21. KHAWATIR

482 68 10
                                    

(A/N): Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankannya, saya sebagai Author After Midnight mohon maaf kepada Readers sekalian jika ada salah kata atau perbuatan yang disengaja ataupun tidak, yang mungkin tersinggung dengan ucapan saya tanpa saya tahu. Semoga puasa kita lancar hingga akhir  (o^^)o

Dan silahkan lanjutkan membaca After Midnight untuk menemani puasa para Readers sekalian
(´ヮ')
.
.
.
.
.
.
.
.

Entah sudah berapa kali Ella berusaha untuk menerobos penjaga kerajaan, tak ingin menyerah hanya karena mereka berbadan lebih besar darinya ataupun berseragam yang membuat siapapun bergetar takut. Mungkin lebih tepatnya Ella tidak bisa menyerah saat ini.

Kabar yang terdengar telinganya, seolah meruntuhkan dunia sang gadis pirang tersebut. Ia tidak pernah menyangka kalau pria yang sudah resmi menjadi suaminya itu harus mendekam dalam dinginnya jeruji besi hanya karena kehadiran Ella dalam hidupnya. Ella tahu benar bagaimana keadaan penjara bawah tanah kerajaan, bagaimana dinginnya dinding dan lantai yang amat begitu menyiksa. Ella tahu karena ia pernah merasakannya walau hanya tidak lebih dari satu minggu.

"Nona, sudah kukatakan kalau Anda tidak bisa menemui Tuan Erik. Tidak ada yang boleh menemuinya tanpa izin dari sang raja. Tidak peduli seberapa keras anda berteriak, ini tetap perintah," ucap salah satu penjaga yang terlihat lelah meladeni ucapan Ella agar gadis itu di perbolehkan masuk.

"Kumohon, sekali saja. Biarkan aku bertemu suamiku sekali saja," Ella memohon dengan amat sangat, seolah ia menelan semua harga diri yang selalu ia jaga selama ini.

"Sudah berapa kali kukatakan bahwa Anda tidak bisa masuk, lebih baik Anda pergi dari sini sebelum saya panggilkan penjaga lain untuk mengusir Anda," ancam penjaga berbadan tak jauh lebih tinggi dari pria pada umumnya. Jelas sekali kalau kekesalan terlihat di wajahnya yang menampakkan garis usia paruh baya.

Anggaplah Ella sudah kehilangan akalnya saat ini. Dengan harapan terakhir, Ella mempermalukan dirinya sendiri di hadapan orang lain untuk pertama kalinya. Ia berlutut di hadapan penjaga gerbang, tidak peduli dengan tatapan orang yang berlalu-lalang dan mencuri pandang ke arah Ella dengan tatapan penasaran. Ella sudah tidak tahu harus melakukan apa, tidak ada yang bisa ia lakukan untuk menyelamatkan suaminya dari hukuman, bahkan untuk bertemu dan bicara saja seolah mustahil untuknya saat ini. Sudah dua hari Ella berusaha bertemu dengan Erik, tapi gagal. Ia selalu diusir dengan paksa oleh para penjaga karena membuat keributan di depan gerbang masuk istana.

"Ja-jangan seperti itu, Nona," kata penjaga yang kini amat terkejut karena melihat Ella melakukan hal yang mungkin tidak pernah sampai ia pikirkan.

"Kumohon, biarkan aku bertemu dengan suamiku. Aku hanya ingin bicara padanya dan mencari tahu apa yang terjadi, kumohon. Ini permintaan seorang istri, kumohon biarkan aku masuk, Tuan," pinta Ella yang sudah mengiba dengan tangisan menohok hati.

"Saya tidak punya kewenangan-"

"Biarkan dia masuk," sebuah suara memotong ucapan penjaga yang bingung melihat Ella. "Jangan pernah biarkan seorang wanita sampai berlutut seperti itu di depan kerajaan, itu bukanlah apa yang diajarkan oleh mendiang Raja sebelumnya."

"Ya-Yang Mulia?!" seru sang penjaga yang terkejut ketika melihat Raja dari negerinya ini berada tak jauh darinya.

Mata Ella yang basah menatap sosok familiar berjalan mendekat ke arahnya. Dengan pakaian hijau dan celana putih, membuatnya teringat akan pertemuan mereka yang pertama empat tahun lalu di hutan.

"Bangunlah. Aku tidak bisa membiarkan temanku berlutut seperti ini," kata pria dengan senyum menawan yang sudah lama tidak Ella lihat. Ia mengulurkan tangannya untuk membantu Ella berdiri. "Biar kuantarkan dirimu ke tempat Erik."

AFTER MIDNIGHT (Another Side Of Cinderella) [COMPLATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang