18. Cinta yang salah

28.7K 3.3K 121
                                    

Jika hanya menuruti cinta, segala dosa pasti kan tertimpa. Namun jika hanya menggunakan logika, semua yang kau cinta pasti tak akan mudah.

Sama seperti ketika kau dan dia yang terlibat cinta harus terhalang oleh ikatan darah yang mengalirkan komposisi yang nyaris sama di tubuhmu. Bukan cinta anak kepada ibu yang menjadikannya sayang selamanya. Namun cinta ini membuatmu buta dan mengharapkan untuk memiliki selamanya.

Dan itu jelas salah.

Karena dalam dunia ini, manusia yang menganut teori cinta itu buta, akan terkubur dalam neraka.

Dan Lintang tak mau jika hidupnya seperti itu.

Ia sadar akan dosanya. Ia paham pada salahnya.

Namun ketika ia ingin mencoba bangkit dan membersihkan salahnya, Tuhan memberinya hukuman untuk mempertanggung jawabkan segalanya.

Jadi di sinilah Lintang berada.

Meringkuk dengan punggung melengkung seperti janin di atas ranjangnya. Menanti dengan sabar eksekusi apa yang akan di jatuhkan hakim untuknya. Lintang menggigit bibir bawah agar tak menangis. Sekuat tenaga mencoba berlapang dada, mengakui bahwa semua ini adalah salahnya. Karena itulah, mengapa ia memang pantas menerima hukuman.

Dan hukuman itu memang tak berbentuk fisik seperti cambuk yang memukul badan, atau selayaknya pisau yang menyayat nadi. Hukuman yang di jatuhkan Tuhan untuknya adalah berupa kekecewaan yang dirasakan orang-orang yang ia sayang.

Seperti Mas Bisma, Mbak Ina, Mas Bagas dan Mbak Farah tentu saja.

Lalu juga ... Adam.

Lintang menutup mata saat nama itu mendera hatinya. Denyutan yang berbeda di tunjukan sang hati ketika ia mengingat nama pria itu. Dan Lintang tak tahu perasaan bersalah macam apa yang menggedor sukmanya. Yang jelas hanya, ia tak terbiasa dengan kepedihan di mata pria itu.

Semua salahnya. Tapi kenapa banyak orang yang harus menjadi korbannya?

Dia yang tak becus menjaga hati dan perasaannya. Dia yang tak bia mengontrol hasratnya. Dan semua adalah salahnya. Karena dia yang lebih dewasa dari Dennis, seharusnya bisa mengajarkan dan memberi pengertian pada ponakannya itu. Bukan malah terjerumus dan menerima begitu saja perasaan keponakannya tersebut. Hingga kemudian saling mengembangkan perasaan mereka dan menenggelamkan akal sehat keduanya.

Demi Tuhan... ia pantas menerima kutukan.

Tapi yang paling membuat Lintang merana adalah wajah pias Adam ketika mendengar kebenaran yang Dennis beberkan tadi. Bagaimana kecewanya pria itu padanya. Dan Lintang harus menggigil, ketika bukan murka yang ia dapat dari kakaknya. Lintang masih ingat bagaimana bahu Bisma merosot turun setelah pria tersebut menanyakan kebenarannya pada Lintang. Yang hanya mampu ia jawab dengan tangisan di sudut mata.

"Mas ..." entah untuh siapa rintihannya. Tetapi yang jelas, Lintang menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang telah ia perbuat hingga melukai semua orang. "Maafin Lintang." Bibirnya bergetar saat nyatanya ia mampu terisak lagi. Penyesalannya terlalu dalam, hingga terasa menusuk kuat disanubarinya.

"Tante...!! Di panggil Papa ke bawah!"

Ketukan pintu beserta suara melengking Rivan menjadi pertanda, bahwa Bagas pun telah tiba. Mereka pasti memilih jalur udara untuk sampai ke Bandung petang ini. Mengingat telepon parau dari Mas Bisma tadi, jelas membawa kepanikan sendiri untuk Bagas yang berdomisili di Jakarta.

Untuk Ina sendiri, Lintang tak terlalu ambil pusing terhadap penilaian kakak-kakak iparnya. Karena sekarang adalah porsi saudara kandungnya yang perlu ia pikirkan. Sosok-sosok pejuang hebat yang telah menasbihkan diri untuk merawatnya, kini ia buat kecewa hanya karena rasa yang tak pantas.

Different Taste (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang