19. HARI MEMBAHAGIAKAN

608 70 15
                                    

(A/N): Untuk pembaca setia AFTER MIDNIGHT, saya mohon maaf karena tidak update beberapa minggu ini. Sebagai permohonan maaf kepada readers semua, saya akan memberikan dua chapter sekaligus untuk readers semua..(ノД') selamat membaca.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kurasa aku sudah menentukan pilihanku, Ryan. Aku tidak akan pernah menyesal dengan pilihanku," ucap Ella dengan suara yang hanya di dengar oleh Ryan.

Senyum Ryan mengembang, membuat pria dalam balutan pakaian pernikahan serba hitam itu semakin tampan. Senyum lembut yang jarang sekali Ryan perlihatkan untuk orang lain. "Terima kasih karena telah memilih dengan hatimu, aku menerimanya dengan senang hati, Ella."

"Kau adalah orang yang sangat berharga untukku, Ryan. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika aku tidak bertemu denganmu malam itu, bagaimana aku benar-benar bersyukur. Kurasa kau benar tentang perasaanku padamu, tapi aku bersungguh-sungguh kalau aku begitu menyayangimu. Maaf, jika aku menyakiti hatimu hari ini dan bahkan mungkin hingga bertahun-tahun ke depan. Tapi, kuharap kau masih mau berteman denganku dan tidak akan pernah ada yang berubah di antara kita. Sekali lagi maafkan aku, Ryan," ucap Ella dengan pandangan bersalah bercampur bahagia yang hanya bisa dilihat oleh Ryan.

Tangan kekar yang bisanya begitu kasar dan tidak kenal ampun saat menghabisi musuh, kini mengusap kepala Ella dengan begitu lembut. "Tidak perlu minta maaf, kita tidak bisa memaksakan perasaan kita akan jatuh cinta kepada siapa. Aku akan tetap ada di sampingmu seperti selama ini, jadi jangan takut. Kau benar-benar cantik hari ini, Ella. Aku akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu. Sekarang kurasa sudah saatnya kau bertemu dengan calon suamimu yang sebenarnya."

Anggukan Ella menjadi tanda bahwa kisah baru akan dimulai, kisah yang tidak akan pernah diduga oleh satu orang di ruangan yang penuh dengan ornamen putih nan memukau mata setiap orang yang hadir.

Erik bingung dan nyaris tidak sanggup sekedar untuk terkejut ketika tangan Ella yang berada di genggaman Ryan, kini berpindah ke tangan Erik yang sejak tadi bebas. Manik topaz Erik melebar saat melihat senyum adiknya yang sudah lama sekali tidak ia lihat, senyuman tulus tiada dua untuk seorang Erik.

"Apa yang terjadi?" tanya Erik yang masih diselubungi oleh kebingungan akan yang sedang dua orang di hadapannya ini lakukan.

"Kau pikir kenapa aku menyuruhmu berdiri di sini, hah?" cengiran Ryan merekah seolah senang melihat reaksi dari kakaknya yang benar-benar ia suka.

"Aku adalah pendampingmu hari ini, tapi kenapa Ella-?" Erik bahkan tidak sanggup menyelesaikan ucapannya. Erik benar-benar terlihat seperti orang bodoh sekarang.

"Gadis pirang itu menolak perasaanku, dan justru memilih dengan pria lain di hari pernikahannya sendiri," ejek Ryan dengan sengaja. "Dia benar-benar gadis yang nakal."

"Berhentilah mengatakan yang tidak-tidak atau kuhajar kau!" bentak Ella dengan wajah yang sudah merah padam karena malu.

"Uuuhh~lihatlah betapa menggemaskannya ketika kau malu-malu seperti itu, Ella," goda Ryan yang seolah tidak sadar kalau mereka bertiga berada di atas altar. Beruntung karena hanya pendeta mereka saja yang mendengarkan dan tidak berniat mengganggu.

"Apa maksudmu, Ryan?" tanya Erik yang menyela keasyikan Ryan.

Ryan menghela napas panjang, yang kemudian menatap sang kakak dengan sendu. "Ella mencintaimu, dia hanya tidak sadar. Setelah aku bicara padanya dua hari lalu, kurasa ia memikirkan setiap saat siapa yang patut mendampingi hidupnya. Aku tahu kalau Ella akan memilihmu, karena aku sangat tahu bagaimana dirinya. Dan pernikahan hari ini sebenarnya adalah untukmu dan Ella, untuk itu aku minta kau berada di sini."

"Tapi, jelas-jelas kalau Ella menolakku. Ia tidak punya perasaan apapun padaku. Lagipula aku tidak ingin bersikap egois dengan mengambil gadis yang kau suka, Ryan."

AFTER MIDNIGHT (Another Side Of Cinderella) [COMPLATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang