Bagaimana jika pangeran tak pernah mencari pemilik sepatu kaca, dan Cinderella tidak pernah bertemu dengan sang pangeran?
Di sinilah cerita dengan akhir berbeda dari Cinderella. Akhir kisah tidaklah berujung bahagia dengan sang pangeran, melainkan a...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gambar: Ryan Meyer, Bandit Kerajaan . . . . . . . .
Otak Ella sudah terasa panas ketika nyaris berjam-jam berpikir cara melarikan diri dari sini. Hanya karena ia mengatakan terserah kepada pria yang mungkin hanya terpaut dua tahun darinya itu, bukan berarti Ella akan diam saja menerima nasibnya yang mungkin berakhir di tiang gantungan. Tidak, Ella tidak akan membiarkan hal itu.
Kedua alis Ella terangkat ketika kepalanya memberitahu sesuatu yang menarik.
Dengan sigap ia mengangkat kedua tangannya ke atas kepala. Ia rogoh rambut pirangnya, mencari sesuatu yang ia butuhkan dalam keadaan seperti ini. Senyum terulas di wajahnya ketika ia mendapatkan benda kecil dari rambutnya yang tidak akan pernah orang sangka adalah senjata terkuat Ella. Aksesoris rambutnya yang terbuat dari besi kecil seperti lidi.
Ia tarik dan ia pelintir benda itu dengan tenaga yang ia punya, membentuknya hingga salah satu ujung dari benda itu melengkung.
Segera Ella memasukan benda itu ke lubang kunci penjara, memutar-mutar dan menekannya. Butuh waktu yang tidak sebentar dan juga kesabaran yang luar biasa untuk melakukan hal yang sudah sering sekali Ella lakukan, dan kesabaran Ella yang sudah terpupuk sejak ia kecil selalu membuatnya berhasil melakukan apa yang ia pikirkan. Jangan tanya bagaimana ia bisa melakukan hal seperti ini, tentu belajar dari para bandit dan pencuri kerajaan yang lebih unggul darinya dalam melakukan hal melarikan diri.
CKREK
Ella tersenyum begitu puas ketika pintu penjara yang menahannya terbuka, menggoda Ella untuk secepatnya melarikan diri.
"Pria itu tidak cukup pintar untuk menangkapku, ia lupa kalau ia sedang menangkap buronan yang berhasil melarikan diri selama dua tahun," gumam Ella dengan wajah senang.
Perlahan dan hati-hati Ella memerhatikan sekelilingnya, melihat apakah ada penjaga yang menjaga tempat ini. Melihat keadaan yang aman, Ella dengan cepat berlari menaiki anak tangga menuju ke atas, membuatnya sadar kalau ia berada di penjara bawah tanah. Tidak heran kalau udara sedikit tipis di dalam ruangan itu, serta hawa dingin yang cukup menusuk. Ingatkan Ella untuk tidak bertamu ke ruangan itu lagi setelah ini.
"Hei, siapa itu?" Suara dari belakang Ella membuatnya terkejut. "Tawanan melarikan diri!" teriak orang itu ketika melihat Ella yang ia kenal sebagai tawanan yang dibawa sang atasan.
"Sial," gumam Ella yang dengan cepat melesat menuju ke ruang terbuka. Mencari jalan yang tepat untuk keluar dari kukungan tempat nan besar ini. "Sejak kapan aku ada di istana," lanjut Ella yang kesal karena ketidaktahuannya.
Rasanya aneh ketika ia harus kembali lagi ke tempat yang sudah nyaris ia lupakan setelah malam besar itu. Walaupun begitu, kepalanya masih bisa mengingat dengan baik jalanan yang pernah ia lalui ketika melarikan diri dari sang pangeran yang berkejaran dengan waktu. Rasanya seperti de javu sekarang, hanya saja yang mengejarnya kali ini bukanlah pangeran tampan melainkan para penjaga kerajaan yang membuatnya geram.