2. BURONAN

1.6K 168 11
                                    

Gambar: Cinderella, sang buronan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambar: Cinderella, sang buronan.
.
.
.
.
.

Derap langkah Ella begitu mengusik sekitar, berlari mengikuti jalanan yang entah dimana ujungnya. Belasan pria dengan seragam dan senjata lengkap terus saja mengejar dirinya, tak merasa lelah bahkan setelah nyaris satu jam tak juga mendapatkan buruannya—Ella. Entah sudah berapa banyak para pria berseragam itu berurusan dengan gadis yang tidak pernah sekalipun sanggup mereka jebloskan ke dalam penjara, mati-matian berusaha menangkap buronan paling terkenal di kalangan para penjaga kota.

Ketika kaki Ella sudah mati rasa karena kelelahan berlari, sebuah tangan menariknya ke gang sempit. Tangan itu membekap mulut Ella, memegangi tangannya agar gadis itu tidak meronta dan membuat suara berisik. Ella yang semula berusaha melepaskan diri dari kukungan tangan yang menahan tubuhnya langsung terdiam ketika ia sadar siapa gerangan orang di belakangnya ini.

Kerumunan orang-orang yang mengejar Ella berlari melewati tempat sang gadis berada, tidak melihat Ella seolah ia tembus pandang saja.

"Apa kau gila, Ella?" bisik orang yang berada di belakang Ella ketika para pengawal kerajaan telah berada cukup jauh. "Sudah kukatakan untuk tidak melakukan tindakan kriminal saat ini, kau bisa tertangkap. Kau tidak lihat banyak sekali poster pencarianmu dengan hadiah besar tidak peduli kau hidup atau mati," lanjutnya.

Tanpa menolehkan kepala, Ella tahu siapa yang sedang bicara saat ini. Mendengar celotehannya sudah cukup membuat telinganya gatal, entah sudah berapa puluh kali pria yang juga adalah rekannya itu sejak dua tahun ini mengatakan hal itu padanya.

"Kau ini berisik sekali. Kau lihat sendiri kalau aku tidak tertangkap, kan," ujar Ella yang melepaskan diri dari kukungan tangan sang pria.

"Jangan bersikap sombong hanya karena kau tidak pernah tertangkap, Ella. Kau bisa tertangkap kapan saja di saat seperti ini, jangan bermain tanpa berpikir dulu," kata sang pria yang berusaha memberitahu sang gadis kalau tindakannya salah.

Ella hanya menghela napas panjang mendengarkannya, seraya duduk di tumpukan tong kayu kosong yang berjejer di dalam gang sempit ini.

"Kau seperti tidak mengenalku saja, Ryan. Aku tidak mungkin tertangkap semudah itu, jadi tenang saja. Lagipula, aku mendapatkan banyak sekali keberuntungan hari ini," kata Ella sambil menunjukan kantung besar berisi logam emas yang ia curi beberapa waktu lalu. Terlihat mengundang mata siapapun yang melihat.

"Kali ini siapa yang kau curi," tanya Ryan yang takjub melihat isi dari kantung usang itu. "Dia benar-benar gila," gumamnya yang menatapi isi dari kantung curian teman baiknya, memberitahu kalau kata gila itu memang pujian untuk Ella.

"Bangsawan dari negeri seberang yang cukup berulah. Keamanan di penginapan mereka sangat payah, mudah sekali mencuri dari mereka."

Ryan menatap Ella dengan raut tidak percaya. "Kau melakukan sendiri pencurian ini? Kau tahu itu sangat berbahaya, kan? Apa kau benar-benar sudah bosan hidup? Jika mereka menangkapmu kau bisa masuk penjara atau bahkan yang lebih buruknya lagi adalah hukuman mati?!"

AFTER MIDNIGHT (Another Side Of Cinderella) [COMPLATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang