senjata dan tersenyum licik. Tubuh Bima melunglai melihat mata Gadis berlinang air mata dan dari kepala belakangnya darah segar mengalir. Senyum tersungging manis di bibirnya saat Bima menatapnya nanar. Bima mengangkat pistolnya dan....

Dor!!!

Senyum sinis dan seringaian jahat tertarik dari kedua sudut bibir yang melepaskan tembakannya tepat mengenai bahu Bima. Tangan Bima memegangi bahunya, perlahan tubuhnya terjatuh berlutut lemas di tanah.

"Lukman." Bima merintih kesakitan menyebut nama seseorang yang sudah tega menghabisinya dan Gadis.

Penglihatan Bima meredup dia melihat Lukman lari dan samar-samar mendengar mesin mobil dikemudikan cepat. Tubuh Bima pun jatuh ke tanah kesadarannya menurun, dengan sisa tenaga yang dia miliki, Bima menyeret tubuhnya mendekati Gadis. Tangannya menggapai tangan Gadis yang sudah terasa dingin.

"Anjani...." Suara Bima sangat pelan.

Gadis yang masih samar-samar mendengar lirih panggilan Bima berusaha sekuat tenaga menggerakkan kepalanya yang terasa sangat sakit dan berat. Gadis tersenyum sangat manis membalas genggaman erat tangan Bima. Keduanya sudah tergeletak di tanah, darah yang keluar dari mereka mengalir bertemu menjadi satu.

"I love you."

Perasaan Bima menghangat saat bibir tipis yang sudah mulai memucat mengisyaratkan kata cinta untuknya.

"I love you more." Bima membalasnya hingga pandangan mereka mengabur, semakin lama semakin redup dan semua menjadi gelap.

########

Rex_delmora

Ciyeeeee... sudah terbongkar semuanya. Lalu setelah ini bagaimana ya? Ayoooo kita tebak-tebakan lagi. Apakah Gadis selamat? Kemungkinan sangat kecil karena dia tertembak dibagian kepala. Jika Bima, kemungkinan besar masih bisa diselamatkan. Hahahahaha

Terima kasih untuk vote dan komentarnya.

#28032017

GERILYA KLANDESTIN  (Sudah Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang